Senin, 17 Maret 2008

HIDUP DALAM KASIH TERHADAP SESAMA


HIDUP DALAM KASIH TERHADAP SESAMA

(BAGAIMANA MENGAMPUNI & MEMAAFKAN)

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Matius 22:37-39)

Bilamana kita membaca dalam ayat yang ke 39, dikatakan “hukum yang sama dengan itu” = “SAMA” atau setara dengan mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Tuhan Yesus menghendaki kita semua untuk mengasihiNya dan bukti kita mengasihiNya adalah dengan mengasihi sesama kita. Mengasihi sesama kita manusia seperti mengasihi diri sendiri.
Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. (1 Yoh 2: 9-11)
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. (1 Yoh 4:7, 11-12)
Hidup dalam kasih terhadap Tuhan dan sesama merupakan tanda kita ini seorang anak Tuhan.
Mengapa Tuhan tidak menghendaki kita sebagai anak-anakNya tidak hidup dalam kepahitan maupun dendam?:
Bila kita hidup dalam kepahitan atau dendam maka kesalahan kita pun tidak diampuni Bapa sebab ada tertulis,” Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Mat 6:14-15)
Kepahitan merusak karakter kita. Bila kita mencemarkan nama seseorang akibat perkataan itu akan mempengaruhi penilaian orang lain terhadap individu yang dibicarakan. Harus diingat Tuhan mencari penyembah-penyembah yang benar (The True Worshippers) dan bukan the True Gossipers. Sebagaimana ada tertulis,” agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. (Ibr 12:15b)
Lidah kita dapat menjadi sumber berkat atau kutuk tergantung, siapa yang bertahta dalam hati kita. Tuhan menghendaki lidah kita untuk membangun sesama, menasehati, mewartakan Kabar Baik dan menjadi berkat, bukan sebaliknya. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. (Yak 3:5-6)
- Akar pahit menimbulkan sakit penyakit yang mendera tubuh kita. Dalam banyak penilitian orang yang menderita stress, kanker, dan lain-lain; biasanya bermuara dari kepahitan terhadap seseorang atau sekelompok orang. Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. (Ams 15:13) dan Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. (Ams 17:22)

Apa Yang Tuhan Mau agar kita Lakukan?

1.Berkati mereka yang melukaimu, sebab ada tertulis,” Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! (Rm 12:14)
2.Tunjukkan kasihmu dalam tindakan, sebab ada tertulis,” Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Rm 12:17,21)
3.Berdoa bagi mereka yang telah melukaimu, sebagaimana tertulis,” Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Mat 5:44)

Bagaimana dengan Teladan Kristus sebagai barometer kita?

Dalam Injil Yohanes 3: 16,” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Disebabkan kasihNya yang begitu besar, Ia mengaruniakan atau memberikan AnakNya yang tunggal bagi kita, manusia berdosa, agar beroleh kesempatan kembali (a second chance).
Apakah sebenarnya kita layak menerima keselamatan itu? Mari kita baca bersama Injil Matius 18:21-35, Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." Sebenarnya kita sangat tidak layak menerima pengampunan tersebut. Hanya oleh kasih karuniaNya yang besar saja kita beroleh pengampunan. Sebab itu kita pun sudah sepatutnya orang yang bersalah pada kita.
Perihal “MENGAMPUNI” sangat penting sebab ini merupakan PERINTAH TUHAN.

PINTU MEMAAFKAN
Cara pandang kita yang perlu diubah agar dapat memaafkan:
a.Semua orang telah jatuh dalam dosa, termasuk kita (Rm 3:23)
b.Orang yang menyakiti belum hidup di dalam Tuhan atau bila pun sudah percaya Tuhan, ia pun masih dalam proses pertumbuhan rohani.
c.Memberi maaf merupakan kualitas seorang pengikut Kristus.(Mat 5:46)

PROSES MEMAAFKAN
1.Akui sakit hati yang anda alami.
2.Coba untuk memahami alasan orang yang telah menyakiti kita.
3.Sadari bahwa ada kalanya anda tidak dapat memikul beban itu seorang diri.
4.Sadari ada luka yang kadang menyebabkan amarah.
5.Menerima kenyataan bahwa luka masih ada dan coba hadapi realita tersebut.

BEBERAPA LANGKAH PRAKTIS MEMAAFKAN
a.Mengakui kebutuhan anda untuk dipulihkan.
b.Mengakui adanya emosi yang negatif.
c.Belajar untuk mengampuni (melangkah) (1 Kor 10:13)

MENGAMPUNI BUKAN BERARTI MELUPAKAN:
Definisi mengampuni: Ketetapan hati yang menyatakan tidak ada gunanya bersembunyi, menderita, membenci, dan membalas dendam.
Pengampunan berarti melepaskan semua emosi negatif yang berkaitan dengan peristiwa di masa lalu.
Hasil dari mengampuni adalah diri kita menjadi bebas untuk menempuh jalan yang memungkinkan perkembangan sejati menuju kematangan.

Rabu, 05 Maret 2008

kebahagiaan tidak bisa dibeli


KEBAHAGIAAN TIDAK BISA DIBELI

Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan, dan sekarang sudah ada
penelitian yang membuktikannya. Para peneliti Australia menemukan bahwa
masyarakat yang serba berkecukupan termasuk dalam kelompok yang kehidupannya
paling menyedihkan, sedangkan mereka yang berada di lingkungan termiskin justru
merasa lebih puas dengan kehidupan mereka.
“Hanya pada tingkat yang sangat, sangat tinggi, uang memiliki peranan sebagai
penengah,” kata peneliti Universitas Deakin Liz Eckerman.
“Uang sesungguhnya tidak dapat membeli kebahagiaan dan hal itu ditunjukkan
sangat jelas terhadap 23 ribu orang yang telah kita wawancarai sejauh ini,” dia
menjelaskan kepada radio ABC.
Penelitian yang digelar sejak 2001 menunjukkan tidak ada ‘ekstremis’ dari kaum
kaya raya Australia, sementara wilayah yang paling bahagia berada di populasi yang
lebih rendah, yaitu lebih banyak pada masyarakat yang berusia 55 tahun atau lebih,
wanita dan telah menikah.


Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan, sebab walaupun berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah
tergantung dari pada kekayaannya itu.”
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak
barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah,
minumlah dan bersenang-senanglah!
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga
jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk
siapakah itu nanti?
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya
sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Lukas 12:15,19-21

Selasa, 04 Maret 2008

STRESS


STRESS

Stres merupakan gejala tegangan kejiwaan yang timbul akibat suatu perubahan antara
konstelasi situasi-kondisi hasrat plus harapan dengan realita, situasi-kondisi lingkungan kejiwaan
pihak yang bersangkutan.
Manusia akan mudah stres bila kebutuhan dasarnya-kebutuhan biologis, kebutuhan akan rasa
aman dan damai, kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, dan sebagainya, tidak terpenuhi.
Dalam bahasa Indonesia, stress dapat disamakan artinya dengan gangguan atau kekacauan
mental dan emosional.
Beberapa tahun terakhir, sejumlah penelitian menunjukkan saat Anda merasakan tuntutan
situasi melebihi kemampuan Anda-bisa memicu resiko terkena penyakit/melemahkan sistem
kekebalan yang dalam jangka panjang stres akan berdampak pada tubuh.
Bagi kebanyakan wanita, yang bekerja di rumah membesarkan anak/mengejar karier, stres dari
hari ke hari adalah kenyataan hidup. Pada kenyataannya, hormon wanita estrogen diperkirakan
menumpulkan respon menghadapi stres. Aktifitas yang sangat efektif ialah olahraga. Pada saat
berolahraga, otak memproduksi endorphins, salah satu bahan penenang yang dihasilkan otak
yang berhubungan dengan pengurangan rasa sakit dan meningkatkan kesenangan. Endorphins
menolong wanita menjadi lebih tenang, lebih santai, sedikit muram dan sedikit frustasi.
Dalam kasus-kasus tertentu, konsultasi profesional bisa sangat membantu untuk mengurangi
stres, terutama jika persoalannya adalah hubungan antar manusia.

