Jumat, 29 Oktober 2010

Saat Menolong Orang lain


Saat Menolong Orang lain
Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu (Mat 6:3)
Sebuah keluarga muda baru saja pindah rumah ke sebuah kota yang baru. Mereka sangat senang dapat tinggal di lingkungan yang baik dan nyaman. Pada hari Minggu mereka mencari tempat ibadah dan akhirnya bergabung pada sebuah gereja di dekat rumah mereka. Seusai ibadah keluarga ini pun segera berkenalan dengan anggota jemaat lain, keluarga A yang terpandang dan kaya di antara jemaat lokal tersebut.
Dalam perbincangan tersebut keluarga muda tersebut menanyakan tempat penjualan perabotan rumahtangga murah. Sebab mereka belum memiliki perabotan di rumah. Keluarga A yang baru mereka kenal itu pun menawarkan kebaikan mereka,”Bapak dan Ibu tidak perlu membeli perabotan, kami kebetulan baru saja membeli perabotan baru dan tengah bingung hendak menaruh dimana perabotan kami yang lama. Bapak dan Ibu ambil saja ke rumah, tidak perlu dibeli ambil saja, kita khan saudara seiman harus saling menolong.” Keluarga muda ini hendak membayar perabotan itu, tetapi keluarga A tersebut meyakinkan mereka bahwa ini merupakan tindakan kasih antar saudara seiman. Akhirnya keluarga muda ini mengambil perabotan itu dengan sukacita dan mereka sangat bersyukur akan kebaikan keluarga A.
Tibalah hari Minggu, ibadah mereka jalani dengan khidmat dan penuh ucapan syukur. Saat ibadah usai dan mereka beramahtamah dengan jemaat yang lain. Tiba-tiba seorang ibu bertanya,”Wah baru dapat berkat perabotan dari keluarga A, ya?”Seorang Ibu yang lain juga menimpali,”Keluarga A memang sangat murah hati, baru kenal sudah langsung memberi perabotan bekas mereka.” Ibu A bergabung dengan mereka,”Nah, ini keluarga muda yang ikke bantu…kasian mereka baru pindah dan engga ada perabotan.” Hati keluarga muda ini menjadi tidak karuan akibat peristiwa itu.
Pelajaran yang dapat kita timba hari ini, bila kita mau menolong orang lain. Tolonglah ia dengan tulus hati dan jangan mengharapkan pujian. Biarlah Tuhan saja yang menilai dan memberkati kita kembali.
Doa: Tuhan, tolong kami agar saat kami mnolong sesama, kami melakukannya dengan tulus. Amien.
Firman Tuhan: Matius 6:1-4

Kamis, 28 Oktober 2010

SAAT BERJALAN DI ATAS AIR


SAAT BERJALAN DI ATAS AIR
“…ketika dirasanya tiupan angin takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak,”Tuhan tolonglah aku.” (Mat 14:30)
Seringkali saya mendengar khotbah mengenai Petrus kala ia berjalan di atas air. Bagaimana dengan heroiknya ia berjalan di atas Danau Galilea tetapi saat angin bertiup menerpa wajahnya dan melihat gelombang yang datang, kecemasan mulai meliputinya. Ia ketakutan dan mulai memikirkan hal yang negatif. Saat ia tidak memfokuskan pandangannya pada Tuhan Yesus yang memanggilnya ia pun mulai tenggelam. Puji Tuhan, Yesus tak membiarkannya tenggelam, saat ia berseru disaat itu pula Tuhan mengulurkan tanganNya. Tuhan Yesus lalu berkata,”Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
Dulu setelah saya mendengar kisah tersebut, seringkali saya menghakimi Petrus dan mengatakan ia kurang iman sampai ditegur oleh Tuhan. Hingga suatu hari saya diperhadapkan dalam masalah kehidupan yang berat. Kala usia makin tua tetapi keadaan ekonomi keluarga kami tak kunjung membaik. Saya mencoba untuk tetap setia melayani kaum marginal di perkotaan meski pun tidak ada banyak dukungan. Saya pun belajar untuk “berjalan di atas air”, coba tetap fokus dengan panggilan pelayanan yang Tuhan percayakan. Meski kadang himpitan ekonomi membuat saya takut, kadang saya pun tenggelam dalam kecemasan. Di saat seperti itulah saya berseru padaNya dan IA lalu mengangkat saya kembali. Saya tersadar lebih mudah menghakimi Petrus daripada menyadari bagaimana rasanya bila kita berada dalam posisi itu.
Hari ini kita dapat belajar untuk tetap fokus dengan memperkatakan firman Tuhan. Kita perlu bukan saja untuk membaca Alkitab tetapi juga perlu untuk menghafalkan dan merenungkannya. Menjadikan firman itu bagian kehidupan kita sehari-hari. Hingga kita fokus dan percaya sepenuhnya pada DIA.
Doa: Tuhan tolong kami yang sering kurang percaya. Amien
Firman Tuhan: Yosua 1:5-9

Rabu, 27 Oktober 2010

JANGAN BERMAIN API


JANGAN BERMAIN API
Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati (1 Ptr 5:5b)
Suatu hari seorang gadis yang baru saja putus cinta datang ke tempat pelayanan kami. Ia menjelaskan maksud dan tujuannya agar dapat dilayani konseling untuk pemulihan batinnya. Rekan saya yang senior mengatakan bahwa ia yang akan menangani kasus tersebut. Kami saling memandang, lalu menyatakan,”Pak, bukankah kebijakan pelayanan ini, kita harus melayani sesama jenis kecuali dalam kasus “khusus”?” Ia memandang kami dengan sinis,”Apa kalian tidak percaya pada saya? Tuhan ada serta saya, tak mungkin saya jatuh dalam dosa. Saya ini sudah berumahtangga belasan tahun dan memiliki tiga orang anak. Tak mungkin saya mengkhianati keluarga dan Tuhan.”
Pada akhirnya rekan senior kami melayani gadis tersebut, meski pada akhirnya ditegur oleh pimpinan pelayanan, ia tetap berkeras melayani gadis ini diam-diam di luar lingkup pelayanan kami. Hingga suatu hari kami mendapatkan pengaduan dari sang istri bahwa suaminya telah berselingkuh dengan konseli tersebut. Sangat disayangkan, rekan senior kami merupakan panutan kami konselor-konselor yang muda. Hanya akibat merasa diri kuat, mampu dan sudah berpengalaman, rekan kami tercinta jatuh dalam pencobaan. Saya segera teringat pepatah, jangan main api nanti terbakar.
Hal ini dapat terjadi pada siapa saja, termasuk diri saya sendiri. Kita semua harus waspada sebab saat kita lengah maka Iblis akan mengambil kesempatan untuk menjatuhkan kita dalam dosa. Jangan kita menjadi sombong dan merasa diri hebat karena memiliki pengetahuan akan kebenaran (Alkitab). Jadilah teladan melalui hidup kita dan saling melayani dan menasehati menjelang hari akhir ini.
Doa: Tuhan tolong jagai hati kami agar kami tidak menjadi sombong. Amien.
Firman Tuhan: 1 Petrus 5:5-11

Kamis, 21 Oktober 2010

Rise up in My Name!


Rise up in My Name!

My child I have taken you on into my family the day you committed your life to me. You carry my name in your name. My name carries so much authority and power and so you have that available to you as well.

Yes, you have authority in my name. You are me in this earth. You are my child, my agent. You have forgotten the inheritance you have in me and have not realized the authority you stand in.

You have gotten boggled down by the attacks of the enemy and have let Him win many times. You have backed down and have said ah, I must just simply endure this because I have a great calling.

To put it clearly, this is a lie! You do not have to take anything from the enemy. In fact, you shouldn't even need to battle with him. I have given you the power to tread on serpents and on scorpions and over all the power of the enemy and you shall not be harmed in doing it. That is what I have given you. This is who you are and what you have in me.

So my child, shake off those dirty clothes of defeat. Shake them off. Rise up now, take that sword that I have given you and rise up. Stand in my name and in my power and take your stand.

Tell the enemy where he belongs and rise up onto your throne of glory and blessing in me. I have called you to be seated in heavenly places with me. I have called you to rule and reign with me.

When you speak my name, the enemy trembles. When you stand in the blood that I have shed for you, he flees. But you haven't stepped into that and have just accepted his lies and have just accepted defeat. My child rise up.

This is not where I have called you to be. I have not called you to be a little nothing just trying to get by in life and trying to win the battle. No, you have already won the battle because you are my child. You have already defeated the enemy because I died for you and you are in me now.

My child just wake up and take your stand. I love you so dearly and I have given you so much. You are called to live a life of blessing. You are called to be a king and a queen. You are called to flow in abundance in every area of your life.

So be bold my child. Take up the sword I have given you, take up the armor I have for you and stand tall. Stand in my name. Go out there and represent me. You are my child, you are my warrior.

You fight for me and my name is above every other name. At my name every knee has to bow and ever tongue has to confess that I am Lord. So rise up! No longer accept the things the enemy is throwing at you and take your stand in me.

I love you so dearly my child and I desire only the best for you. I want to raise you up and I want to give you only the best. But I need you to take your stand in me.

When you rise up and step into all that I have given you, I will be able to move my hand mightily once more in your life, and you will see all the puzzle pieces coming together. You will see solutions to problems that seemed to have been going on forever. You will find resolve in conflicts that have weighed you down. Just rise up now my child! I love you, says the Lord!

MENGAPA BISA TERJADI?


MENGAPA BISA TERJADI?
Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong….(1 Tim 3:6a)
Anita seorang anak Tuhan yang luar biasa bersemangat, setelah ia lahir baru. Ia sangat aktif dalam berbagai kegiatan gereja dan terlibat di dalamnya. Ia memberi diri untuk melayani secara sukarela. Hampir setiap minggu ia membawa jiwa baru ke gereja. Tentu saja semua orang senang, terutama para hamba Tuhan yang ada. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk memanggil Anita dan mengangkat dia menjadi salah satu staf gereja.
Beberapa saat setelah pengangkatan tersebut, sikap Anita berubah. Anita yang hangat dan berapi-api untuk Tuhan tiba-tiba berubah. Ia menjadi sulit didekati dan meminta jemaat untuk “menghormati” dirinya bahkan ia menuntut pengakuan dari rekan sekerjanya. Ia merasa tanpa dirinya gereja tersebut tidak akan mengalami pertumbuhan, sebab dirinyalah yang dipakai Tuhan untuk “membawa jiwa baru”. Ia merasa dirinya sangat istimewa melebihi yang lain.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Sang pendeta berdoa dan lalu menemukan peringatan Rasul Paulus terhadap anak rohaninya, Timotius, agar tidak terburu-buru mengangkat seorang petobat baru menduduki suatu jabatan. Sang pendeta menyadari seharusnya ia memuridkan terlebih dulu Anita hingga karakternya diubahkan firman Tuhan.
Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman tersebut? Dalam hidup kita yang terpenting bukan pelayanan di gereja, tetapi melayani Tuhan dengan hidup taat sesuai firmanNya. Bila karakter kita diubahkan Tuhan, kita akan makin segambar dengan diriNya maka pelayanan yang sejati itu akan mengalir melalui diri kita. Hingga kita akan jadi berkat dimana saja, baik di gereja maupun masyarakat.
Doa: Tuhan, tolong saya hari ini untuk terus bertumbuh dalam Engkau hingga setiap orang dapat melihat pribadiMu dalam diri saya. Amien.
Firman Tuhan: 1 Timotius 3:1-7

Senin, 18 Oktober 2010

Rise Up and Look Ahead!


Rise Up and Look Ahead!

For just as the sunset consists of many colors, your life consists of many areas. Areas of blessing and areas of lack, areas of strength and areas of weakness.

Many times you wonder why you're not moving forward, why things are not happening, but child have you considered that perhaps you have lost your momentum? That perhaps you have grown weary and let go?

It is in consistency that lies your answer, not in a quick fix, and as you press on and allow my spirit to work in and through you, the change you so desire will come.

As you allow me to change and shape you, new doors will open up before you, but you have become weary child, you have let your expectations go. You have let the battle to survival rob you of your joy. Now is not the time to lie down in defeat, but the time to rise up in victory once again.

Fix your eyes on the future. Do you see the horizon up ahead? See how the sun rises up and brings a palette of color that brightens the sky. As you allow yourself to dream again, to become positive, My Spirit will rise up within you and give you what you need.

So rise up now child, be like that sun bringing a radiance of color to a grey world and soon you will once again move forward with purpose and power, says the Lord.

Sabtu, 09 Oktober 2010

JAGA HATIMU


JAGA HATIMU
Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi! (Yes 14:14)
Herman merupakan seorang lulusan sebuah STT yang baru saja diangkat menjadi pemimpin pujian di sebuah gereja lokal. Ia seorang yang sungguh-sungguh mengiring Tuhan sebelum pelayanan ia selalu mengambil waktu untuk berdoa dan puasa agar Tuhan benar-benar bekerja di tengah umatNya. Walhasil setiap kali ia dipercayakan memimpin pujian, jemaat dapat merasakan jamahan dan lawatan Tuhan. Setiap kali ibadah usai maka ada saja jemaat yang datang dan memberikan pujian bahkan ada beberapa gadis yang menjadikan ia idola baru.
Pertama-tama, ia dapat meresponi setiap pujian dari jemaat dan menanggapi para gadis di gereja dengan sikap yang benar. Sayangnya, ketika ia merasa dirinya “lebih istimewa” dari yang lain, ia tidak menjaga hatinya. Kesombongan memenuhi dirinya dan menyatakan bahwa “tanpa” dirinya maka ibadah dalam gereja akan “kering”. Ia mengklaim dirinya paling mengerti kehendak Tuhan dalam gereja. Ia mulai mempengaruhi jemaat bahwa sebenarnya Tuhan telah memilih dirinya untuk menggantikan pendeta setempat.
Bapak Pendeta sangat mengasihi Herman, beberapa kali ia ditegur tetapi ia berkeras hingga akhirnya dengan berat hati Bapak Pendeta harus mendisiplinnya dan melepaskannya dari jabatan tersebut.
Kita semua sebagai anak Tuhan harus berhati-hati terhadap yang namanya kesombongan. Kita semua perlu mendapatkan pujian, kita perlu saling memuji satu dengan yang lain sebab itu meningkatkan kepercayaan diri kita. Tetapi kita harus tetap menjaga hati kita agar jangan jadi sombong. Iblis dapat hancurkan kita saat kita tidak menjaga hati.
Doa: Tuhan tolong kami agar tidak takabur saat kami mulai berhasil. Jaga diri kami agar tetap ada dalam jalanMU. Amien
Firman Tuhan: Yakobus 4: 5-10

Jumat, 08 Oktober 2010

DEMI BUAH HATI


DEMI BUAH HATI
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik…..(Gal 6:9a)
Seorang ibu yang baru saja melahirkan putri bungsunya menangis bahagia bercampur sedih. Sebab ia tak dapat melahirkan secara normal dan harus melalui operasi cesar. Suaminya hanyalah seorang kuli angkut pasir, untuk biaya persalinan normal saja mereka sudah kesulitan mengumpulkan biayanya apalagi kini mereka harus membayar biaya operasi. Mereka senang atas kehadiran putri mereka tapi di sisi lain bingung masalah biaya. Mereka sudah mengurus semua surat untuk mendapatkan keringanan tetapi tetap mereka harus membayar pihak rumah sakit sebesar 1,5 juta Rupiah.
Di tengah keputusasaan itulah sang ibu menuliskan sebuah surat untuk dimuat pada sebuah surat kabar dan akhirnya menggegerkan kota dimana kami tinggal. Sebab ia berniat menawarkan dua kornea matanya kepada orang yang memerlukan asal utangnya bisa dilunasi.
Hati saya tersentuh membaca berita tersebut, demi sang buah hati, si ibu siap mengorbankan apa yang ia miliki. Setelah berita tersebut dimuat media, barulah semua orang berduyun-duyun membantu termasuk petinggi negeri. Akhirnya ibu dan anak itu dapat berkumpul kembali dengan keluarganya tanpa perlu kehilangan kornea matanya. Luar biasa ada orang-orang yang pada akhirnya mau turun tangan membantu keluarga yang tak mampu ini.
Tuhan mengajar saya suatu hal, bahwa kita sebagai anak-anakNya seharusnya jauh lebih peka dan mudah untuk membantu mereka yang dirundung kemalangan apalagi bila kita sudah diberkati secara materi. Berkat materi Tuhan percayakan pada kita agar kita dapat jadi berkat bagi orang lain dan bukannya kita nikimati sendiri untuk kepuasan pribadi.
Doa: Tuhan tolong kami agar kami memiliki hati yang penuh belas kasih terhadap sesama yang tengah menghadapi masalah melalui tindakan kami. Amien
Firman Tuhan: Galatia 6:2-10

The Storm has Ceased!


The Storm has Ceased!

The sun is rising even now in the spiritual realm to declare a new day, a new start in your life. The time of winter is over and the time of rain and storm is coming to an end as this new day dawns, says the Lord.

You have cried out to me for new life, you have cried out to me for a new way. You have sought me for a long season and at times wondered if I was there and if I heard you. All you saw was the clouds and the lightning and all you heard was the wind and the thunder. You wondered if I had forgotten about you.

My child, no matter how hard the storm rages in your life, I never ever forget you or put you to the side. I never leave you nor forsake you. I have heard every single one of your cries and I have been working behind the scenes to make your desires come to pass.

You see, what you didn't realize while the storm was raging, what you didn't see because you were so focused on the storm, was that I was preparing things for you. Many things grew in you just like the flowers grew on the field and the trees started to bloom again even when the storm was blowing hard.

Many things have been put into place and now as my sun shines once again and a new season starts, all these things will come into the foreground. All the hard times you pushed through while you were in the middle of the storm, will now turn into such blessing.

You will look back and say wow, the Lord has been there all along. It was just me who didn't realize what was happening. It was just me who was too focused on the trouble. You will say: the Lord has done so much and He has given me so much. You will receive a new joy as the sun rises and shines its light onto all these hidden treasures and makes all these seeds that were planted during the storm sprout.

My child I love you and I have never left you. Look up and rejoice now, for resurrection is at hand. The storm has passed and a new day has come. Give me your heart afresh and run off into the fields with much joy, says the Lord.

SNOOPY KEMBALILAH


SNOOPY KEMBALILAH
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16)
Sore itu saya tengah berjalan-jalan di keramaian kota Bandung hendak berbelanja pakaian. Arus kendaraan sore itu cukup padat, maklum waktu bubaran kantor. Tiba-tiba saya melihat seekor anjing Peking berlari keluar dari sebuah toko pakaian jeans menuju keramaian jalan. Sebagai seorang pecinta anjing, saya terkejut dan merasa ngeri membayangkan bila anjing itu masuk di tengah hiruk pikuk kendaraan pada jalan tersebut. Imajinasi saya membayangkan hal yang terburuk dapat saja terjadi pada anjing lucu itu.
Saat anjing itu mendekati jalan raya, tiba-tiba terdengar suara sang tuan memanggil,”Snoopy, kembali sini…masuk.” Anjing itu nampak terdiam, antara hendak terus berlari menuju hiruk pikuk jalan atau kembali pada sang tuan. Akhirnya Snoopy, sang anjing, memilih untuk kembali ke pangkuan tuannya. Meski saya bukan pemilik anjing itu, tetapi hati saya ikut lega sebab anjing itu tidak mengalami kecelakaan.
Seketika itu juga saya merasakan jamahan kasih Tuhan, betapa IA sangat mengasihi dunia ini. IA tak ingin ada seorang pun binasa sebab itu IA datang ke dunia untuk menebus dosa umat manusia agar kita semua dapat berkumpul bersamaNya selamanya.
Dulu saya pun berada dalam jalan menuju kebinasaan, sampai suatu hari saya mendengar suara Tuhan memanggil saya kembali. Anda pun mungkin pernah mengalami pengalaman yang sama dengan saya. Tapi bila Anda belum pernah mendengar panggilan Tuhan itu, saya mau katakan hari ini adalah hari keselamatan Anda. Tuhan memanggilmu juga dan IA tak ingin Anda binasa.
Doa: Tuhan terimakasih karena pada hari ini Engkau memanggil saya kembali agar tak binasa tapi beroleh hidup yang kekal. Amien.
Firman Tuhan: Yohanes 3:14-21

