Hidup ini penuh warna, Tuhan yang mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita agar kita makin bertumbuh di dalam Dia. Hargailah setiap waktu dan kejadian yang terjadi atasmu
Jumat, 27 Mei 2011
ST. ANGER
ST. ANGER
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan! (Roma 12:21)
Pendeta Tono telah 20 tahun dengan setia melayani sebagai seorang Gembala Sidang. Ia dikenal sebagai orang yang sangat antusias, bermotivasi tinggi dan memiliki impian melihat setiap anak Tuhan bertumbuh menjadi segambar dengan Yesus Kristus. Pelayanan yang telah ia rintis pun berkembang menjadi besar saat ini, sayangnya terjadi perpecahan di dalamnya dan pada akhirnya Pendeta Tono difitnah dan dilengserkan dari jabatannya.
Pendeta Tono sangat kecewa melihat perilaku stafnya yang memberontak dan bahkan menebarkan fitnah. Ia sangat marah dan bergumul dalam hatinya. Ia sangat ingin membalas perbuatan yang tak menyenangkan itu. Dalam pergumulan batinnya, Tuhan menaruhkan firmanNya,”Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hakKu. Akulah yang akan menuntut pebalasan, firman Tuhan.”
Pada akhirnya Pendeta Tono tidak menuntut pembalasan, ia menyerahkan semuanya ke dalam tangan Tuhan. Ia pun mulai mengampuni mereka yang telah memfitnahnya dan mulai kembali aktif melayani Tuhan.
Siapa pun kita, entah pendeta atau jemaat, kita semua dapat saja kecewa terhadap saudara seiman, rekan sepelayanan, organisasi, tempat kita bekerja atau siapa pun. Kita mungkin marah besar dan ingin sekali untuk balas dendam. Kita mungkin merasa telah diperlakukan dengan tidak adil.
Hari ini saya mau katakan, serahkanlah amarahmu, dendammu pada Tuhan. Lepaskanlah pengampunan pada mereka yang telah melukai dirimu. Biarkan Tuhan yang beperkara baik terhadap diri kita maupun mereka yang telah melukai kita.
Doa: Tuhan lembutkan hati hambaMu ini agar dapat mengampuni mereka yang telah melukai hambaMu ini. Amien
Firman Tuhan: Roma 12:14-21
Label:
Pembapaan,
pemuridan,
Penerimaan,
pengajaran,
Permenungan,
pertumbuhan rohani,
Renungan
LIKE FATHER LIKE SON
LIKE FATHER LIKE SON
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Matius 5:48)
Suatu hari saya tengah berjalan dan saya perhatikan sebuah keluarga keluar dari restoran cepat saji. Pertama-tama saya melihat sang ayah keluar tubuhnya yang berukuran “lebar”, lalu di susul oleh sang istri dan dua orang anaknya. Ternyata ukuran tubuh keluarga ini termasuk big size (ukuran besar). Bukan saja ukurannya besar postur tubuh keluarga ini, tetapi saat saya perhatikan cara berjalan, juga berbicaranya maupun tawa mereka mirip seorang dengan yang lain.
Di hari yang lain saya berjalan bersama-sama dengan kedua anak saya dan bertemu teman lama. Ia pun memandangi kami dan segera berkomentar,”Wah anak-anakmu persis Bapaknya, tinggi, langsing dan murah senyum.”
Setiap keluarga memiliki kekhasannya masing-masing, hingga orang dapat segera mengenalinya.
Apakah kita anak Tuhan atau bukan, akan tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari. Bukan masalah seberapa rajin kita pergi dan aktif di gereja. Ini berbicara mengenai bagaimana kita mengaplikasikan kebenaran firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semakin sering kita berdoa membina hubungan dengan Tuhan dan menerapkan kebenaranNya dalam hidup kita maka pribadi dan sifatNya akan tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari. Hingga orang-orang dapat berkata,”Saya melihat pribadi Kristus di dalammu”. Orang dapat segera melihat bahwa kita memang anak Tuhan dan anggota keluarga Tuhan.
Tidak cukup hanya sekedar menjadi orang Kristen yang rajin ke gereja sebab Tuhan ingin kita terus bertumbuh di dalam Dia hingga pribadiNya makin nyata dalam kita.
Doa: Tuhan, tolong kami untuk terus bertumbuh di dalam Engkau hingga setiap orang dapat melihat pribadiMu dalam kami. Amien.
Firman Tuhan: 1 Yohanes 2:3-6
Selasa, 10 Mei 2011
JANGAN MENGHAKIMI SAUDARAMU
JANGAN MENGHAKIMI SAUDARAMU
Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi (Matius 7:1)
Sebuah gosip tersebar bahwa seorang Pendeta ternama telah berselingkuh dengan sekretarisnya. Beberapa gereja yang telah mengundang Pendeta tersebut pun segera membatalkan undangan pelayanan tersebut tanpa melakukan kroscek kebenaran pemberitaan tersebut.
Bagaimanakah sikap kita dalam menanggapi suatu gosip sebagai anak Tuhan? Apakah kita segera menanggapi pemberitaan itu dengan reaksi yang benar? Seringkali kita menanggapi suatu gosip secara berlebihan seolah kita sudah tahu bahwa itu merupakan fakta yang sebenarnya. Hingga kita pun asyik menceritakannya pada orang lain dan memakai alasan rohani,” Ini bukan gosip tetapi beban doa”.
Saat kita mendengar suatu gosip, yang kebenarannya pun masih diragukan. Lebih baik kita mendoakan gosip tersebut di dalam Tuhan. Jangan kita menyebarkannya lagi hingga membuat lebih banyak orang lain jatuh dalam dosa. Tuhan yang tahu semua kejadian dan duduk masalahnya, dan IA dapat mengubah keadaan seburuk apa pun itu. Sebab itu biarlah kita berdoa agar Tuhan yang menguji setiap anakNya. Tuhan adalah hakim yang adil sebab itu kita harus berhenti untuk menjadi hakim bagi saudara seiman kita. Bila ada saudara kita yang jatuh doakan agar ia segera bangkit kembali, jangan buat dia semakin jatuh dan jauh akibat gosip yang kita sebarkan.
Doa: Tuhan tolonglah kami untuk menjadi pendoa bagi saudara kami dan berhenti menghakimi sesama kami. Amien.
Firman Tuhan: Matius 7:1-5
Langganan:
Postingan (Atom)