Bagaimana Stres Berdampak Pada Tubuh?
Stres berdampak secara tidak langsung ketika pria dan wanita melakukan mekanisme
berlawanan yang merusak; seperti merokok, makan terlalu banyak atau sedikit, dan lain-lain.
Stres juga bisa menimbulkan bisul, arthritis, asma, gangguan saluran pencernaan, migrain, sakit
kepala, dan persoalan kulit.
Penelitian terakhir menunjukkan, stres yang berkepanjangan juga bisa menurunkan sistem
kekebalan tubuh dalam menghadapi penyakit, dari yang sederhana seperti pilek sampai kanker.
Bahkan pada beberapa orang bisa melemahkan daya tahannya terhadap demam dan flu.

Stres Mematikan Sel Otak
Keadaan stres terus menerus dapat membuat lekas pikun. Laporan Journal of Neuroscience
yang disiarkan International Herald Tribune mengatakan bahwa, percobaan pada tikus
menunjukkan , stres menyebabkan tingginya produksi hormon adrenalin-sebagai bagian dari
reaksi tubuh untuk mengatasi ketegangan. Padahal, ini bakal mempercepat pematangan jaringan
otak serta melemahkan daya ingat dan belajar. Bahkan pada tikus yang lebih tua, tingginya
hormon stres justru mematikan sel-sel otaknya.
Kerusakan sel yang terjadi di daerah otak disebut hippocampus. Jadi, kalau sel-sel otak rusak
dan mati, orang bisa berubah menjadi pelupa. Pada penderita Alzheimer (penyakit kepikunan yang
hingga kini belum diketahui sebabnya) dijumpai banyak sel otaknya yang sudah mati.
Ketika stres, menurut Zevan Khachaturian dari The National Institute On Aging, Los Angeles, sel-
sel di hippocampus terpaksa bekerja lebih keras, akibatnya otak menjadi lelah dan lebih gampang
rusak.
Kalau sel otak sudah rusak, tidak bisa diganti seperti sel-sel tubuh yang lain. Jutaan sel otak itu
terdiri dari sel syaraf yang disebut Neuron, dan dihubungkan oleh Dendrit.
“Neuron dari sejak lahir jumlahnya tetap; neuron bisa mati padahal tidak bisa bertambah,” kata
Teguh Ranakusuma, Ketua Persatuan Neurolog Indonesia. Yang mengalami pematangan adalah
dendritnya. Dendrit berkembang terus dari usia 0 hingga 40 tahun. Secara alamiah neuron akan
berkurang jumlahnya mulai seseorang berumur 40 tahun. Kematian sel bisa disebabkan karena
terkena benturan, jatuh, karena panas demam yang lama. Dan kematian sel itu semakin
dipercepat oleh stres.
Begitu orang terserang stres karena masalah apapun, adrenalin dipompakan ke dalam sistem
susunan syaraf. Akibatnya detak jantung dan tarikan nafas menjadi bertambah cepat, pikiran
bertambah tajam dan zat-zat kimiawi memperbesar jumlah bahan gizi ke berbagai organ vital. Itulah
sebabnya kebutuhan jaringan otak meningkat ketika sedang stres. Kebutuhan energinya berupa
oksigen dan glukosa darah di pasok dari pembuluh darah. Tetapi adrenalin dapat menyebabkan
menciutnya pembuluh darah yang membawa oksigen dan glukosa darah itu, sehingga pemasokan
pembuluh darah ke otak berkurang. Itu tanpa berlangsung lama, karena otak hanya mampu
bertahan dalam keadaan kurang oksigen selama 3 detik. Lebih dari itu, otak pun terganggu. Orang
bisa menjadi bodoh, pusing/nggliyeng/sakit kepala, debaran jantung yang cepat, sulit tidur,
murung, tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, sering berang (tanda-tanda fisik stres). Tetapi,
keadaan tersebut akan pulih asal gangguan itu berlangsung tidak lebih dari 3 menit. Bila lebih,
maka gangguannya akan menetap dan menyebabkan kematian jaringan otak. Jika jumlah sel
masih hidup dalam batas minimal, otak masih bisa normal. Tetapi begitu tiba pada titik tertentu di
bawah batas normal, kepikunan langsung akan muncul.
Prof. Dr. Singgih. D. Gunarsa menganjurkan, kalau stres muncul pada saat seseorang bekerja,
sebaiknya perhatian segera dialihkan pada kegiatan yang menimbulkan rasa senang secara psikis
dan nyaman secara fisik. Langkah seperti itu harus diambil, karena pada dasarnya stres
merupakan reaksi/jawaban non-spesifik tubuh terhadap sesuatu yang menekan dirinya. Dengan
begitu kita bisa segera menetralisir stres yang tiba-tiba muncul.
Seperti diakui Singgih, orang yang mampu menghadapi stres sebenarnya merupakan pribadi yang
ulet, tabah dan gigih. Apalagi dapat memanipulasikan atau memanfaatkan stres. Lebih jauh lagi,
stres dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktifitas dan kreatifitas, kalau orang yang
mengalami stress itu memiliki ketrampilan mengenal dan mengolah rangsangan yang bisa
menimbulkan stres, hal itu yang disebut stressor.
Memanfaatkan stres bukanlah pekerjaan mudah, untuk mencapai atau mendapat hasil dan
reaksi positif, kondisi stres harus dilawan dengan pengolahan. Caranya melalui pembiasaan
(latihan) sistematis yang disebut training. Latihan ini membekali seseorang dengan gaya
pengolahan berbagai situasi yang distimulasikan, di samping untuk mengenal stressor.
Rangsangan yang menimbulkan stres, yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari itu
diolah secara imajiner. Namun, jangan lupa ada pula stressor yang membuat kacau dan tidak siap.
Cuma, kalau orang telah terbiasa menghadapinya, yang tadinya dianggap stressor itu tidak lagi
menimbulkan stres.
Tetapi praktek tidak semulus teori. Ketika menghadapi stressor ternyata ada yang mengalami
stres dan ada yang tidak. Penyebabnya ada beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah faktor
kognitif (penalaran).
Orang yang berpengetahuan luas lebih cepat menangkap gejala sesuatu yang membahayakan.
Suatu kejadian segera dapat menimbulkan emosi yang menyebabkan stres. Di pihak lain orang
yang berpengetahuan sederhana tidak semudah itu mendapat stres, karena dia tidak cepat
tanggap terhadap suatu kejadian dan akibatnya-emosinya pun muncul lebih lambat.
Cepat atau lambatnya seseorang di landa stres, tergantung pada pengenalannya terhadap kondisi
lingkungan dan kemampuannya membedakan mana yang membahayakan dan mana yang tidak.
Justian Suhandinata menambahkan, stres selain bisa diatasi, stres dapat memacu seseorang
untuk meraih sukses. Asal kesulitan yang mengakibatkan stres itu diketahui dengan jelas, dan cara
mengatasinya sudah dipahami, sehingga orang yang dihinggapi stres akan dipacu untuk lebih giat
bekerja.
Pendeknya, jangan terlalu takut terhadap stres. Setiap orang bisa kena, karena stres adalah
kenyataan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan.

STRESS DARI MINUS KE PLUS

Sediakan waktu untuk meditasi setiap hari.
Lakukan meditasi-untuk menenangkan pikiran, menajamkan konsentrasi dan mengatasi krisis
dengan lebih baik. Dr. Ted Smith dari Central Counselling Service di New York, AS menyarankan
pendekatan seperti ini: duduklah santai dengan tulang belakang lurus dan mata tertutup. Tarik
nafas dalam-dalam beberapa kali, dan usahakan agar tubuh Anda merasa rilek. Kemudian tarik
nafas dalam-dalam sambil dalam hati menghitung “satu”. Tarik lagi nafas dan hitung dalam hati,
“dua”. Teruskanlah hingga hitungan mencapai sepuluh, lalu ulangi lagi dari mula. Pusatkan
perhatian pada angka-angka itu; cobalah membebaskan pikiran dari segalanya. Usahakan
berbuat demikian selama sepuluh hingga dua puluh menit.Duduklah dengan tenang beberapa
menit lebih lama sebelum berdiri. Lakukan latihan seperti ini dua kali sehari.

Gunakan imajinasi positif.
Cara ini sangat berguna kalau Anda ingin merasa tenang dengan cepat, misalnya, sebelum
menghadapi ujian atau pertemuan penting bisnis. Duduklah dengan tenang. Tarik nafas dalam-
dalam beberapa kali. Bayangkanlah suasana yang tenang dan santai. Misalnya, anggaplah diri
Anda sedang bersantai di pantai menikmati sinar matahari. Pertahankan gambaran demikian
beberapa menit. Setelah itu Anda akan merasa jauh lebih tenang.

Istirahatlah secara bertahap.
Padukan imajinasi dengan pengenduran otot. Tarik nafas dalam-dalam dan bayangkan suasana
santai. Kemudian tegangkan jari kaki Anda sambil menghitung hingga lima. Lepaskan nafas
Anda bersamaan dengan mengendurkan ketegangan jari kaki itu. Segera, tetapi dalam hati
katakanlah “santai”. Ulangi cara seperti ini dengan betis, paha, bokong, perut, dada, bahu,
lengan, tenggorokan, belakang leher dan wajah Anda.

Latihan.
Penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas DUKE dan di tempat lain
menunjukkan dengan jelas, olahraga-terutama lari, berenang dan latihan aerobik lain-
merupakan pembebas ketegangan. Tetapi, kalau Anda sudah lama tidak berolahraga,
berkonsultasilah lebih dulu dengan dokter sebelum melakukan latihan berat tersebut.

Kurangi perangsang.
Banyakkah Anda meminum kopi, teh atau soda yang mengandung kafein? Apakah Anda sering
merasa tegang? Keduanya mungkin saling mengait. Mungkin saja, kafein yang banyak masuk ke
tubuh Anda mengaktifkan atau memperburuk reaksi ketegangan. Reaksi kafein terhadap
sebagian orang memang begitu.
Peringatan: Kalau Anda berhenti meneguk kopi, pada tahap pertama gejala ketegangan
mungkin meningkat, tetapi segera setelah itu gejala tersebut berhenti.

Jangan Pendam kesukaran
Kalau Anda merasa terganggu karena sesuatu, usahakanlah agar perasaan itu tidak dipendam
sendiri. Kemukakanlah perasaan itu kepada orang yang Anda percayai. Mengeluarkan apa yang
Anda gusarkan akan membuat Anda merasa lebih tenang. Dalam proses tersebut Anda malahan
mungkin akan menerima nasehat yang baik.

Lawan Pemikiran Yang Menegangkan
Mental Anda mungkin merasa tegang sekali karena pemikiran-pemikiran yang muncul dalam
kepala Anda. Misalnya, karena sangat ingin memenangkan persaingan. Nah, ini dapat membuat
Anda tegang. Juga karena Anda menganggap diri Anda gagal kalau sesuatu tidak tercapai.
Anda kalah ujian? Anda tidak mendapat pekerjaan yang Anda inginkan? Pacar Anda kabur
tanpa berita? Memang semua itu mengecewakan. Namun, bukan berarti Anda orang yang gagal
karena alasan yang disebutkan itu.
Anda dapat memetik pelajaran dari semua itu kalau Anda dapat menerima peristiwa itu
sabagaimana adanya. Bersikaplah lebih santai tentang segalanya pada waktu mendatang.
Apakah Anda mudah sekali tunduk pada pemikiran negatif seperti, misalnya, “Saya tidak akan
dapat melakukannya”, atau “Tidak akan berhasil?”. Kalau memang demikian halnya, setiap kali
Anda merasa timbulnya pemikiran yang memojokkan Anda ke sudut yang kalah, katakanlah
kepada diri Anda, “Berhenti”.
Kemudian, perbaiki-atau arahkan kembali-pemikiran itu. Misalnya, Anda baru saja mengatakan,”
Situasi tidak tertolong lagi.” Ubah pikiran seperti itu menjadi “Saya akan menanggulanginya, saya
senantiasa berbuat begitu.”
Kalau Anda berbuat seperti itu, Anda memegang kendali pemikiran Anda, begitu pula keadaan
dan kehidupan Anda. Anda menjadi lebih kuat. Dan, menurut penelitian, itulah cara terbaik untuk
mengubah ketegangan dari minus menjadi plus.
Menurut Kosim Nurheza kemampuan mengatasi stres tergantung pada kematangan dan
kedewasaan seseorang. Ia menegaskan dalam menahan atau menghindari berbagai
rangsangan yang menimbulkan stres, peranan iman sangat penting. Fundamental basic dalam
menghadapi stres adalah iman.


Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
… Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanku. … Hanya pada Allah saja kiranya
aku tenang, sebab daripadaNyalah harapanku.
Mazmur 23:3 ; 62:2,6