Kamis, 07 Oktober 2010

CINTA AKAN UANG


CINTA AKAN UANG
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang (1 Tim 6:10)
Seorang pendeta ternama membeli dua buah mobil mewah, Porsche dan Bentley. Rekan-rekan sesama pelayan Tuhan terkagum-kagum sebab pendeta tersebut dapat mengendarai kendaraan mewah itu. Saya sendiri di satu sisi kagum dengan mobil mewah tersebut, tentu rasanya seperti bermimpi bila seorang pelayan Tuhan dapat memiliki mobil tersebut.
Saya berpikir saat itu tentunya semua anggota jemaat yang ia gembalakan konglomerat semua, sebab ia sanggup untuk membeli mobil “wah” tersebut. Ternyata masih banyak juga anggota jemaat yang hidup berkekurangan. Dalam benak saya segera tersirat, apakah tidak cukup dan jauh lebih baik menggunakan mobil yang baru dan baik meski mungkin tidak tergolong mobil mewah? Dan menggunakan kelebihan uangnya untuk menolong jemaat yang masih miskin?
Apakah Tuhan menghendaki anak-anakNya hidup berkelimpahan? Tentu saja, Tuhan ingin memberkati kita secara materi agar kita dapat menjadi saluran berkat bagi saudara seiman yang kurang beruntung dan mereka yang membutuhkan. Harta benda yang dipercayakan oleh Tuhan pada kita, bukan hanya untuk kita nikmati tetapi agar kita dapat menggunakannya untuk membangun tubuh Kristus dan sebagai alat untuk menerangi dan menggarami dunia.
Kita sebagai anak Tuhan, entah pendeta atau pun anggota jemaat biasa, kita semua perlu menyadari bila Tuhan berkati kita secara materi itu berarti Tuhan punya tujuan sebagaimana ketika IA memberikan kita talenta untuk bermain musik, menyanyi, mengajar, berkhotbah, mengajar dll semuanya itu untuk kemuliaan namaNYA. Hati-hati agar kita jangan sampai mencintai uang melebihi Tuhan sendiri. Tuhan memberkati kita agar jadi berkat, jangan sampai berkat berubah menjadi kutuk.
Doa: Tuhan tolong kami agar kami lebih mencintai diriMU daripada harta benda yang kami miliki. Amien.
Firman Tuhan: Matius 6:19-24

Sabtu, 02 Oktober 2010

Tikus Dalam Celana


Tikus Dalam Celana
“Bangunlah hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” (Efesus 5:14)
Suatu malam saat kami tengah asyik menonton televisi di pastori gereja, tiba-tiba seekor tikus kecil masuk ke dalam ruangan keluarga. Beberapa orang berteriak, yang lain melompat dan yang lain bergegas mencari pemukul. Segera kami mencari si tikus yang membuat heboh tersebut, tetapi setelah dicari-cari ternyata ia menghilang.
Di tengah hiruk pikuk ada seorang anak kecil yang tertidur pulas dan tidak sadar akan kejadian tersebut. Ia tidur di muka TV. Saat semua hendak menonton TV kembali, tiba-tiba kusadari ternyata tikus kecil itu bersembunyi di dalam celana sang bocah. Bocah itu baru saja terbangun dan memandang wajah kami dengan keheranan. Mungkin ia bertanya-tanya kenapa semua orang dalam ruangan memandangi dirinya. Hingga lalu ia tersadar bahwa ada seekor tikus dalam celananya, ia segera bangkit membuka celananya agar si tikus segera enyah dari tubuhnya.
Peristiwa itu mengingatkanku akan dosa. Terkadang kita tidak sadar bahwa dosa akan mencelakakan diri kita. Kadang kita menyembunyikan dosa itu dengan begitu rapat agar tidak ada seorang pun tahu. Tetapi sepandai-pandainya kita menyembunyikan dosa, ada Tuhan yang tahu segala dosa dan kesalahan kita. Tuhan sangat mengasihi kita dan Ia ingin agar kita bertobat. Bila kita telah sadar bahwa apa yang kita minati atau sukai merupakan dosa dihadapan Tuhan, ayo segeralah bangkit dari kubangan itu. Saat kita mengakui kesalahan kita dihadapan Tuhan maka Ia bukan saja mengampuni kita tetapi juga memberikan kekuatan bagi kita untuk mengalahkan dosa.
Doa: Tuhan Yesus, saya mengakui bahwa di dalam diri saya masih ada dosa “favorit” dan pada hari ini saya menyatakan bahwa saya muak hidup dalam keterikatan dosa, lepaskanlah saya ya Tuhan. Amien
FT: Efesus 5:1-17

TIDAK MAU KALAH


TIDAK MAU KALAH
Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya (Ams 29:22)
Sekelompok ibu arisan tengah asyik berbincang. Mereka tengah membicarakan kelulusan putra putri mereka dari bangku SMA dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi favorit baik di dalam maupun luar negeri. Ibu Tati ada diantara kumpulan ibu lainnya, ia terkenal seorang wanita yang tak pernah mau kalah dan senangnya beradu argumentasi. Mendengar para ibu lainnya bercerita tentang putra putri mereka, Ibu Tati pun tak mau kalah,”Oh, kalau putra saya dia akan masuk fakultas kedokteran ternama di kota Bandung.” Seorang rekan arisannya bertanya,” Di universitas apa, Bu Tati?” Dengan wajah yang sangat yakin, Ibu Tati menjawab,”Dia akan masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung).” Beberapa rekannya terbengong-bengong, dan lalu bertanya,”Bu Tati, ITB khan engga ada jurusan kedokteran?” Dengan sengit Ibu Tati menjawab,”Oh sekarang sudah ada jurusan kedokteran.” Ibu-ibu yang lain tidak memperpanjang pembicaraan sebab mereka tahu bila mereka terus bertanya maka perbincangan tersebut akan berujung pada hal yang negatif. Terlebih wajah Ibu Tati sudah nampak merah padam, seolah siap menelan siapa saja yang menentangnya.
Dalam kehidupan kita perlu menyadari bahwa kita semua memiliki kelemahan dan Tuhan mengajarkan kita sebagai satu keluarga di dalam Dia. Tuhan menghendaki agar kita hidup saling mengasihi, memperhatikan dan belajar dari satu dengan yang lainnya. Kita harus belajar rendah hati saat ada saudara kita yang lain menegur saat kita melakukan kesalahan dan juga belajar dari mereka yang lebih dewasa secara kerohanian. Barangsiapa memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan maka ia akan memiliki a teachable heart (hati yang mudah diajar).
Doa: Tuhan Yesus, lembutkan dan ajar saya agar mudah diajar akan kebenaranMu. Amien.
FT: Amsal 10:11-21

Jumat, 01 Oktober 2010

SAAT MAKAN SOTO


SAAT MAKAN SOTO
Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. (Titus 1:16a)
Sambil menunggu anak saya pulang sekolah siang itu, saya menyantap soto di depan sekolah anak saya. Kebetulan ada seorang ibu, orangtua murid juga yang tengah mengisi perut. Pada akhirnya kami berbincang hal-hal rohani, ia dengan bangga bercerita bagaimana ia sering pelayanan bersama dengan para pendeta besar, bagaimana Tuhan memakai dia dengan luar biasa untuk menyembuhkan mereka yang sakit. Pembicaraan kami terhenti saat bel bubaran sekolah berbunyi.
Ia segera bangkit dan bertanya pada pedagang soto itu,”Berapa Pak?” Tukang soto itu menjawab,”5000 rupiah, Bu.” “Ah, mahal….ini 4000 aza, orang saya juga suka buat soto di rumah.” Tanpa basa basi lagi, ibu itu meninggalkan warung soto tersebut. Saya pun bangkit dan membayar soto, dan menambahi kekurangan dari si ibu tersebut. Tukang soto itu pun berkomentar,”Terimakasih ya, Mas. Ibu itu biasa begitu tiap kali makan di sini. Heran ngomongnya rohani kelakuannya nyebelin.” Saya pun meninggalkan warung soto itu sambil berpikir,”Mengapa banyak anak Tuhan, senang membicarakan hal yang benar (rohani) tetapi mereka sendiri tidak hidup dalam kebenaran itu sendiri.
Saya teringat perkataan dari seorang mentor saya,”Talk is cheap”(Berbicara itu mudah). Ya, kita sebagai anak Tuhan bukan saja dipanggil untuk menyampaikan kebenaran tetapi hidup dalam kebenaran itu sendiri. Dunia membutuhkan teladan hidup, dunia sudah bosan dengan kemunafikan.
Doa: Tuhan Yesus, tolong kami agar dapat hidup dalam kebenaranMU, ampuni kami bila kami telah mengecewakanmu selama ini dengan cara hidup kami. Amien.
FT: Yakobus 3:9-18