Selasa, 25 Januari 2011

Rest From The Marathon


Rest From The Marathon

You have been running a long race my child and you have come to the point where you have forgotten why it is that you started the race. You started out with great hope and expectation, but then the pressures of life came and what was a joy, turned into something that has begun to drain and discourage you.

My child is it not I that have set the track? And am I not the one that set you on this road? Then you must see that just as I put the road before you, that I am the one that will take you to the finish line.

For you started in my grace and then took things into your own hands. You began to push through and the enemy has used this to discourage you. Turn back to me now and let me take you the rest of the way. I do not need you to strive for me. I only need you to rest in me and to give me the place of honor in your life.

For this is not meant to be a hard race. This is not meant to be a difficult journey. This is meant to be a season of joy and rest for you. I desire for you to accomplish and to enjoy the fruits of your labor. However the enemy has come and stolen this joy away from you. He has stolen the fruits and instead of peace and rest, you are left with striving instead.

This pushing is not of me child, but it is intended to take away the things that are precious to you. So come to me and rest a while. Remember again that those that labor without me, labor in vain. That unless I build or unless I set the road, you run the race in vain. So wait with me for a little season. Come and sit with me and receive. Let the cares go and the struggles go.

Let the striving go and let go of trying to do everything in your own flesh. As you rest in me and settle in the palm of my hand, you will see why it is you were put on this road again. Your joy will be returned and then you will be ready to run again with new strength.

For this season though, rest a while. Let me remind you of why you are precious to me. Let me remind you of the good things that I have for you. Then you will have the strength you need for the rest of your journey says the Lord.

Senin, 24 Januari 2011

Lepas Tanggungjawab


Lepas Tanggungjawab
Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya…(Ulangan 11:19a)
Di hari Minggu pagi itu, saya mendengar suara tinggi dari arah ruang pelayanan Sekolah Minggu. Sebagai Ketua departemen Anak dan Remaja, saya segera bergegas mendekati tempat kejadian. Saya melihat salah seorang guru Sekolah Minggu dimarahi dan dibentak-bentak oleh salah seorang orangtua murid. Saya mengajak Ibu itu ke ruang lain dan berbicara, apakah duduk masalahnya.
Ibu itu segera angkat bicara,”Pak, bagaimana ini, guru Sekolah minggu di gereja ini, tidak berkompeten.” Saya pun bertanya,”Mengapa Ibu beranggapan seperti itu?” “Oh, jelas tidak berkualitas sebab anak saya sekarang merokok. Itu berarti kalian sebagai pengajar Sekolah Minggu gagal mendidik anak saya dalam takut akan Tuhan.” Lalu saya coba memberikan pengertian bahwa tanggungjawab kami adalah mengajarkan anak-anak kebenaran firman Tuhan seminggu sekali di gereja, setelah itu tentunya orngtualah yang bertanggungjawab dalam penerapan kebenaran firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Wajah Ibu itu nampak merah padam karena marah dan lalu pergi meninggalkan saya.
Ada banyak orangtua melepaskan tanggungjawabnya dalam membina anak-anak mereka mengenal Tuhan dan menyerahkan tanggungjawab tersebut pada guru Sekolah Minggu, Ketua Pemuda atau Pendeta. Kalau terjadi sesuatu yang salah dalam kehidupan rohani anaknya, dengan mudah yang dijadikan kambing hitam dalah pelayan Tuhan di gereja.
Alkitab mengajarkan bahwa orangtua bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pendidikan anak-anak mereka. Guru Sekolah Minggu, Ketua Pemuda atau Pendeta hanyalah orang-orang yang dipakai Tuhan untuk memperlengkapi jemaat. Orangtua diharapkan tidak sekedar “hanya” aktif di gereja tetapi menjadi teladan dan pelaku firman Tuhan hingga anak-anak pun hidup dalam takut akan Tuhan.
Doa: Tuhan, ajar kami sebagai orangtua agar dapat menjadi teladan hidup bagi anak-anak kami. Amien.
Firman Tuhan: Ulangan 11:18-21

Minggu, 23 Januari 2011

CRASH (TABRAKAN)


