Jumat, 29 Februari 2008

PENYESALAN






NAMA TUHAN MENGGAMBARKAN SIFATNYA


NAMA TUHAN
(PENGGAMBARAN SIFAT-SIFATNYA)

1. ELOHIM = Allah bersumpah, Allah mengikat suatu perjanjian, Pencipta yang perkasa, Sang Pencipta
2. YAHWEH = hayah-menjadi, terus menerus menyatakan diriNya, Pribadi yang Ada dengan Sendirinya yang menyatakan diriNya sendiri.
3. ADONAI = menjadi seorang tuan, Tuan dari seorang hamba, Tuhan
4. YAHWEH ROI = Tuhan adalah gembala, Pemelihara, Pelindung
5. YAHWEH JIREH = Tuhan akan menyediakan kebutuhan dasar hidup kita
6. YAHWEH SHALOM = Tuhan Damai kita, Ia memelihara kita saat alami terpaan badai kekecewaan dan masalah emosi
7. YAHWEH ROPHE = Tuhan Penyembuh kita, Ia menyembuhkan dengan sempurna
8. YAHWEH TSIDKENU = Tuhan Kebenaran kita, Ia menghapuskan segala kesalahan dan dosa kita
9. YAHWEH NISSI = Tuhan panji kemenangan kita, Ia memberikan keberanian mengatasi ketakutan kita
10. YAHWEH SHAMMAH = Tuhan hadir di situ, Ia ada saat kita mengalami kesepian, melindungi kita dari musuh, Ia menghibur dan memimpin kita
11. YAHWEH MEKKADISHKEM = Tuhan yang menguduskan engkau, gambaran Roh Kudus untuk memulihkan, membersihkan, mengurangi rasa sakit, dan menyembuhkan.
12. YAHWEH SABBOATH = Tuhan Semesta Alam, Allah yang militan/tangguh dalam peperangan, Tuhan dari Bala Malaikat yang melaksanakan kehendakNya.
13. YAHWEH MELEKH = Tuhan sebagai Raja, Tuhan sebagai Pembuat Hukum dan Hakim
14. YAHWEH ELOHE ABOTHEKEM = Tuhan Allah nenek moyangmu
15. YAHWEH EL EMETH = Tuhan Allah yang setia
16. YAHWEH EL GEMUWAL = Tuhan Allah Pembalas
17. YAHWEH ELOHE YESHUATHI = Tuhan Allah yang menyelamatkan
18. YAHWEH ELOHE YISRAEL = Tuhan Allah Israel
19. YAHWEH BORE = Tuhan Pencipta
20. YAHWEH CHEREB = Tuhan adalah pedang
21. YAHWEH ELI = TUHAN ALLAHku
22. YAHWEH MAGINNENU = Tuhan adalah perisai kita
23. YAHWEH GOELEKH = Tuhan Penebusmu
24. YAHWEH HASHOPET = Tuhan adalah Hakim
25. YAHWEH IMMEKA = TUHAN menyertai engkau
26. YAHWEH IZUZ WEGIBBOR = TUHAN jaya dan perkasa
27. YAHWEH KABHODI = TUHAN Kemuliaanku
28. YAHWEH MAUZZI = TUHAN bentengku
29. YAHWEH MAGEN = TUHAN perisai pertolongan
30. YAHWEH MAKKEH = TUHAN yang memusnahkan
31. YAHWEH MACHSI = TUHAN tempat perlindungan
32. HA-MELECH YAHWEH = TUHAN adalah Raja
33. YAHWEH MEPHALTI = TUHAN penyelamat/pembebasku
34. YAHWEH METSUDHATHI = TUHAN kota bentengku
35. YAHWEH MISHGABBI = TUHAN kubu pertahananku
36. YAHWEH MOSHIEKH = TUHAN Juru Selamatku
37. YAHWEH ORI = TUHAN adalah terangku
38. YAHWEH UZZI = TUHAN adalah kekuatanku
39. YAHWEH SALI = TUHAN bukit batuku
40. YAHWEH TSURI = TUHAN, gunung batuku
41. ELOHIM BASHAMAYIM = Allah di atas langit
42. EL BETHEL = Tuhan Allah tinggal dalam Rumah Allah
43. ELOHE CHASEDDI = Allahku dengan kasih setiaNya
44. EL SHADDAI = Allah Maha Kuasa, Allah Yang mencukupi segala kebutuhanku, Pribadi perkasa yang dapat menyelamatkan, Pribadi yang lembut seta memuaskan.
45. EL ELYON = Allah yang Maha Tinggi, Penguasa Langit Bumi,
46. EL OLAM = Allah yang Kekal, Nama rahasia Allah
47. EL GIBBOR = Allah yang Perkasa, Allah yang Kuat, Tuhan Pelindung
48. EL EMUNAH = Allah yang setia
49. EL HAKABODH = Allah yang mulia
50. El HAY = Tuhan Allah yang hidup
51. EL HAYYAY = Allah kehidupanku
52. ELOHIM KEDOSHIM = Allah yang kudus
53. EL KANNA = Allah yang cemburu
54. ELOHIM MACHASE LANU = Allah tempat perlindunganku
55. ELI MALEKHI = Allahku, Rajaku
56. EL MAROM = Allah di tempat tinggi
57. EL NEKAMOTH = Allah yang telah mengadakan pembalasan
58. EL NOSE = Allah yang mengampuni
59. ELOHU OLAM = Allah kita yang kekal
60. ELOHIM OZER LI = Allah adalah Penolongku
61. EL ROI = Allah yang telah melihatku
62. EL SALI = Allah gunung batuku
63. ELOHIM SHOPTHIM BA-ARETS = Allah yang memberi keadilan di bumi
64. EL SIMCHATH GILI = Allah adalah sukacitaku dan kegembiraanku
65. ELOHE TISHUATHI = Allah penyelamatku/keselamatanku
66. ELOHE TSADEKI = Allah yang membenarkanku
67. PATER = BAPA, ABBA

