ANAKKU PHILIP
Saat kami menikah pada tahun 1999 banyak orang yang menyangsikan bahwa kami akan mudah mendapatkan seorang anak, sebab istriku dikenal sering sakit-sakitan dan bertubuh kurus sedang aku sendiri mantan “drug addict” yang menurut orang daya tahan tubuhku juga lemah. Namun kami, sebagai suami istri percaya bahwa kami adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Bukan hanya roh kami yang diselamatkan melalui pengorbananNya tetapi juga Ia memulihkan kondisi jiwa dan fisik kami. Kami mengimani hal itu, kami percaya apa yang Ia Firmankan adalah benar adanya meski orang-orang di sekitar kami menyatakan yang sebaliknya. Itu semua tergantung kita, mau percaya kata Tuhan atau kata manusia.
Sebulan setelah kami menikah istriku memeriksa dirinya ke dokter saat tidak datang bulan dan IA HAMIL. Kami bersukacita sebab semua “apa kata orang” itu dipatahkan oleh keyakinan kami pada Tuhan Yesus. Sebagai pasangan yang baru menikah, kami bersukacita. Aku membayangkan diri menjadi ayah, wah…happy banget.
Kami saat itu tinggal di sebuah daerah pemukiman padat, Kedondong, di daerah pusat kota Surabaya. Kebanyakan penduduk yang tinggal merupakan orang-orang Jawa dengan kepercayaan dan adat yang berbeda dengan kami. Istriku berdarah Menado-Batak sedang aku sendiri keturunan Belanda-Cina-Ambon. Banyak diantara mereka yang menyarankan agar aku tidak membeli perlengkapan bayi sebab nanti bisa terjadi inilah atau itulah…bla..bla..bla…sesuai dengan adat setempat. Atau saat hamil harus pakai peniti atau bawa pisau kecil, dan berbagai mitos lainnya yang mereka bagikan pada kami.
Apakah kami akan kembali mempercayai mitos? Atau kami hanya akan memegang kebenaran Firman Tuhan yang kami sembah? So, aku melangkah saja berdasarkan apa yang kuimani dan pelajari dalam Alkitab. Tuhan tidak pernah memerintahkan sesuatu yang spesifik mengenai boleh atau tidak membeli perlengkapan bayi sebelum atau sesudah persalinan. Jadi aku membeli perlengkapan bayi, tempat tidurnya, dan lain sebagainya.
Aku bertambah exciting, saat tahu dari hasil scan bahwa bayi kami adalah seorang laki-laki. Wouw, akan lahir “Dave kecil”. Sepulang ke rumah, kami berdoa dan meminta hikmat, sebaiknya nama apa yang kami berikan padanya. Sesudah selesai berdoa, saat itu aku menyalakan TV dan menyaksikan acara berita sore. Saat jeda, kulihat iklan sebuah produk lampu, Philips, kubaca mottonya “Terus terang hanya Philips yang terang terus”. Tiba-tiba aku teringat ayat Firman Tuhan di dalam Injil Matius 5:16,”Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Seketika itu juga aku memutuskan untuk memberi nama putra kami, Philip. Sebab aku tahu Tuhan akan menjadikan dia “terang” bagi orang-orang yang ada di sekitarnya dan doa kami adalah agar dia “terang terus” di tengah dunia yang gelap ini. Philip merupakan salah seorang murid Kristus dan seorang lagi merupakan diaken di gereja mula-mula yang juga seorang penginjil.
Bagi sementara orang, mungkin lucu, ada yang bikin jokes, kenapa tidak dinamakan Osram saja sekalian? Aku katakan, sebab “anakku anak terang” dan “bukan anak seram”.
Setiap orang boleh berbicara semaunya namun aku tahu apa maksud Tuhan dalam kehidupan anakku ke depan. Saat kami berdoa, Tuhan menyatakan bahwa ia akan Tuhan pakai seperti Barnabas, seorang anak penghiburan. Seorang yang tidak akan mematahkan “buluh yang terkulai” namun akan menyentuh mereka melalui kehidupannya dan orang itu akan berubah. Sebagaimana Barnabas yang Tuhan pakai untuk menyentuh kehidupan Rasul Paulus saat rasul yang lainnya meragukan kesungguhan pertobatan Paulus. Atau bagaimana ia menyentuh kehidupan “si pecundang” Yohanes Markus, hingga Paulus yang pernah menolaknya pada hari tuanya memanggilnya dan terlebih akhirnya ia menulis Injil Markus. Kami menyimpan hal ini dalam hati dan bersyukur atas apa yang Tuhan akan kerjakan dalam hidup putra kami kelak.
