Kamis, 30 September 2010

LEBIH SUKA MENYENANGKAN MANUSIA


LEBIH SUKA MENYENANGKAN MANUSIA
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka (1 Timotius 6:10b)
Suatu kali saya diminta untuk membagikan firman Tuhan di sebuah gereja. Pagi itu saya membagikan bagaimana sebagai orang Kristen kita harus menjaga tubuh kita sebagai baitNya, kita perlu menjaga kesehatan baik secara spiritual maupun jasmani. Lalu saya membahas sedikit mengenai bahaya rokok, kita sebagai anak Tuhan seharusnya dapat mendisiplin diri kita dengan menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok. Sampai akhirnya saya selesai menyampaikan khotbah dan kuserahkan mikrofon pada gembala setempat.
Bapak gembala setelah sedikit berbasa basi, mengucapkan terimakasih pada saya, lalu ia menyambung bahwa meski pun merokok merupakan kebiasaan buruk dan merugikan bagi kesehatan tetapi Tuhan tetap mengasihi para produsennya. Setelah itu sekitar 15-20 menit ia terus membahas hal tersebut, padahal khotbah saya tidak spesifik tentang “bahaya rokok”. Setelah ibadah usai, barulah saya mengerti mengapa Bapak Gembala membahas tentang hal tersebut sebab donatur gerejanya adalah seorang produsen rokok besar, ia takut “si boss” tersinggung dan pindah ke gereja lain.
Kadang sebagai anak Tuhan kita diperhadapkan pada melakukan (menyatakan) kebenaran Tuhan atau mengkompromikannya demi kepentingan sesaat. Manakah yang hendak kita lakukan? Pilihan ada di tangan kita, kadang menyatakan kebenaran itu “pahit” tetapi akan menghasilkan buah yang manis pada akhirnya. Kita ingin senangkan Tuhan atau diri sendiri?
Doa: Tuhan tolong kami agar lebih takut padaMu dan tidak menjadi seorang yang takut pada manusia. Amien.
FT: 1 Timotius 6:6-10

Rabu, 29 September 2010

KISAH HIDUP SI JONO


KISAH HIDUP SI JONO
Allah memilih orang yang dianggap miskin oleh dunia menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan…..(Yakobus 2:5b)
Mata saya tertuju pada seorang anak yang berpakaian seragam kusam dan kusut karena belum disetrika tengah duduk sendirian di halaman sekolah. Belum lagi bau badan anak itu kurang sedap hingga banyak orangtua murid yang memperbincangkan keberadaan anak itu di sekolah. Hingga timbul rasa ingin tahu dalam diri saya, anak siapakah dia? Mengapa orangtuanya kurang memperhatikan anaknya ini?
Akhirnya saya berkenalan dengannya tanpa sengaja namanya Jono. Saat itu saya tengah berjalan hendak makan siang dan melihat seorang anak kecil yang wajahnya tak asing lagi tengah mengorek tong sampah. Saya menyapanya dan dengan ramah ia menyapa saya kembali, disitulah awal perkenalan saya dengannya. Jono berprofesi sebagai seorang pemulung dan juga terkadang menjadi pengamen jalanan sebab ayahnya terkena stroke dan tidak dapat beraktifitas secara normal sedang ibu Jono tercinta pun telah meninggal. Hingga akhirnya ia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya bersama ayah tercinta. Ia seorang anak tunggal yang tak manja. Ia bekerja membanting tulang bukan saja agar dapat memenuhi kebutuhan perut tetapi agar ia dapat sekolah dan memperbaiki nasib keluarganya.
Tak terasa air mata membasahi pipi saya, sungguh mulia hati Jono. Meski banyak orang mencemooh dia tetapi ia tetap fokus pada tujuan untuk memperbaiki kehidupan keluarganya. Ia percaya bahwa Tuhan Yesus memiliki rencana indah di balik penderitaan yang kini ia tengah alami. Suatu perjumpaan yang berharga, dimana saya belajar dari seorang anak kecil tentang iman.
Doa: Tuhan, tolong saya agar dapat selalu bersyukur menghadapi terpaan pencobaan dan beriman padaMu. Amien.
Firman Tuhan: Yakobus 2:1-13