CRASH (TABRAKAN)
Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (Matius 6:24c)
Suatu hari kami mengadakan perjalanan pelayanan, salah seorang rekan Pendeta membawa mobil barunya. Kami semua pun pergi pelayanan keliling menggunakan mobil tersebut. Hingga di hari kami hendak kembali pulang ke kota kami. Kami mengalami kecelakaan lalu lintas, mobil yang kami kendarai hancur berantakan tetapi Tuhan melakukan mujizat sebab tak ada satu pun dari kami yang mengalami luka-luka serius.
Akhirnya setelah mendapatkan perawatan, polisi memberikan tumpangan dan mengantar kami pulang. Karena rumah saya berdekatan dengan teman pendeta yang mobilnya hancur, maka saya pun turun di rumahnya. Ia pun mengajak saya mampir dulu untuk minum teh, saat kami memasuki halaman rumahnya. Tampaklah istrinya bergegas keluar rumah, menyambut suaminya. “Papi, tabrakan ya, tadi ada telpon dari polantas.” Sobat saya itu pun menjawab,”Puji Tuhan, Mami kami semua selamat.” Istrinya pun lalu bertanya dengan gelisah,”Lalu mana mobilnya?” Teman saya menjawab,”Mobilnya sudah ringsek, Mam.” Mengetahui mobil barunya rusak berat, istri teman saya itu pun pingsan. Sebab itu mobil idamannya. Teman saya memandang saya sambil menggelengkan kepalanya,”Bukan bersyukur suaminya selamat malah pingsan karena mobil baru rusak.”
Seringkali kita berdoa untuk mendapatkan sesuatu, kita memohon pada Tuhan. Kita berjanji pada Tuhan bila Tuhan mengabulkan doa kita maka kita akan mempermuliakan DIA. Tetapi saat doa kita dijawab kita seringkali melupakan Tuhan. Tuhan Yesus tidak menghendaki kita memiliki ilah lain dalam kehidupan kita. Kadang kita tidak menyadari bahwa tokoh idola, barang kesayangan, koleksi kita dan hal lainnya telah menggantikan posisi Tuhan. Kita tidak menyadarinya hingga saatnya Tuhan mengambil hal atau benda tersebut dari diri kita.
Doa: Tuhan, tolong kami agar tidak ada ilah lain dalam hidup kami.
Firman Tuhan: Matius 6:19-24

Sabtu, 22 Januari 2011

IDE BAIKMU BELUM TENTU IDE TUHAN


IDE BAIKMU BELUM TENTU IDE TUHAN
AKU…memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11)
George putra kedua saya, tengah belajar berjalan dan suatu pagi ia tengah berpegangan pada meja makan. Saat ia memegang taplak meja, ia senang sekali sebab ternyata ia dapat menarik taplak itu sedikit demi sedikit. Ia pun tertawa kegirangan, ia pun tambah bersemangat menarik taplak itu. Mendengar derai tawa dari ruang makan, timbul rasa ingin tahu saya, apa yang membuat dia tertawa. Saat saya melihat ke ruang makan, saya sangat terkejut dan bergegas mengambil George dan melepaskan genggaman tangannya dari taplak meja.
Ia menangis sebab keasyikannya menarik taplak meja terganggu. George tidak sadar bahwa di saat ia menarik taplak meja, ia pun menarik toples-toples kaca di atas meja ke arahnya. Sedikit saja saya terlambat maka toples kaca itu akan menimpa dan mencelakakannya.
Pernahkah Anda mengalami saat tengah asyik merencanakan sesuatu untuk masa depan Anda, tiba-tiba terjadi suatu peristiwa dimana apa yang telah Anda impikan itu gagal total dan Anda harus memulai kembali semuanya dari awal? Anda sedih dan mempertanyakan Tuhan, mengapa semuanya bisa gagal padahal sudah dibawa dalam doa. Tidak selamanya rencana atau ide baik kita sejalan dengan rencana Tuhan yang sempurna. Kalau pun rencana kita tidak sebagaimana yang kita impikan, ingatlah selalu bahwa Tuhan merupakan Bapa Yang penuh Kasih. IA tahu apa yang akan terjadi bila IA tahu itu akan membahayakan kita sebagai anakNYA maka IA akan segera turun tangan menyelamatkan kita dari mara bahaya.
Doa: Tuhan, di hari yang baru ini kuserahkan hidupku dalam tanganMU. Amien
Firman Tuhan: Yeremia 29:11-13