Kamis, 21 Februari 2008

Jumat, 15 Februari 2008

Jumat, 08 Februari 2008

sekalipun

SEKALIPUN
Namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan (Habakuk 3:18a)
Sebagai seorang anak Tuhan, kita dipanggil untuk melayani dan menyembah Dia dalam sikap dan tingkah laku kita selama hidup di dunia ini. Sangat mudah menjadi begitu “rohani” di dalam gedung gereja selama ibadah namun bagaimana saat kita berada di luar komunitas Kristen kita? Masihkah pribadi Kristus nampak dalam kehidupan kita?
Tidak pelak dalam kehidupan yang kita jalani di muka bumi ini, ada suka maupun duka. Ada kalanya kami bersukacita saat Tuhan menolong dan membuka jalan dalam kesesakan hidup, namun ada kalanya Tuhan izinkan kami melalui proses kehidupan yang berat. Saat segala sesuatu berjalan mulus dan berkecukupan sangat mudah bagi kita untuk mengucap syukur tetapi bila kesulitan datang, masihkah kita dapat mengucap syukur?
Seorang sobatku yang merupakan seorang pelayan musik di sebuah gereja, suatu hari mengomel tentang sepeda motornya yang sudah jelek, ia mempertanyakan kebaikan dan janji Tuhan dalam hidupnya. Mengapa Bapa di surga tidak memberikannya sebuah sepeda motor yang baru padahal ia sudah memberikan perpuluhan, persembahan untuk penginjilan di pedalaman dan menolong pelayanan di gereja-gereja kecil. Ia mempertanyakan kebaikan Tuhan bahkan eksistensiNya.
Di sisi lain, kami pun pernah mengalami apa yang namanya kelimpahan dan juga kekurangan. Kami bisa ingat masa-masa indah, saat kami dapat bepergian menggunakan kendaraan roda empat kemana-mana dan bisa makan di restoran mana saja. Semua berjalan dengan baik, sampai Tuhan berbicara untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan pada pemimpin baru dan pergi merintis di tempat yang baru. Di mana kami tidak punya apa-apa dan tidak mengenal siapa-siapa. Kami harus belajar mengucap syukur bahwa Tuhan itu baik sekalipun kehidupan ekonomi kami sulit. Bahkan di tengah pergumulan hidup dan perintisan pelayanan, kami masih harus mendapatkan cemooh dari saudara seiman. Katanya kami kurang iman….kurang berdoa….kurang usaha….kurang koneksi….kurang hikmat dan seterusnya. Apakah kami marah dan kecewa mendengar pernyataan seperti itu? Ya, kami kecewa terhadap sikap mereka itu namun memilih untuk mengampuni dan memberkati. Sekali pun kami harus melalui ini semua, Tuhan pasti punya tujuan kekal bagi kami sekeluarga.
Belajarlah untuk mengucap syukur dalam segala hal dan situasi, sekalipun kita berada dalam keadaan sesulit apapun. Ingat kebaikanNya, pengorbananNya dan masa-masa indah bersama denganNya. Tuhan sudah berjanji bahwa Ia sekali-kali tak akan meninggalkan dan membiarkan kita. Kita ini biji mataNya dan nama kita tertulis di telapak tanganNya. TUHAN MENGASIHI DAN PERDULI.
Doa: Tuhan, sekalipun kami harus melalui jalan terjal berbatu, penuhilah hati kami dengan ucapan syukur
Firman Tuhan: Habakuk 3: 17-19

SENCE OF WORTHINESS



SENCE OF WORTHINESS
(RASA BERHARGA)
Mengapa Yesus datang diutus Bapa ke muka bumi? Sebab kita berharga, kita diciptakan segambar dengan Tuhan (Kej 1:26-27). Kata segambar dalam bahasa aslinya adalah Immagodei yang berarti gambar atau photocopy Tuhan, jadi itulah makna segambar denganNya.
Melihat kenyataan ini Iblis tidak suka dan iri sebab tadinya “ia makhluk yang paling cantik dari ciptaan yang lainnya.”(Yeh 28:17). Sebab itu Iblis “sibuk” hendak merusak diri kita manusia, yang segambar dengan Tuhan. Kita diciptakan bagi kemuliaan Tuhan dan seharusnya memantulkan kemuliaanNya pada dunia. Kita perlu berhati-hati terhadap “virus iri hati” yang disebarkan oleh setan.
Suatu kali setelah istriku melahirkan datanglah salah satu anggota keluarga kami. Di tengah-tengah kami berbincang, tiba-tiba ia berkomentar bahwa tubuh Novie, istriku gemuk. Ia lalu menyarankan cara diet yang baik dan terus berkomentar secara negatif. Aku rasanya kesal tapi juga merasa geli sebab saudara kami ini sendiri seorang wanita gemuk yang bobotnya jauh lebih berat dan besar dari istriku. Sebagai perbandingan saat hamil bobot istriku 65 kg sedang sepupu kami ini berbobot 100 kg. Bisa dibayangkan, bukan?
Bila kita melihat kekurangan saudara kita lebih baik kita doakan atau menegurnya dalam kasih dan bukan dikomentari atau malah digosipkan yang tidak-tidak. Hal itu tidak akan memberkati malah merusak karakter kita dihadapan Tuhan.
Dalam Roma 8:32,”Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkan AnakNya bagi kita semua.” Bapa di Surga menyerahkan Anak untuk mendapatkan kita. Kita sangat berharga bagi Bapa, bila tidak, tidaklah mungkin Bapa rela menyerahkan Tuhan Yesus mati bagi kita.
Seandainya ada seorang maling masuk rumah anda, saat ia mencuri pasangan anda terbangun dan bersua dengan sang pencuri di ruang tengah. Akibat gugup, sang pencuri menyerang pasangan anda hingga tewas dan lalu kabur dengan barang jarahan. Bagaimana perasaan anda terhadap maling itu? Umumnya orang akan sulit mengampuni dan mau agar maling tersebut dihukum seberat-beratnya.
Syukurlah kita bukan Tuhan, sebab kasihNya jauh lebih besar dari amarahNya.
Sebenarnya kita semua sama seperti maling itu, semua manusia telah berdosa sejak Adam jatuh dalam dosa, setiap kita dikandung dalam dosa turunan. Roma 3:23 menyatakan,”Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Tidak ada seorangpun yang layak sepatutnya kita semua dihukum mati dalam kebinasaan kekal namun dalam Roma 3:24 dikatakan,”Oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”
Kita ditebus sebab di mata Tuhan, kita ini berharga. Sayangnya banyak diantara kita yang tidak menyadari akan hal tersebut.
Tuhan Yesus mengajarkan “3 RASA” yang dibutuhkan oleh setiap manusia di muka bumi ini. Injil Lukas pasal 15 menggambarkan perihal 3 RASA ini.
Perumpamaan Domba Yang Hilang, berbicara mengenai rasa keberhargaan.
Perumpamaan Dirham Yang Hilang, berbicara mengenai nilai, dihargai, rasa diberdayakan, dipakai atau dibutuhkan.
Perumpamaa Anak Yang Hilang, berbicara rasa dimiliki.
Tuhan ingin kita semua sebagai anak-anakNya memiliki 3 RASA ini.
Ada 4 pola pikir yang salah mengenai hal berharga ini, yang menghalangi kita memiliki 3 RASA di atas.
Kecanduan sukses. Seorang yang selalu ingin sempurna padahal tak ada seorangpun yang sempurna di muka bumi ini selain Tuhan Yesus tentunya. Pecandu sukses adalah seorang yang takut gagal, ia berupaya berpenampilan atau menampilkan sesuatu sebaik mungkin karena ingin dipuji, dihormati bahkan disembah. Ia sangat sensitif dengan “apa kata orang” . Saya adalah seorang pecandu sukses dulunya, saat saya menggembalakan jemaat di Surabaya, saya selalu punya target pelayanan selama 3 bulan, 6 bulan dan satu tahun; itu belum termasuk rencana tahunan. Hingga akhirnya saya menjadi stress saat apa yang direncanakan tidak tercapai bahkan ketika pelayanan yang sudah ada merosot secara kuantitas tambahlah tertekan jiwa ini. Saya merasa bersalah dan tidak layak, tidak cukup menyenangkan hati Tuhan.
Kecanduan Penerimaan. Pecandu penerimaan adalah seorang yang takut ditolak dan dikritik. Ia sangat bergantung pada penerimaan orang. Cenderung pasif dan menjaga jarak dengan orang lain atau menjadi orang lain. Saat saya baru pelayanan dan bekerja dengan seorang Pendeta, ia memiliki sebuah kekurangan yaitu minder. Setiap kali ada pertemuan pendeta, saya mengamati, ia pasti menghindari perbincangan dengan hamba Tuhan bernama besar. Saat saya tanyakan kenapa beliau menghindari orang-orang tersebut. Ia beralasan bahwa kita hanya pelayan-pelayan Tuhan dari gereja kecil, jadi siapakah kita yang kecil mau bergaul dengan “big brothers”. Paling-paling kita dikuliahi dan disebut kurang iman, dll. Tanpa disadari sikapnya itu pun tertanam dalam pribadi saya cukup lama. Sampai saya mengikuti Discipleship Training School di YWAM Jakarta, dimana saya dapat berinteraksi dengan para pengajar baik dari dalam maupun luar negeri, ternyata beliau salah. Para pengajar saya ternyata sangat ramah dan memacu kita semua untuk maju dalam Tuhan.
Kecanduan Tuduhan. Pecandu tuduhan adalah seorang yang takut salah. Ia mencoba melakukan banyak hal karena takut dihukum atau dihakimi. Ia selalu mencoba menjadi orang lain dan bukan dirinya sendiri. Orang seperti ini biasa merasa tertuduh hingga mengalami kekeringan rohani, sangat mudah terintimidasi. Saat pertama ditahbiskan menjadi seorang Pendeta Gembala Sidang, aku mengalami intimidasi. Jemaat yang kami rintis rata-rata anak muda dan orang kalangan bawah. Saat statusnya secara organisasi dulu masih persekutuan doa dan pos PI, saya berpenampilan “santai”, akhirnya gereja bertumbuh dengan pesat. Sebab mereka melihat sosok seorang “leader” yang membumi. Namun saat kami bergabung dalam organisasi gereja dan ditetapkan menjadi gereja lokal. Timbul perasaan yang bergejolak dalam diri saya, di depan jemaat sih tidak apa-apa menggunakan t-shirt dan celana jeans tetapi nanti apa kata teman-teman pendeta? Bila tidak ada pendeta tamu, saya “seperti biasa” namun bila datang orang dari sinode atau teman pendeta, saya “jaim” mengenakan kemeja, dasi dan celana kain. Sampai suatu hari “ayah rohani saya” Ps Christopher K, menyatakan bahwa saya harus lebih takut pada Tuhan dan bukan manusia. Jadilah dirimu sendiri sebab ini adalah “keluarga rohani”mu dan kau kepala keluarga yang ditunjuk Tuhan. Itulah nasehatnya hingga akhirnya saya berketetapan untuk menjadi diri saya sendiri.
Kecanduan Ikatan. Pecandu ikatan biasanya berawal dari rasa rendah diri atau minder yang berlebihan. Rasa minder membawa seseorang terperosok dalam dosa yang berakhir pada suatu atau beberapa ikatan. Minder, dapat diartikan sebagai perasaan buruk atau penilaian yang rendah terhadap diri sendiri. Orang seperti ini mencoba berlari dari kenyataan yang ia hadapi atau coba melupakan luka hati. Pribadi ini dapat mencoba lari dari masalah itu dengan narkoba, alcohol, rokok, menonton, belanja, gossip, marah-marah,dll.
Di dalam Ibrani 4:12,”Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Ada 4 PEDANG KEBENARAN untuk menangani ke 4 POLA PIKIR YANG SALAH tersebut:
Mengatasi Kecanduan Sukses. Gunakan “pedang pembenaran”. Karya Kristus di atas kayu salib sudah cukup, tidak perlu membeli pembenaran. Biasanya pecandu sukses cenderung membeli “pembenaran” atau “membayar” Tuhan bila mengalami kegagalan dengan menambah jam doa, puasa berhari-hari, lebih banyak membaca Alkitab, dstnya. Dalam Roma 3:28,”Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Bila kita merasa gagal datang sebab oleh karena iman padaNya kita dibenarkan. Agama tidak dapat membenarkanmu, karya salib adalah pembenaran kita. Lebih lanjut dalam kitab Roma 5:6-8 dikatakan,”Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati – Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, ketika kita masih berdosa.” Pembenaran yang Tuhan Yesus lakukan ini dalam bahasa aslinya berarti, dianggap seolah-olah belum pernah berbuat dosa.
Mengatasi Kecanduan Penerimaan. Gunakan “pedang penerimaan”. Tuhan menerima kita apa adanya. Dalam Kolose 1:21-22 dikatakan,”Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikanNya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematianNya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya.” Kita telah diterima kudus dan tak bercacat.
Mengatasi Kecanduan Tuduhan. Gunakan “pedang pendamaian”. 1 Yoh 4:10-11,”Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita saling mengasihi.” Kita sudah didamaikan oleh Allah jadi tidak perlu hidup di bawah intimidasi, terlebih tekanan dari sesama. Pendamaian dalam bahasa aslinya berarti memuaskan hasrat suatu amarah karena ketidakadilan.
Mengatasi Kecanduan Ikatan. Gunakan “pedang kelahiran baru”. Akibat ketidaksempurnaan kita menjadi minder atau rendah diri. Ibrani 10:10,14,”Dan karena kehendakNya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan sekali untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.” Kita telah dikuduskan, disempurnakan selama-lamanya oleh Tuhan Yesus.
Roh kita telah sempurna (2 Kor 5:17)
Jiwa tengah disempurnakan (Yak 1:2-4)
Tubuh akan disempurnakan (1 Kor 15)
Hidup anda berharga di mata Tuhan oleh sebab itu hargai Dia juga. Ingatlah selalu bahwa tubuhmu adalah Bait Tuhan, Roh Kudus tinggal di dalam kita. Ubahkanlah pola pikir kita yang salah!! Buang pola pikir yang lama dan kenakan pikiran Kristus dalam diri kita. Maka kita akan menghargai Tuhan, diri sendiri dan sesama kita.
Tuhan Yesus memberkati!!

Philip Broos


“PHILIP BROOS”
Putra yang dikaruniakan Kristus Yesus
Harapan bag bagi banyak orang
Inspirasi bagi bangsanya
Lemah lembut tutur katanya
Intim dengan semua orang tanpa kemunafikan
Pemimpin generasinya

Bersinar di tengah kegelapan
Rasul pembaharuan
Orang Hebat
Orang Keren
Sukacita Bapa Surgawi di muka bumi

Minggu, 03 Februari 2008

Philip anakku



ANAKKU PHILIP
Saat kami menikah pada tahun 1999 banyak orang yang menyangsikan bahwa kami akan mudah mendapatkan seorang anak, sebab istriku dikenal sering sakit-sakitan dan bertubuh kurus sedang aku sendiri mantan “drug addict” yang menurut orang daya tahan tubuhku juga lemah. Namun kami, sebagai suami istri percaya bahwa kami adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Bukan hanya roh kami yang diselamatkan melalui pengorbananNya tetapi juga Ia memulihkan kondisi jiwa dan fisik kami. Kami mengimani hal itu, kami percaya apa yang Ia Firmankan adalah benar adanya meski orang-orang di sekitar kami menyatakan yang sebaliknya. Itu semua tergantung kita, mau percaya kata Tuhan atau kata manusia.
Sebulan setelah kami menikah istriku memeriksa dirinya ke dokter saat tidak datang bulan dan IA HAMIL. Kami bersukacita sebab semua “apa kata orang” itu dipatahkan oleh keyakinan kami pada Tuhan Yesus. Sebagai pasangan yang baru menikah, kami bersukacita. Aku membayangkan diri menjadi ayah, wah…happy banget.
Kami saat itu tinggal di sebuah daerah pemukiman padat, Kedondong, di daerah pusat kota Surabaya. Kebanyakan penduduk yang tinggal merupakan orang-orang Jawa dengan kepercayaan dan adat yang berbeda dengan kami. Istriku berdarah Menado-Batak sedang aku sendiri keturunan Belanda-Cina-Ambon. Banyak diantara mereka yang menyarankan agar aku tidak membeli perlengkapan bayi sebab nanti bisa terjadi inilah atau itulah…bla..bla..bla…sesuai dengan adat setempat. Atau saat hamil harus pakai peniti atau bawa pisau kecil, dan berbagai mitos lainnya yang mereka bagikan pada kami.
Apakah kami akan kembali mempercayai mitos? Atau kami hanya akan memegang kebenaran Firman Tuhan yang kami sembah? So, aku melangkah saja berdasarkan apa yang kuimani dan pelajari dalam Alkitab. Tuhan tidak pernah memerintahkan sesuatu yang spesifik mengenai boleh atau tidak membeli perlengkapan bayi sebelum atau sesudah persalinan. Jadi aku membeli perlengkapan bayi, tempat tidurnya, dan lain sebagainya.
Aku bertambah exciting, saat tahu dari hasil scan bahwa bayi kami adalah seorang laki-laki. Wouw, akan lahir “Dave kecil”. Sepulang ke rumah, kami berdoa dan meminta hikmat, sebaiknya nama apa yang kami berikan padanya. Sesudah selesai berdoa, saat itu aku menyalakan TV dan menyaksikan acara berita sore. Saat jeda, kulihat iklan sebuah produk lampu, Philips, kubaca mottonya “Terus terang hanya Philips yang terang terus”. Tiba-tiba aku teringat ayat Firman Tuhan di dalam Injil Matius 5:16,”Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Seketika itu juga aku memutuskan untuk memberi nama putra kami, Philip. Sebab aku tahu Tuhan akan menjadikan dia “terang” bagi orang-orang yang ada di sekitarnya dan doa kami adalah agar dia “terang terus” di tengah dunia yang gelap ini. Philip merupakan salah seorang murid Kristus dan seorang lagi merupakan diaken di gereja mula-mula yang juga seorang penginjil.
Bagi sementara orang, mungkin lucu, ada yang bikin jokes, kenapa tidak dinamakan Osram saja sekalian? Aku katakan, sebab “anakku anak terang” dan “bukan anak seram”.
Setiap orang boleh berbicara semaunya namun aku tahu apa maksud Tuhan dalam kehidupan anakku ke depan. Saat kami berdoa, Tuhan menyatakan bahwa ia akan Tuhan pakai seperti Barnabas, seorang anak penghiburan. Seorang yang tidak akan mematahkan “buluh yang terkulai” namun akan menyentuh mereka melalui kehidupannya dan orang itu akan berubah. Sebagaimana Barnabas yang Tuhan pakai untuk menyentuh kehidupan Rasul Paulus saat rasul yang lainnya meragukan kesungguhan pertobatan Paulus. Atau bagaimana ia menyentuh kehidupan “si pecundang” Yohanes Markus, hingga Paulus yang pernah menolaknya pada hari tuanya memanggilnya dan terlebih akhirnya ia menulis Injil Markus. Kami menyimpan hal ini dalam hati dan bersyukur atas apa yang Tuhan akan kerjakan dalam hidup putra kami kelak.
Saat Philip berada dalam kandungan istriku, kami sedang merintis gereja, GKB Cinta Kasih Bangsa, yang saat itu masih berstatus Pos PI dari GKB Shalloom yang digembalakan Pdt. Hosea Kusno (almarhum), yang juga menjadi wali menggantikan orangtuaku saat aku menikah. Rasanya hidupku menjadi lengkap setelah berumahtangga dan memperistri, Novie Durant dan kini kami akan mendapatkan anak yang sangat didambakan. Sungguh sangat bahagia.
Gereja yang kami rintis rata-rata adalah anak muda dan keluarga ekonomi lemah. Penghasilanku sangat kecil itupun subsidi bantuan dari sebuah gereja asing yang terbeban membantu pelayan perintisan gereja, sehingga kami berdoa agar istriku dapat melahirkan secara normal. Setelah menabung uang 4 juta rupiah berhasil kukumpulkan, jadi jelas cukup untuk biaya persalinan normal. Istriku sendiri sering konsultasi tentang kandungannya dengan Dr. Iwan Djuanda dan bersalin di RS Adi Husada.
Semuanya berjalan baik sampai waktu persalinan, istriku sudah bukaan 6. Tiba-tiba terjadi sedikit kepanikan di ruang persalinan, ternyata putraku terlilit oleh tali pusarnya hingga tidak bisa keluar secara normal. Dokter Iwan datang dan menyarankan untuk operasi cesar. Aku tanya biayanya berapa, ia menyatakan 8 juta. Duerrrrrr!!!!! Aku tersentak, bagaimana ini?? Mau tidak mau, kutandatangani surat agar operasi cesar dilakukan. Saat operasi berlangsung, aku hanya berdiri di ruang tunggu sambil menyanyikan lagu pujian,”Allahku kan mencukupi segala keperluanku….” Berulang-ulang dan membesarkan diriku dengan janji-janjiNya.
Operasi berjalan dengan sukses, aku melihat putraku dibawa keluar oleh suster dari ruang persalinan, bahagia melihat jagoan kecilku lahir. Malam itu aku bahagia bercampur bingung harus bagaimana. Kepada siapa aku harus meminta tolong? Aku sempat meminta tolong pada gereja asing yang menjadi sponsorku, namun mereka hanya mau meminjamkan uang 500.000 ribu rupiah. Yah, aku bilang pada mereka,”Kalau begitu tidak usah deh, biar saya berdoa pada Tuhan saja.”
Aku berdoa pada Tuhan dan mohon ampun,” Tuhan ampuni, si Dave ini, yang meragukan pemeliharaan Engkau. Hingga akhirnya bergantung pada bantuan manusia dan dikecewakan.”
Saat berjalan pulang ke rumah dari daerah Kapasari ke rumah kami di daerah Kedondong, aku terus berdoa dan menyembah Tuhan. Setiba di rumah, aku mandi dan lalu duduk menyalakan TV. Tujuan hati mencari hiburan, saat itu ada acara MTV, kulihat Whitney Houston dan Mariah Carey sedang berduet menyanyikan lagu When You Believe. Lagu soundtrack Prince of Egypt (Film mengenai Musa), saat mereka menyanyi, tiba-tiba ada syair lagu tersebut yang Tuhan pakai untuk meneguhkan iman saya. “You will see a miracle when you believe.” (Kau akan melihat mujizat saat kamu percaya). Air mataku menetes membasahi pipiku. “Tuhan, aku tidak pernah punya ayah yang mendampingi hidupku, sulit bagiku untuk melihat kehadiranMu, sebagai “Ayah Rohani”ku. Ayah biologisku tidak pernah memperdulikanku, apalagi memeliharaku beserta mama. Kini aku hanya bisa percaya padaMu, sebagai Ayah yang memeliharaku. Tolong aku dan tambahkan imanku.”
Lalu aku tertidur, tiba-tiba kudengar suara telpon handphone-ku berbunyi. Ternyata sudah pagi, aku angkat telpon itu,”Hallo..” Dari seberang sana terdengar suara berat,”Dave..???” Itu suara omaku, Magdalena Broos, “Bagaimana anakmu sudah lahir?”
“Sudah, Ma.”sahutku. Lalu aku cerita proses persalinan dan apa yang terjadi kemudian. Oma-ku lalu bertanya berapa biaya yang kamu butuhkan, kukatakan masih kurang 4 juta rupiah lagi. Kuminta dukungan doa dari oma-ku di negeri Belanda.
Dua hari kemudian, dokter pagi itu menyatakan pada istriku bahwa ia dan bayi kami sudah boleh pulang. Senang sekali saat istriku menelpon tetapi yang menjadi masalah uangku belum cukup. “Waduh, gimana nih?” keluhku dalam hati. Masa pendeta ngutang??? Kayaknya engga heroik banget. Pagi itu, lagi-lagi aku bergumul dalam doa,”Oh, Tuhan bagaimana ini?? Apa yang harus kulakukan?”
Seperti biasa aku pergi ke kantor gereja, pada saat makan siang salah satu staf mengajak untuk makan di RM Padang. Saat sedang makan itulah handphoneku berdering, ternyata Oma-ku lagi. “Dave…ini Mama, barusan sudah ditransfer uang untuk bantu kamu dari Mama dan Oma Lien (nenek buyutku).” Wah, ini merupakan kejutan bagiku, senang sekali ada pertolongan Tuhan bagi keluarga kami. Seusai makan siang, segera aku pergi ke pertokoan Tunjungan Plaza yang berada dekat dengan tempat kami makan. Segera aku masuk ke ATM dan mengecek, jumlah uangku kini Rp.14.000.000…..wauw, malah lebih dari yang kubutuhkan. Surprise!!!!!!! Keluar dari ATM, aku bahagia sekali sebab kini dapat membayar rumah sakit dan memboyong istri & anak kami pulang. Semua orang sepanjang jalan kuberikan senyum, entah kalau ada orang yang berpikir aku ini orang gila. Pokoknya saat itu aku bahagia sekali dan di dalam angkotpun aku ceritakan kebahagiaanku atas kelahiran putra pertama kami.
Sore itu setelah membayar seluruh biaya RS, kami dapat pulang ke rumah. Perjalanan keluarga Broos segera di mulai. Aku sangat bahagia menjadi seorang ayah. Janjiku adalah satu, aku akan berusaha sebaik mungkin menjadi ayah bagi Philip. Aku tidak pernah mengalami yang namanya kasih sayang dan perhatian seorang ayah saat kecil namun saat aku lahir baru, aku mendapatkan kasih sayang dan perhatian Bapa Surgawi. Kini aku akan bagikan kasihNya yang besar itu bagi putraku, PHILIP.
Brothers and sisters, Tuhan itu ada, Ia adalah Bapa Yang Baik. Ia adalah Tuhan yang memelihara dan mengeluarkan diri kita dari permasalahan yang membelit (Mzm 23). Ia pasti membuka jalan, bila jalan seolah tembok besar yang menghadang sekalipun. Janganlah takut, sebab Ia mampu membelah tembok itu hingga jalan baru terbentang dihadapanmu. Tiada yang mustahil bagi Tuhan.(Kel 14:13-14)
Saat anda berdoa, Ia akan menjawab kita(Yer 33:3). Ia, Bapa yang perduli(1 Ptr 5:7), janjiNya Ia tak akan meninggalkan dan membiarkan kita (Ibr 13:5b)
Kiranya kesaksian kecil yang saya ambil dari pengalaman hidup keluarga kami di dalam Tuhan ini dapat jadi berkat. Jangan pernah putus asa sebab Bapa perduli, kami sekeluarga sebagai anak-anakNya pun perduli. Bila anda punya beban doa, butuh teman sharing/berbagi, atau apapun selama kami memiliki kapasitas untuk menolong. Just contact us di davebroos@yahoo.co.uk atau novie_durant@yahoo.com atau telpon/SMS ke 081330135643.