Selasa, 28 September 2010

SAAT KESETIAAN DIUJI


SAAT KESETIAAN DIUJI
Aku berkata kepadamu: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:44)
Seorang tukang santet bertobat, seisi gereja heboh mendengarkan kabar tersebut. Ada yang bersukacita mendengar kabar tersebut tetapi ada juga yang curiga dengan pertobatannya. Bagi kami ini merupakan sebuah hal yang luar biasa, seorang hamba setan mengalami jamahan Tuhan hingga akhirnya berbalik arah kepada Tuhan. Terlebih di dunia “kelam” ia sudah memiliki reputasi, dari pekerjaannya ia menjadi kaya raya.
Ketika ia memulai kehidupannya yang baru di dalam Tuhan, ia mengalami kesulitan keuangan. Ia tidak tahu cara lain dalam mencari uang sebab sejak ia kecil sudah berprofesi sebagai paranormal. Perlahan namun pasti, ia mulai jatuh miskin sebab tak memiliki alternatif pekerjaan lain. Benaknya dipenuhi kebingungan, ia coba berbagi dengan beberapa teman di gereja. Sayangnya ia berbagi dengan orang yang salah. Bukannya memberikan jalan keluar mereka malah menggunjingkan si mantan tukang santet ini, sebagai orang yang hidup di bawah kutuk karena jatuh miskin. Ia sempat marah dan berpikir untuk kembali ke dunianya yang lama untuk menumpahkan rasa amarahnya terhadap mereka yang mengaku sebagai saudara seiman tetapi malah menggunjingkannya.
Tetapi setelah ia bergumul, Tuhan menyatakan kasihNya kala ia berdoa malam itu. Ia sadar kesetiaannya terhadap Tuhan tengah diuji. Mereka yang telah menyakitinya mungkin tak sadar atas apa yang mereka perbuat terhadap dirinya. Manusia dapat saja menolak dia tetapi ia tersadar bahwa Tuhanlah yang memilihnya dan menyelamatkannya. Sebagaimana Tuhan mengampuni orang yang telah menyalibkanNya, maka ia sebagai anakNya harus mengikuti teladan Kristus. Pada akhirnya ia memutuskan untuk mengampuni dan memberkati mereka yang telah mengecewakannya.
Doa: Tuhan, pada hari ini saya mau mengampuni setiap orang yang telah melukai hati saya. Amien.
Firman Tuhan: 1 Yohanes 2:9-12

Kamis, 23 September 2010

JADILAH TELADAN


JADILAH TELADAN
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu (1 Timotius 4:12b)
Suatu kali kami tengah melalui jalan satu arah, tiba-tiba dari tikungan di depan kami ada sepasang kekasih mengendarai sepeda motor dengan kecepatan cukup tinggi. Untuk menghindari tabrakan maka kami berhenti, saat mereka melalui kami, si pengemudi pria melotot dan memaki kami seolah kami-lah yang telah melanggar aturan lalulintas.
Saya tersadar pada masa kini, apa yang dulu tabu atau salah dalam norma masyarakat kini menjadi lumrah. Apa yang “dulu” merupakan kebenaran sekarang menjadi luntur di dalam masyarakat. Seks pranikah dulu merupakan perbuatan terlarang kini menurut hasil survey menjadi hal lumrah dilakukan bahkan oleh anak remaja. Perbuatan aborsi merupakan perbuatan terkutuk tetapi kini banyak sekali kasus aborsi terjadi, ada pula orangtua yang tega membuang jabang bayinya ke tempat sampah. Mereka yang ingin kaya melakukan korupsi, penipuan, pergi menemui paranormal, dll. Benar-benar sungguh mengerikan apa yang terjadi dewasa ini. Hati nurani manusia seolah telah membeku, kasih terhadap sesama seolah telah hilang dalam masyarakat.
Bagaimana dengan kita sebagai anak Tuhan? Apakah kita menjadi terang dan garam bagi dunia atau malah turut andil dalam dosa dan pelanggaran? Tuhan menghendaki kita semua untuk menjadi teladanNya dan bukan sekedar beragama Kristen saja. Tidak cukup hanya rajin ke gereja sebab Tuhan mencari teladan hidup.
Doa: Tuhan, tolong anakMu ini agar dapat menjadi teladan di tengah masyarakat dimana kami tinggal. Amien.
FT: Matius 5:14-16

Rabu, 22 September 2010

GARASINYA TERBUKA


GARASINYA TERBUKA
Seorang kawan memukul dengan maksud baik (Amsal 27:6a)
Saat itu saya tengah ngobrol dengan seorang teman di kampus. Di tengah pembicaraan yang seru, saya melihat beberapa teman senyum-senyum memandang pada kawan saya itu. Saya mulai bertanya-tanya mengapa mereka senyum-senyum sebab topik pembicaraannya tak ada yang lucu, setelah saya amati ternyata resleting celana teman saya terbuka. Maka saya mendekatinya dan berbisik padanya,”Garasinya terbuka.” Dia memandang saya dengan wajah polos dan heran,”Garasi apaan?” Terpaksa dengan berat hati, saya kembali berbisik,”Itu lho resleting celanamu terbuka dari tadi.” Seketika itu juga ia bergegas menarik resleting celananya. Saya melakukan hal tersebut sebab saya tidak rela teman baik saya menjadi bahan tertawaan.
Dalam kehidupan ini, kita pasti memiliki sahabat baik atau kekasih/pasangan hidup. Kadang ketika sahabat kita melakukan suatu kesalahan, kita enggan menegur atau memperingatkannya sebab takut sobat kita itu tersinggung. Tetapi saya mau mengatakan bila ia benar-benar sahabatmu maka seharusnya engkau memperingatkan dia dalam kasih. Kita berbicara padanya sebab kita ingin hal yang terbaik terjadi atas hidupnya, dan sebaliknya bila kita melakukan suatu kesalahan tanpa kita sadari maka kita pun ingin ia memperingatkan kita. Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk sosial dan anggota dari tubuhNya. Tuhan menghendaki agar kita saling membangun dan menolong untuk dapat terus bertumbuh di dalam Dia.
Doa: Tuhan, tolong kami agar dapat saling menolong dan membangun sebagai anggota tubuh Kristus. Amien.
FT: Ibrani 10:19-24

Kamis, 16 September 2010

BILA KAMU BAHAGIA, SAYA PUN BAHAGIA


BILA KAMU BAHAGIA, SAYA PUN BAHAGIA
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17)
Saat kami memulai persekutuan, banyak saudara seiman lainnya yang memperingatkan kami tentang salah seorang saudari seiman yang dianggap sebagai “pembuat masalah”. Namun dengan berjalannya waktu akhirnya ia sekeluarga menjadi sahabat baik keluarga kami. Kami menyadari ternyata pembawaannya yang suka berbicara blak-blakan membuat ia kurang disukai oleh ibu-ibu yang lain. Sebenarnya ia seorang yang memiliki belas kasih tinggi dan orang yang ringan tangan membantu orang lain. Selama bergaul itulah kami melihat perubahan dari “si pembuat masalah” menjadi “si pemecah masalah”.
Suatu hari kami hendak pindah rumah dan secara mengejutkan, sahabat kami ini pun datang bersama suaminya sore itu. Mereka membantu kami pindah rumah tanpa pamrih. Bersama-sama kami menggotong barang-barang dengan sukacita.
Kala malam hari saat kami hendak beristirahat tiba-tiba terdengar ketukan di pintu rumah kami. Kami bertanya-tanya,”Siapa yang datang ke rumah kami di malam hari ini?” Ternyata suami istri, sahabat kami tersebut. “Selamat malam, Pak…Bu, maaf kami membawa beberapa barang yang dapat digunakan…..kami berharap bapak dan ibu tidak tersinggung, kami membawa kompor dan lemari es….maukah bapak dan ibu menggunakannya?” Istri saya memandang wajah saya, maka saya pun menjawab,” Terimakasih banyak atas perhatian, bantuan dan kasih kalian bagi keluarga kami.” Sang istri memberikan jawaban,”Bila Ibu maupun Bapak bahagia, kami pun bahagia.” Kami sangat terharu akan pernyataan kasih keluarga ini.
Bagaimana sikap hati kita terhadap sesama? Ketika kita sanggup menolong orang lain tapi enggan sebab masih berpikir apa untungnya bagi kita. Saya banyak belajar mengenai kasih yang dinyatakan melalui perbuatan melalui keluarga ini.
Doa: Tuhan Yesus, terimakasih atas sahabat-sahabat yang ada bersama dengan kami di kala suka maupun duka. BerkatMu melimpah atas hidup mereka. Amien.
FT: Amsal 3:27-33

