Senin, 17 Maret 2008

HIDUP DALAM KASIH TERHADAP SESAMA


HIDUP DALAM KASIH TERHADAP SESAMA

(BAGAIMANA MENGAMPUNI & MEMAAFKAN)

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Matius 22:37-39)

Bilamana kita membaca dalam ayat yang ke 39, dikatakan “hukum yang sama dengan itu” = “SAMA” atau setara dengan mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Tuhan Yesus menghendaki kita semua untuk mengasihiNya dan bukti kita mengasihiNya adalah dengan mengasihi sesama kita. Mengasihi sesama kita manusia seperti mengasihi diri sendiri.
Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. (1 Yoh 2: 9-11)
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. (1 Yoh 4:7, 11-12)
Hidup dalam kasih terhadap Tuhan dan sesama merupakan tanda kita ini seorang anak Tuhan.
Mengapa Tuhan tidak menghendaki kita sebagai anak-anakNya tidak hidup dalam kepahitan maupun dendam?:
Bila kita hidup dalam kepahitan atau dendam maka kesalahan kita pun tidak diampuni Bapa sebab ada tertulis,” Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Mat 6:14-15)
Kepahitan merusak karakter kita. Bila kita mencemarkan nama seseorang akibat perkataan itu akan mempengaruhi penilaian orang lain terhadap individu yang dibicarakan. Harus diingat Tuhan mencari penyembah-penyembah yang benar (The True Worshippers) dan bukan the True Gossipers. Sebagaimana ada tertulis,” agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. (Ibr 12:15b)
Lidah kita dapat menjadi sumber berkat atau kutuk tergantung, siapa yang bertahta dalam hati kita. Tuhan menghendaki lidah kita untuk membangun sesama, menasehati, mewartakan Kabar Baik dan menjadi berkat, bukan sebaliknya. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. (Yak 3:5-6)
- Akar pahit menimbulkan sakit penyakit yang mendera tubuh kita. Dalam banyak penilitian orang yang menderita stress, kanker, dan lain-lain; biasanya bermuara dari kepahitan terhadap seseorang atau sekelompok orang. Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. (Ams 15:13) dan Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. (Ams 17:22)

Apa Yang Tuhan Mau agar kita Lakukan?

1.Berkati mereka yang melukaimu, sebab ada tertulis,” Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! (Rm 12:14)
2.Tunjukkan kasihmu dalam tindakan, sebab ada tertulis,” Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Rm 12:17,21)
3.Berdoa bagi mereka yang telah melukaimu, sebagaimana tertulis,” Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Mat 5:44)

Bagaimana dengan Teladan Kristus sebagai barometer kita?

Dalam Injil Yohanes 3: 16,” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Disebabkan kasihNya yang begitu besar, Ia mengaruniakan atau memberikan AnakNya yang tunggal bagi kita, manusia berdosa, agar beroleh kesempatan kembali (a second chance).
Apakah sebenarnya kita layak menerima keselamatan itu? Mari kita baca bersama Injil Matius 18:21-35, Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." Sebenarnya kita sangat tidak layak menerima pengampunan tersebut. Hanya oleh kasih karuniaNya yang besar saja kita beroleh pengampunan. Sebab itu kita pun sudah sepatutnya orang yang bersalah pada kita.
Perihal “MENGAMPUNI” sangat penting sebab ini merupakan PERINTAH TUHAN.

PINTU MEMAAFKAN
Cara pandang kita yang perlu diubah agar dapat memaafkan:
a.Semua orang telah jatuh dalam dosa, termasuk kita (Rm 3:23)
b.Orang yang menyakiti belum hidup di dalam Tuhan atau bila pun sudah percaya Tuhan, ia pun masih dalam proses pertumbuhan rohani.
c.Memberi maaf merupakan kualitas seorang pengikut Kristus.(Mat 5:46)

PROSES MEMAAFKAN
1.Akui sakit hati yang anda alami.
2.Coba untuk memahami alasan orang yang telah menyakiti kita.
3.Sadari bahwa ada kalanya anda tidak dapat memikul beban itu seorang diri.
4.Sadari ada luka yang kadang menyebabkan amarah.
5.Menerima kenyataan bahwa luka masih ada dan coba hadapi realita tersebut.

BEBERAPA LANGKAH PRAKTIS MEMAAFKAN
a.Mengakui kebutuhan anda untuk dipulihkan.
b.Mengakui adanya emosi yang negatif.
c.Belajar untuk mengampuni (melangkah) (1 Kor 10:13)

MENGAMPUNI BUKAN BERARTI MELUPAKAN:
Definisi mengampuni: Ketetapan hati yang menyatakan tidak ada gunanya bersembunyi, menderita, membenci, dan membalas dendam.
Pengampunan berarti melepaskan semua emosi negatif yang berkaitan dengan peristiwa di masa lalu.
Hasil dari mengampuni adalah diri kita menjadi bebas untuk menempuh jalan yang memungkinkan perkembangan sejati menuju kematangan.

Tidak ada komentar: