SEKALIPUN
Namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan (Habakuk 3:18a)
Sebagai seorang anak Tuhan, kita dipanggil untuk melayani dan menyembah Dia dalam sikap dan tingkah laku kita selama hidup di dunia ini. Sangat mudah menjadi begitu “rohani” di dalam gedung gereja selama ibadah namun bagaimana saat kita berada di luar komunitas Kristen kita? Masihkah pribadi Kristus nampak dalam kehidupan kita?
Tidak pelak dalam kehidupan yang kita jalani di muka bumi ini, ada suka maupun duka. Ada kalanya kami bersukacita saat Tuhan menolong dan membuka jalan dalam kesesakan hidup, namun ada kalanya Tuhan izinkan kami melalui proses kehidupan yang berat. Saat segala sesuatu berjalan mulus dan berkecukupan sangat mudah bagi kita untuk mengucap syukur tetapi bila kesulitan datang, masihkah kita dapat mengucap syukur?
Seorang sobatku yang merupakan seorang pelayan musik di sebuah gereja, suatu hari mengomel tentang sepeda motornya yang sudah jelek, ia mempertanyakan kebaikan dan janji Tuhan dalam hidupnya. Mengapa Bapa di surga tidak memberikannya sebuah sepeda motor yang baru padahal ia sudah memberikan perpuluhan, persembahan untuk penginjilan di pedalaman dan menolong pelayanan di gereja-gereja kecil. Ia mempertanyakan kebaikan Tuhan bahkan eksistensiNya.
Di sisi lain, kami pun pernah mengalami apa yang namanya kelimpahan dan juga kekurangan. Kami bisa ingat masa-masa indah, saat kami dapat bepergian menggunakan kendaraan roda empat kemana-mana dan bisa makan di restoran mana saja. Semua berjalan dengan baik, sampai Tuhan berbicara untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan pada pemimpin baru dan pergi merintis di tempat yang baru. Di mana kami tidak punya apa-apa dan tidak mengenal siapa-siapa. Kami harus belajar mengucap syukur bahwa Tuhan itu baik sekalipun kehidupan ekonomi kami sulit. Bahkan di tengah pergumulan hidup dan perintisan pelayanan, kami masih harus mendapatkan cemooh dari saudara seiman. Katanya kami kurang iman….kurang berdoa….kurang usaha….kurang koneksi….kurang hikmat dan seterusnya. Apakah kami marah dan kecewa mendengar pernyataan seperti itu? Ya, kami kecewa terhadap sikap mereka itu namun memilih untuk mengampuni dan memberkati. Sekali pun kami harus melalui ini semua, Tuhan pasti punya tujuan kekal bagi kami sekeluarga.
Belajarlah untuk mengucap syukur dalam segala hal dan situasi, sekalipun kita berada dalam keadaan sesulit apapun. Ingat kebaikanNya, pengorbananNya dan masa-masa indah bersama denganNya. Tuhan sudah berjanji bahwa Ia sekali-kali tak akan meninggalkan dan membiarkan kita. Kita ini biji mataNya dan nama kita tertulis di telapak tanganNya. TUHAN MENGASIHI DAN PERDULI.
Doa: Tuhan, sekalipun kami harus melalui jalan terjal berbatu, penuhilah hati kami dengan ucapan syukur
Firman Tuhan: Habakuk 3: 17-19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar