Hidup ini penuh warna, Tuhan yang mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita agar kita makin bertumbuh di dalam Dia. Hargailah setiap waktu dan kejadian yang terjadi atasmu
Sabtu, 20 Februari 2010
JADILAH TELADAN DAN PELAKU FIRMAN TUHAN
JADILAH TELADAN DAN PELAKU FIRMAN TUHAN
Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu dirimu sendiri. (Yak 1:22)
“Sudah berapa kali Papa katakan,Papa tidak suka kamu merokok….rokok itu dapat merusak kesehatan dan bahkan menyebabkan kanker…dasar anak zaman sekarang susah diberitahu.” Amarah besar tertumpah saat sang ayah menemukan putranya yang beranjak remaja mulai belajar merokok di dalam kamarnya. “Sini kamu!” Sang ayah mengambil beberapa batang rokok dan menjejalkannya ke dalam mulut anaknya itu. “Sekali lagi Papa lihat kamu merokok dalam rumah ini, sebaiknya kamu angkat kaki saja dari rumah ini.” Putranya tertunduk ketakutan akibat dimarahi dan berjalan lemah menuju kamarnya. Ayahnya meremas sisa rokok dan melemparkannya ke tempat sampah.
Sang ayah yang marah coba segera menenangkan dirinya, lalu ia merogoh saku kemejanya dan ternyata…… ia mengeluarkan sebungkus rokok. Menyulut rokok dan menghisapnya dalam-dalam, untuk menenangkan pikirannya.
Salah seorang mentor saya menyatakan bahwa “berbicara itu sangatlah mudah”. Dunia saat ini butuhkan teladan hidup bukan hanya sekedar orang yang cakap berkata-kata belaka. Keluarga kita membutuhkan teladan hidup dalam rumahtangga. Sebagaimana kisah di atas, sang ayah menghendaki putranya untuk tidak merokok tetapi ia sendiri seorang perokok berat. Kata-katanya kehilangan otoritas sebab kehidupannya bertentangan gaya hidupnya sendiri.
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menghidupi kebenaran firman Tuhan yang sering kita baca atau dengarkan melalui khotbah di gereja? Seringkali kita menuntut orang lain untuk sempurna padahal kita sendiri pun masih jauh dari sempurna.
Hari ini saya mau mengajak kita semua untuk instropeksi diri kembali dihadapan Tuhan dan meminta pertolongan Roh Kudus untuk membimbing kita menjadi teladan dan pelaku firman Tuhan.
Doa: Tuhan, tolong kami untuk dapat hidup benar dihadapanMu dan sesama. Amien.
Firman Tuhan: Yakobus 1:19-26
SAAT SEMUANYA TAMPAK SUDAH TERLAMBAT
SAAT SEMUANYA TAMPAK SUDAH TERLAMBAT
“Pergi ke rumah duka lebih baik….karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia” (PKh 7:2)
Tatapan kosong dan kesedihan mendalam sangat tampak pada wajah sobatku itu, ia sangat terpukul atas kepergian putranya. Sambil memandangi tubuh putranya di dalam peti itu, ia berujar,”Andaikan aku tidak egois….seandainya aku segera membawanya ke rumah sakit dan bukannya pergi untuk berjudi….kusangka ia hanya demam biasa.” Ia mulai menangis tersedu dalam penyesalannya. Putra semata wayangnya meninggal akibat demam berdarah, saat ia menghamburkan uang di meja judi.
Ia sangat putus asa, ia menatapku dan berkata,”Sekarang aku tak akan pernah dapat berjumpa lagi dengan anakku. Ada begitu banyak kesempatan dan waktu yang kusia-siakan di meja judi daripada bermain dengannya. Seandai ada kesempatan dan belum terlambat, seperti sekarang ini. Aku sangat menyesal.”
“Masih ada kesempatan dan semuanya belum terlambat?” ujarku.
“Bagaimana mungkin?”timpalnya.
“Tahukah kau bahwa anakmu sangat mencintai Tuhan, saat ia berada di Sekolah Minggu bersama anakku, mereka sering membaca Alkitab dan berdoa bersama…ia bahkan sering berdoa bagimu, ia sangat menyayangimu. Sekarang anakmu ada bersama dengan Tuhan Yesus, suatu hari kita akan kembali berkumpul dan bertemu.”
“Tapi aku orang berdosa…penjudi….bagaimana mungkin Tuhan mau menerimaku?”
“Tuhan membenci dosa tetapi IA sangat mengasihi orang berdosa, kalau kau mau berbalik padaNya, bertobat dan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu maka kau akan dapat bertemu kembali dengan putramu di dalam kekekalan.”
Hari itu sobatku bertemu dengan Tuhan, mengalami klahiran baru dan sebuah pengharapan baru.
Doa: Tuhan, di dalam Engkau tidak ada kata terlambat, beri aku kesempatan untuk beroleh hidup kekal. Ampuni segala dosaku, hari ini kuberbalik padaMU kembali. Amien.
Firman Tuhan: Yesaya 1:16-19
Sabtu, 13 Februari 2010
Take The Giants Down!
Take The Giants Down!
There are many giants in your life that seem impossible to overcome. At times you have tried, very much like my Israelites tried to overcome the philistine army. Yet it took a small boy, with a small stone in one small place to turn around everything for my people.
So do not look at the big mountains and the giants in your life. For as big as they are, there is a way to make them fall. You will not bring these things down with great force or with great might. You will bring them down in a simple way.
With a single word of faith empowered by my anointing, you can bring any giant to its knees in your life. Do you think David would have fared well had he tried to engage Goliath in hand to hand combat? No! He would have lost.
Yet my child, here you are trying to overcome the giants in your own life with your own natural strengths. Just like David would have been outmatched in this kind of warfare, so are you also outmatched. You need to use a strength and an ability against the enemy that will cripple him!
David knew this power and when he stood to face Goliath, he did not do so with natural strength. Rather he did so in faith and in my power! So look at the Goliaths that are in your life and face them now. Not with what you know, but with the power that I have given to you!
Stand up in the anointing that I have put in your life. Stand up in the faith that you have. Then you speak to these giants and these mountains and they will be removed. Stand in my power, knowing that I fight in your behalf child.
Then watch as these things stumble and fall before you. Rise up now in your spiritual authority! Rise up in my power and there is nothing in this world that will stand against you says the Lord.
Minggu, 07 Februari 2010
Revel A While
Revel A While
Consider a master gardener says the Lord. He spends hours taking care of the garden. He pulls out the weeds and gives new life to the plants. He will work hours and days and even months to bring order.
What do you think the purpose is for all of this work? The purpose is to come to a place of joy and in relishing in the beauty that he has created says the Lord. Unless the gardner can stand back and enjoy the work of his hands, what purpose is there to all of that work?
And so the same applies to you my child. You have worked long and hard. You have had so many pictures in your mind about what things should look like. You have pushed through and at times you have even suffered.
I have seen the effort you have put in. I have seen the long hours that you have invested. But now is the time to stop and to enjoy the fruits of your labor my child. Even in the days of old, when the harvest was complete, I ordered my people to bring their first fruits and to enjoy them with a great celebration!
And so this time has come for you too. Take time today to enjoy the blessings that are in your life. Enjoy your accomplishments and take a moment to smell the fragrance of the garden you have planted. Put down your work tools for a moment and look around you!
Do you not see how far you have come? Can you not see how much you have done? I have indeed blessed the work of your hands. So complete my joy and revel for a moment in the good things that I have brought into your life.
For it is in these moments that you will come to know me more intimately than you ever have. It is in these moments of taking in the sights and the fragrance that you will feel my touch again. Then once you have rested, your strength will be renewed to face the next season of work that lies ahead of you says the Lord. Amen
Jumat, 05 Februari 2010
Sweet Tender Love
Sweet Tender Love
There is nothing more peaceful than a sleeping child. There are no lines on their face or frowns on their brows. Only a rest and a trust. Take a lesson from a child says the Lord and learn to rest in me also.
Even though there are so many things that you must do and cares that you carry, I want you to be my small child and to rest in my arms for a while. Let these burdens go now and let the lines leave your face and the struggles leave your heart.
For a moment come and rest in my arms and you will find strength to face the day once again. My child it is in my joy and in my rest that you will find the strength and the miracles that you are looking for.
The more you strive and try to do things yourself, the more you will keep falling on the ground and grazing your knee. When a child is weary, it knows to put its head down and to sleep. You must do the same now. Stop the striving and the pushing and just come and rest in my arms now.
Take a moment away from all the work and the noise outside. As you do this, you will sense my presence and feel my hand stroking your hair. In this moment you will know and understand how much I love you. You will understand how little I expect of you.
For just as a parent loves their child, how much more I love and adore you. I rejoice in the things you get right and I want to reach out when you fail and get things wrong. I am not there to judge you or to hurt you. I am there to heal you and to let you lay on my lap.
So come now to me my child. Be as that little baby and let me smooth away the lines on your face. Let me rub away the dirt and the bruises of the day. Then as you sleep in my presence, realize that there is nothing that you can do or think that will remove my love from you.
You are precious to me my child. I loved you enough to give my very life for you. So rest now and let me revive you. Let me show to you my love and adoration says the Lord.
Kamis, 04 Februari 2010
SEPASANG SEPATU
SEPASANG SEPATU
“Janganlah menahan kebaikan daripada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.” (Amsal 3:27)
Suatu pagi dikala kutengah berdoa tiba-tiba Tuhan mengingatkanku pada salah seorang anak rohani yang kami muridkan dan tengah mengikuti pendidikan di sebuah Sekolah Alkitab. Dalam doa, akupun bertanya ada apa dengannya pada Tuhan. Beberapa saat kemudian terlintas dalam benakku, sepasang sepatu. Aku mulai mencoba menafsirkan, apakah hal ini memiliki makna rohani tertentu atau sebuah pesan Tuhan baginya. Namun dorongan yang kuat dalam hatiku adalah sederhana saja, belikan dia sepasang sepatu.
Setelah berdoa berkecamuk berbagai pemikiran, salah satunya bagaimana kalau anak ini tersinggung kubelikan sepatu? Anak rohani kami ini merupakan seorang anak yatim piatu, tetapi sangat mandiri dan tidak mau bergantung terhadap belas kasihan orang lain. Sebab itu untuk beberapa saat, aku sedikit ragu untuk membelikannya sepasang sepatu. Tetapi bila ini merupakan dorongan dari Tuhan, aku mau taat pada Tuhan. Maka pada akhirnya kubelikan juga sepasang sepatu kulit hitam.
Sebulan sebelum wisudanya, aku mengunjunginya di Sekolah Alkitab dan membawakannya “hadiah”. Pada saat ia membuka bungkusan hadiah itu, air matanya menetes dan berujar,”Kak…makasih ya, sebulan terakhir ini aku berdoa agar ada uang untuk membeli sepatu kulit warna hitam untuk keperluan wisuda. Aku tidak tahu lagi harus meminta tolong pada siapa selain Tuhan. Ternyata Tuhan menggerakkan Kakak.” Ia bersukacita karena Tuhan menjawab doanya, sukacita itupun mengalir dalam hidupku sebab aku dapat mentaati Tuhan untuk hal yang sederhana, yaitu menolong sesama.
Saudara-saudaraku, ada banyak orang disekeliling kita yang membutuhkan, bila kita ada berkat jasamani, entah besar atau kecil…salurkanlah pada mereka yang membutuhkannya. Sebab bila Tuhan memberkati kita, IA menghendaki pula kita menjadi saluran berkatNYA. Hingga dunia mempermuliakan BAPA yang di surga.
Doa: Tuhan, tolong kami untuk memiliki belas kasihan terhadap sesama kami. Amine.
Firman Tuhan: Yakobus 1:19-27
Langganan:
Postingan (Atom)