Senin, 13 September 2010

AKIBAT MELANGGAR ATURAN


AKIBAT MELANGGAR ATURAN
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Amsal 14:12)
Senin pagi merupakan hari yang sibuk, semua orang seolah dikejar oleh waktu. Pagi itu seperti biasa saya tengah mengantar putra tercinta ke sekolah. Jalanan pagi cukup padat, semua orang berburu dengan waktu untuk mencapai tujuan. Pada jalan satu arah itu, saya melihat sebuah sepeda motor yang dikendarai seorang ibu dan ketiga anaknya dengan kencang melawan arus. Seolah tak menghiraukan peringatan orang-orang dengan percaya diri sang ibu muda itu memacu sepeda motornya melalui kendaraan yang kami tumpangi dan lalu terdengar suara keras,”Braak!” Ternyata sepeda motor yang dikendarai si ibu muda dan ke tiga anaknya, menabrak sebuah mobil angkutan yang tengah menepi menurunkan penumpang.
Akibat ingin cepat mencapai tujuan, si ibu melanggar aturan lalu lintas dengan melawan arus, jalan satu arah. Alhasil bukan cepat sampai tujuan malah cepat sampai di rumah sakit bersama anak-anaknya yang suka atau tidak harus mengikutinya. Dalam hati, ada perasaan bercampur aduk antara kasihan dan juga marah. Kasihan melihat anak-anak yang ikut menderita akibat keputusan yang salah, marah terhadap keteledoran seorang ibu yang seharusnya mengayomi dan mengasihi malah mengambil keputusan yang salah.
Saya segera tersadar bahwa memang benar apa yang Tuhan firmankan bahwa rancanganNya bukanlah rancangan kita, jalanNya bukanlah jalan kita. Sebab itu kita harus hidup taat padaNya, ketaatan padaNya merupakan pintu berkat bagi hidup kita sedang ketidaktaan terhadapNya hanya akan membawa kita pada kesengsaraan.
Doa: Tuhan, tolong kami untuk menjadi anakMu yang hidup dalam ketaatan. Amien.
FT: Mazmur 119:10-20

Jumat, 03 September 2010

AKIBAT KETELEDORAN


AKIBAT KETELEDORAN
FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:105)
Malam itu aku tengah menanti angkutan kota untuk pulang ke rumah. Tiba-tiba kulihat seorang anak muda mengendarai sepeda motor dengan kecepatan yang sangat tinggi melawan arus jalanan tanpa lampu. Dalam hatiku kuberkata,”Nekad banget anak itu.”
Deruman knalpot sepeda motornya memekakkan telinga, ia mengendarai sepeda motornya ala seorang jagoan di sebuah film laga. Hingga tiba-tiba ada suara jatuh, lalu gerungan gas yang panjang dan lalu senyap, ternyata anak muda itu tersungkur masuk lubang galian.
Hikmat yang kudapat malam itu adalah Tuhan telah memberikan pada kita firmanNya agar kita berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuanNya. FirmanNya akan menuntun kita agar kita tidak jatuh, bilamana jatuh sekalipun Ia akan mengangkat dan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Seringkali dalam kehidupan, kita menganggap bahwa rencana dan ide kita jauh lebih baik dari rencana Tuhan bagi hidup kita. Hingga kita melupakan IA, sampai akhirnya kita “terjatuh dan terluka”.
Bila hari ini kita menyadari bahwa seringkali kita berjalan dengan cara yang salah dalam kehidupan, mari hari ini kita kembali padaNya dan kembali berjalan bersamaNya dengan hidup mentaati firman Tuhan. Sebab rencana Tuhan itu indah dan IA tak pernah merancangkan kecelakaan bagi kita, hidup kita akan penuh damai sejahtera bila menyertakan IA dalam tiap langkah hidup kita.
Doa: Tuhan, ampuni kami sebab seringkali hidup tidak sesuai kehendakMu. Hari ini kami mau kembali hidup di dalam Engkau. Amien.