Senin, 17 Januari 2011

AKIBAT MENGANTUK


AKIBAT MENGANTUK
Sadarlah dan berjaga-jagalah! (1 Petrus 5:8)
Toni baru saja pulang lembur malam itu. Teman-temannya menasehatinya,”Ton, kalau ngantuk sebaiknya jangan mengendarai sepeda motor, naik angkot atau taxi saja.” Tapi Toni menjawab,”Ah, engga apa-apa kok aku masih kuat.” Padahal sebenarnya Toni sadar ia sudah sangat mengantuk.
Akhirnya ia pun berangkat pulang mengendarai sepeda motor, tiupan angin berhembus menerpa wajahnya membuat Toni tambah mengantuk. Ia pun memacu motornya lebih kencang lagi agar lebih cepat sampai di rumah. Tanpa ia sadari matanya rasanya sulit diajak berkompromi, ia merasa baik-baik saja untuk menutup matanya untuk sekejap. Lalu ia mendengar teriakan,”Awas!!!!” Segera ia membuka mata, ternyata sebuah mobil ada dihadapannya namun jarak sudah sangat dekat dan…braaaaak!!!!! Semuanya sudah terlambat, Toni mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, saat ia terlelap sejenak tanpa sadar ia mengarah ke sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan. Toni meninggal seketika itu juga.
Dalam kehidupan kita di dunia ini, ada saat dan masanya dimana kita mungkin letih secara kerohanian dan perlu penyegaran baru. Kita mungkin mulai kembali kepada kebiasaan-kebiasaan lama atau tabiat kedagingan kita. Bila kita ada pada fase tersebut,maka hari ini sebaiknya kita segera kembali ke kaki Tuhan agar segera dipulihkan dan disegarkan. Bila ada godaan dosa datang muncul, saya mau katakan,”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Sebab musuhmu si Iblis….tengah mengincarmu.” Sadar dan berjagalah, jangan biarkan musuh menjatuhkanmu…..cepat mendekat pada Tuhan sebab IA-lah kota benteng perlindungan kita.
Doa: Tuhan, tolong kuatkan kaki kami yang mulai goyah. Amien
Firman Tuhan: 1 Petrus 5:8-11

Jumat, 14 Januari 2011

Belajar Mengucap Syukur


Belajar Mengucap Syukur
Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur (Kolose 2:7)
“Wah, sepeda motor baru?” saya bertanya pada salah satu teman sepelayanan. Ia pun menjawab,”Iya nih, baru beli tapi motor bekas….” “Lho, biar bekas juga yang penting khan masih layak untuk digunakan,”sambung saya. Lalu sobat saya itu pun mulai mengeluh,”Tapi katanya kita khan anak dari Raja di atas segala raja…masa sih sebagai anak Raja, kita pakai motor bekas…padahal saya khan sudah setia melayani Tuhan, masa cuman pake motor bekas…”
Kebanyakan manusia tidak pernah cepat puas dengan apa yang telah ia miliki. Seringkali tanpa sadar kita memanipulasi ayat untuk memuaskan ego dan keserakahan kita. Kita berpikir bila kita membaca Alkitab dan mengutip beberapa ayat lalu menaikkannya berulangkali di dalam doa maka Tuhan “akan” mengabulkannya. Dalam doa-doa kita menuntut agar Tuhan mengabulkannya dan kita coba “mengingatkan” Dia akan janji firmanNya. Kadang Tuhan tidak mengabulkan doa kita bukan karena Ia lupa akan firmanNya tetapi karena Ia sayang pada kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang tetapi Ia adalah Tuhan yang mengetahui apa yang akan terjadi di kemudian hari. Ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi atas kita.
Tuhan telah mengajarkan agar kita setia dalam perkara kecil, begitu pula saat Tuhan berkati kita dengan sesuatu yang mungkin nampaknya kecil. Ia menghendaki kita untuk belajar mengucap syukur atas apa yang telah Ia berikan pada kita. Saat kita setia maka Ia akan memberkati kita suatu kepercayaan yang jauh lebih besar lagi. Sebab itu biarlah hati kita melimpah dengan ucapan syukur atas apa yang telah Ia berikan pada kita.
Doa: Tuhan, ajar kami untuk selalu bersyukur. Amien.
Firman Tuhan: Kolose 2:6-7

Minggu, 09 Januari 2011

SUATU HARI SAAT BERBAGI


SUATU HARI SAAT BERBAGI
“…BAPAmu yang disorga yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik..” (Matius 5:45)
Keluarga Andi baru saja menuai pisang hasil panenan kebun mereka. Mereka baru saja mendengarkan khotbah Bapak Pendeta mengenai umat yang diberkati Tuhan untuk memberkati pada hari Minggu yang lalu. Kini mereka ingin memberkati orang-orang melalui hasil panenan mereka. Mulia sekali apa yang mereka lakukan.
Bapak dan Ibu Andi mulai memotong pisang dan menggorengnya, mereka ingin membagikan pisang goreng secara cuma-cuma pada orang di sekitar perumahan mereka. Saat mereka membagikannya mereka dapat melihat ekspresi wajah atau reaksi berbeda-beda. Ada yang sangat terharu atas apa yang mereka perbuat, ada yang acuh setelah menerima pisang goreng namun ada juga yang bereaksi berlebihan dengan marah-marah sebab merasa dilecehkan harga dirinya. Bapak dan Ibu Andi belajar ternyata ketika berbagi berkat respons orang berbeda-beda, ada yang bersyukur tetapi ada juga yang tidak peduli atau merespons secara negatif. Mudah untuk menanggapi reaksi yang positif tetapi bagaimana menanggapi reaksi yang negatif? Tuhan mengingatkan pada mereka bahwa Bapa Yang Di Sorga menerbitkan matahari dan menurunkan hujan baik bagi yang jahat maupun yang baik.
Dalam kehidupan ini kita perlu menyadari bahwa Tuhan telah memberkati kita dan IA ingin kita menjadi saluran berkat. Berkatilah setiap orang entah mereka meresponi dengan baik atau tidak uluran tangan kita. Peliharalah hati yang tulus dan murni dihadapan Tuhan dan sesama. Kasih Allah merupakan kasih yang konsisten dan IA menghendaki kita meneladani kasihNya itu.
Doa: Tuhan tolonglah saya agar senantiasa menjadi saluran berkat dimanapun saya berada tanpa memandang muka. Amien.
Firman Tuhan: Matius 5:43-48

Jumat, 07 Januari 2011

SAAT JALAN MACET


SAAT JALAN MACET
“…jalanmu bukanlah jalanKU, demikianlah firman Tuhan.” (Yesaya 55:8b)
Letih sudah tubuh ini sepulang kerja, ingin secepatnya pulang ke rumah. Membayangkan sampai di rumah langsung mandi hingga segar lalu menikmati minuman dingin dan bercengkerama dengan keluarga sambil menonton TV sudah terbayang dalam angan-angan. Sampai semua angan itu lenyap seketika saat memandang jalan akses satu-satunya menuju perumahan dimana saya tinggal macet sore itu.
Terdengar keluhan dari sesama pengguna jalan bahkan makian. Ada yang berusaha menerobos dan melawan arus, hasilnya dapat ditebak jalanan semakin macet. Dalam hati saya pun ingin bergegas sampai rumah tetapi saya coba belajar untuk sabar menanti giliran. Meski terasa lambat tetapi akhirnya saya dapat sampai di rumah. Rasa penat dan kesal akibat macet sirna seketika itu juga melihat wajah keluarga di rumah.
Dalam kehidupan kita mengiring Tuhan, tidak selamanya semua berjalan mulus dan mudah. Kadang kala Tuhan mengizinkan ketidaknyaman terjadi dalam kehidupan kita. Semuanya itu bukan karena Dia benci atau marah pada kita tetapi seizinNya untuk medewasakan kita dan membawa kita masuk dalam rencanaNya yang mulia. Sebab jalan Tuhan bukanlah jalan kita, bukan kita yang mengatur Tuhan tetapi kitalah yang membutuhkan tuntunan Tuhan untuk mengatur kehidupan kita menjadi jauh lebih baik.
Sore itu saya bersyukur sebab Tuhan mengizinkan saya melalui jalanan yang macet hingga saya dapat mengenali isi hati saya yang terdalam. Saya dapat belajar bahwa bersabar dalam rencana Tuhan itu tidak mudah, selalu ada saja godaan untuk melanggar aturan untuk mencari jalan pintas menuju tujuan. Sore itu saya belajar untuk taat dan sabar mengikuti aturan baik aturan pemerintah maupun Tuhan.
Doa: Tuhan ajarlah kami untuk bersabar dalam jalan kehidupan ini, tunjukkanlah jalan yang harus kami tempuh bersamaMu hari ini. Amien
Firman Tuhan: Yesaya 55:6-11

Rabu, 05 Januari 2011

NENEK LINCAH


NENEK LINCAH
Semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12)
Setelah ibadah saya mendengar beberapa ibu tengah membicarakan tingkah laku dan dandanan seorang ibu yang lainnya. Saya berbicara dalam hati,”Ya ampun baru pulang gereja sudah mulai menggossip..” Namun saat saya memandang pada wanita tua yang tengah mereka bicarakan, saya pun terkejut. “Wouw, seorang nenek dengan dandanan menor dan bertingkah seperti seorang anak ABG” . Gembala setempat menceritakan pada saya bahwa nenek itu sudah berulangkali kawin cerai dan sangat mudah jatuh cinta meskipun beliau sudah sepuh.
Tiba-tiba nenek tersebut menghampiri saya dan mengajak berbincang akhirnya mengertilah saya mengapa tingkah laku nenek tersebut aneh. Ternyata sejak kecil ia telah ditinggalkan ayahnya hingga ia sangat haus akan kasih sayang dan perhatian dari figur seorang ayah. Ketika suaminya sudah tidak memberikan perhatian dan kasih sayang yang ia harapkan maka ia memilih untuk bercerai. Sang nenek sendiri sebenarnya frustasi dan ingin berubah sebab itu ia rajin ke gereja. Tetapi ternyata ia pun belum berubah juga. Saat saya bertanya apakah ia telah menrima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, ia mengatakan belum pernah. Siang itu akhirnya ia menerima Yesus sebagai Tuhannya, saat ia berdoa Tuhan melawatnya secara pribadi dan menemukan figur Bapa yang sempurna dari Bapa Surgawi.
Mungkin hari ini kita merasa frustasi dengan hidup kita, mengapa kita tak berubah juga padahal sudah rajin ke gereja. Yang menjadi pertanyaan sudahkah kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan atas hidup kita? Saat mengakui dosa maka IA akan mengampuni kita dan menjadikan kita ciptaan yang baru. Kita diberi kuasa untuk berubah dan meninggalkan kuasa dosa melalui Roh Kudus yang tinggal dalam kita. Bukan karena kita mampu tetapi kita dimampukan oleh RohNya yang ada dalam kita.
Doa: Tuhan Yesus jadilah Tuhan dan Juruselamat diri saya, ubahkanlah manusia lama saya jadi ciptaan yang baru di dalamMu.
Firman Tuhan: 2 Korintus 5:15-17

Minggu, 02 Januari 2011

MESKI PUN FALS


MESKI PUN FALS
….sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.”(1 Petrus 4:8b)
Dua orang anak muda yang tengah menjalin hubungan di gereja terlibat dalam vocal grup gereja. Tono terkenal karena suara tenornya yang khas, ia sangat dikagumi oleh anggota jemaat yang lain. Banyak yang berpendapat bahwa Tono seharusnya memiliki pasangan yang juga memiliki suara merdu hingga dapat mempersembahkan lagu pujian di gereja berduet. Santi kekasih Tono merupakan anggota kaum muda yang sangat cinta Tuhan tetapi suaranya tidak merdu alias fals. Meski pun ada jemaat yang merendahkan Santi karena suaranya fals tetapi kasih Tono jauh lebih besar. Ia mengasihi Santi karena pribadinya dan bukan karena hal lain termasuk suaranya. Tono telah menerima Santi apa adanya, meski suaranya fals bila bernyanyi tetapi calon istrinya itu memiliki kualitas sebagai pengajar anak Sekolah Minggu.
Begitu pula dalam hubungan kita dengan sesama anggota tubuh Kristus mungkin kita berbeda-beda dari cara kita menyembah Tuhan, talenta kita dan lainnya. Tetapi kita semua satu di dalam Dia dan daripada kita saling menjelekkan atau merendahkan jauh lebih baik bila kita saling membangun dan menghargai keunikan masing-masing. Ketika kasih kita terhadap sesama benar maka kita tak akan menjelekkan saudara kita sendiri.
Rasul Petrus menyatakan bahwa bila kasih memenuhi hati kita maka kita tidak akan membicarakan kelemahan orang lain tetapi menolong orang tersebut untuk dapat mengatasi kelemahannya tersebut. Sudah bukan waktunya lagi bagi kita untuk saling hujat tetapi marilah dengan kasih Allah yang melimpah kita saling membangun seorang dengan yang lain.
Doa: Tuhan penuhi hati kami dengan kasihMu yang tulus dan penuh belaskasihan.
Firman Tuhan: 1 Petrus 4:7-11