Saat Philip berada dalam kandungan istriku, kami sedang merintis gereja, GKB Cinta Kasih Bangsa, yang saat itu masih berstatus Pos PI dari GKB Shalloom yang digembalakan Pdt. Hosea Kusno (almarhum), yang juga menjadi wali menggantikan orangtuaku saat aku menikah. Rasanya hidupku menjadi lengkap setelah berumahtangga dan memperistri, Novie Durant dan kini kami akan mendapatkan anak yang sangat didambakan. Sungguh sangat bahagia.
Gereja yang kami rintis rata-rata adalah anak muda dan keluarga ekonomi lemah. Penghasilanku sangat kecil itupun subsidi bantuan dari sebuah gereja asing yang terbeban membantu pelayan perintisan gereja, sehingga kami berdoa agar istriku dapat melahirkan secara normal. Setelah menabung uang 4 juta rupiah berhasil kukumpulkan, jadi jelas cukup untuk biaya persalinan normal. Istriku sendiri sering konsultasi tentang kandungannya dengan Dr. Iwan Djuanda dan bersalin di RS Adi Husada.
Semuanya berjalan baik sampai waktu persalinan, istriku sudah bukaan 6. Tiba-tiba terjadi sedikit kepanikan di ruang persalinan, ternyata putraku terlilit oleh tali pusarnya hingga tidak bisa keluar secara normal. Dokter Iwan datang dan menyarankan untuk operasi cesar. Aku tanya biayanya berapa, ia menyatakan 8 juta. Duerrrrrr!!!!! Aku tersentak, bagaimana ini?? Mau tidak mau, kutandatangani surat agar operasi cesar dilakukan. Saat operasi berlangsung, aku hanya berdiri di ruang tunggu sambil menyanyikan lagu pujian,”Allahku kan mencukupi segala keperluanku….” Berulang-ulang dan membesarkan diriku dengan janji-janjiNya.
Operasi berjalan dengan sukses, aku melihat putraku dibawa keluar oleh suster dari ruang persalinan, bahagia melihat jagoan kecilku lahir. Malam itu aku bahagia bercampur bingung harus bagaimana. Kepada siapa aku harus meminta tolong? Aku sempat meminta tolong pada gereja asing yang menjadi sponsorku, namun mereka hanya mau meminjamkan uang 500.000 ribu rupiah. Yah, aku bilang pada mereka,”Kalau begitu tidak usah deh, biar saya berdoa pada Tuhan saja.”
Aku berdoa pada Tuhan dan mohon ampun,” Tuhan ampuni, si Dave ini, yang meragukan pemeliharaan Engkau. Hingga akhirnya bergantung pada bantuan manusia dan dikecewakan.”
Saat berjalan pulang ke rumah dari daerah Kapasari ke rumah kami di daerah Kedondong, aku terus berdoa dan menyembah Tuhan. Setiba di rumah, aku mandi dan lalu duduk menyalakan TV. Tujuan hati mencari hiburan, saat itu ada acara MTV, kulihat Whitney Houston dan Mariah Carey sedang berduet menyanyikan lagu When You Believe. Lagu soundtrack Prince of Egypt (Film mengenai Musa), saat mereka menyanyi, tiba-tiba ada syair lagu tersebut yang Tuhan pakai untuk meneguhkan iman saya. “You will see a miracle when you believe.” (Kau akan melihat mujizat saat kamu percaya). Air mataku menetes membasahi pipiku. “Tuhan, aku tidak pernah punya ayah yang mendampingi hidupku, sulit bagiku untuk melihat kehadiranMu, sebagai “Ayah Rohani”ku. Ayah biologisku tidak pernah memperdulikanku, apalagi memeliharaku beserta mama. Kini aku hanya bisa percaya padaMu, sebagai Ayah yang memeliharaku. Tolong aku dan tambahkan imanku.”
Lalu aku tertidur, tiba-tiba kudengar suara telpon handphone-ku berbunyi. Ternyata sudah pagi, aku angkat telpon itu,”Hallo..” Dari seberang sana terdengar suara berat,”Dave..???” Itu suara omaku, Magdalena Broos, “Bagaimana anakmu sudah lahir?”
“Sudah, Ma.”sahutku. Lalu aku cerita proses persalinan dan apa yang terjadi kemudian. Oma-ku lalu bertanya berapa biaya yang kamu butuhkan, kukatakan masih kurang 4 juta rupiah lagi. Kuminta dukungan doa dari oma-ku di negeri Belanda.
Dua hari kemudian, dokter pagi itu menyatakan pada istriku bahwa ia dan bayi kami sudah boleh pulang. Senang sekali saat istriku menelpon tetapi yang menjadi masalah uangku belum cukup. “Waduh, gimana nih?” keluhku dalam hati. Masa pendeta ngutang??? Kayaknya engga heroik banget. Pagi itu, lagi-lagi aku bergumul dalam doa,”Oh, Tuhan bagaimana ini?? Apa yang harus kulakukan?”
Seperti biasa aku pergi ke kantor gereja, pada saat makan siang salah satu staf mengajak untuk makan di RM Padang. Saat sedang makan itulah handphoneku berdering, ternyata Oma-ku lagi. “Dave…ini Mama, barusan sudah ditransfer uang untuk bantu kamu dari Mama dan Oma Lien (nenek buyutku).” Wah, ini merupakan kejutan bagiku, senang sekali ada pertolongan Tuhan bagi keluarga kami. Seusai makan siang, segera aku pergi ke pertokoan Tunjungan Plaza yang berada dekat dengan tempat kami makan. Segera aku masuk ke ATM dan mengecek, jumlah uangku kini Rp.14.000.000…..wauw, malah lebih dari yang kubutuhkan. Surprise!!!!!!! Keluar dari ATM, aku bahagia sekali sebab kini dapat membayar rumah sakit dan memboyong istri & anak kami pulang. Semua orang sepanjang jalan kuberikan senyum, entah kalau ada orang yang berpikir aku ini orang gila. Pokoknya saat itu aku bahagia sekali dan di dalam angkotpun aku ceritakan kebahagiaanku atas kelahiran putra pertama kami.
Sore itu setelah membayar seluruh biaya RS, kami dapat pulang ke rumah. Perjalanan keluarga Broos segera di mulai. Aku sangat bahagia menjadi seorang ayah. Janjiku adalah satu, aku akan berusaha sebaik mungkin menjadi ayah bagi Philip. Aku tidak pernah mengalami yang namanya kasih sayang dan perhatian seorang ayah saat kecil namun saat aku lahir baru, aku mendapatkan kasih sayang dan perhatian Bapa Surgawi. Kini aku akan bagikan kasihNya yang besar itu bagi putraku, PHILIP.
Brothers and sisters, Tuhan itu ada, Ia adalah Bapa Yang Baik. Ia adalah Tuhan yang memelihara dan mengeluarkan diri kita dari permasalahan yang membelit (Mzm 23). Ia pasti membuka jalan, bila jalan seolah tembok besar yang menghadang sekalipun. Janganlah takut, sebab Ia mampu membelah tembok itu hingga jalan baru terbentang dihadapanmu. Tiada yang mustahil bagi Tuhan.(Kel 14:13-14)
Saat anda berdoa, Ia akan menjawab kita(Yer 33:3). Ia, Bapa yang perduli(1 Ptr 5:7), janjiNya Ia tak akan meninggalkan dan membiarkan kita (Ibr 13:5b)
Kiranya kesaksian kecil yang saya ambil dari pengalaman hidup keluarga kami di dalam Tuhan ini dapat jadi berkat. Jangan pernah putus asa sebab Bapa perduli, kami sekeluarga sebagai anak-anakNya pun perduli. Bila anda punya beban doa, butuh teman sharing/berbagi, atau apapun selama kami memiliki kapasitas untuk menolong. Just contact us di davebroos@yahoo.co.uk atau novie_durant@yahoo.com atau telpon/SMS ke 081330135643.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar