Rabu, 05 Maret 2008

kebahagiaan tidak bisa dibeli


KEBAHAGIAAN TIDAK BISA DIBELI

Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan, dan sekarang sudah ada
penelitian yang membuktikannya. Para peneliti Australia menemukan bahwa
masyarakat yang serba berkecukupan termasuk dalam kelompok yang kehidupannya
paling menyedihkan, sedangkan mereka yang berada di lingkungan termiskin justru
merasa lebih puas dengan kehidupan mereka.
“Hanya pada tingkat yang sangat, sangat tinggi, uang memiliki peranan sebagai
penengah,” kata peneliti Universitas Deakin Liz Eckerman.
“Uang sesungguhnya tidak dapat membeli kebahagiaan dan hal itu ditunjukkan
sangat jelas terhadap 23 ribu orang yang telah kita wawancarai sejauh ini,” dia
menjelaskan kepada radio ABC.
Penelitian yang digelar sejak 2001 menunjukkan tidak ada ‘ekstremis’ dari kaum
kaya raya Australia, sementara wilayah yang paling bahagia berada di populasi yang
lebih rendah, yaitu lebih banyak pada masyarakat yang berusia 55 tahun atau lebih,
wanita dan telah menikah.


Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan, sebab walaupun berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah
tergantung dari pada kekayaannya itu.”
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak
barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah,
minumlah dan bersenang-senanglah!
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga
jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk
siapakah itu nanti?
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya
sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Lukas 12:15,19-21

Tidak ada komentar: