Rabu, 08 Juli 2009

HOWARD BROOS


HOWARD BROOS

Ada banyak orang yang mempengaruhi dan berjasa dalam kehidupan kita. Setiap orang pasti memiliki beberapa orang atau paling tidak seseorang yang berpengaruh dalam kehidupannya. Dalam kehidupanku salah satunya adalah adik mama-ku yang bernama Howard Broos. Ia bukan seorang terkenal, atau berpengaruh atau kaya raya atau suci. Ia adalah seyogyanya seorang paman kebanyakan. An average uncle.

Di masa-masa remaja-ku kala tengah mencari jati diri, aku sempat tersesat di dunia hitam. Masa yang sulit dalam kehidupanku kala kutak dapat menerima mama menikah lagi dan merasa tersisihkan di rumah. Kala aku mulai mencoba dan akhirnya ketagihan minuman keras jenis Vodka dan narkoba. Kala aku mulai dikenal sebagai salah satu anak bengal di SMAK Dago, menjadi anggota geng Moonraker dan berteman dengan preman-preman di Cikaso, Muararajeun, Kebon Kelapa, Balubur, dan tempat-tempat lainnya. Kala aku mulai berurusan dengan kepolisian dan merasakan dinding tahanan. Kala aku hidup berkelana saat diusir dari rumah......hidup dalam penolakan. Merambah kelamnya malam dan lembah hitam kota Bandung.

Oom-ku Howard Broos, selalu berupaya mencari diriku kala keluarga tidak tahu dimana keberadaanku. Kala aku menjadi seorang nomaden, yang pindah dari rumah seorang teman ke teman yang lainnya. Ia dan sobatnya Iwan, memasuki daerah-daerah anak geng daerah mencari diriku. Ke tempat-tempat penjualan minuman keras dan narkoba pun ia jelajahi. Ke terminal demi terminal, ia masuki masuki untuk mencari seorang Dave.
Kala aku ditangkap polisi dan masuk tahanan, ia pula yang berupaya membebaskanku dengan menghubungi beberapa orang penting.

Kala aku tertusuk saat terjadi tawuran antar sekolah ia pula yang ada di sebelahku dalam ambulance. Kala aku hampir meregang nyawa, ia ada di situ berdoa pada Tuhan agar aku tidak mati. Padahal saat itu ia sama sekali tidak mengenal Tuhan secara pribadi namun melihat sang keponakan hampir mati, ia tahu harus berpaling pada siapa sebagai harapan terakhir. Yaitu TUHAN. Ia tak sadar bahwa doanya didengar oleh Tuhan, Tuhan bukan saja menyelamatkan nyawaku namun beberapa tahun kemudian Ia memperkenalkan diriNYA padaku.

Ketika kubertobat dan mengenal Tuhan Yesus pada tahun 1991, suatu hal yang berada di luar dugaan keluargaku, mengingat kebengalanku saat itu.

Waktu terus berputar tak terasa sudah 18 tahun aku mengiring dan melayani Tuhan Yesus,lebih dari separuh waktu itu aku berada di Surabaya. Dua tahun sudah kini aku berada di kota Bandung yang telah lama aku tinggalkan. Kini Oom-ku hidup sebatang kara di tempat kostnya. Hidup dalam kesendirian dan kesepian di masa tuanya. Tiap minggu kini aku menjumpainya dan berbincang untuk menguatkan dia dan memperkenalkan dirinya pada Tuhan Yesus yang telah menyelamatkan diriku.

Oom-ku yang tak pernah tertarik hal tentang Tuhan atau agama, kini perlahan lahan mulai terbuka. Doa-ku baginya agar ia pun makin mengenal Tuhan dan bahwa ia tak pernah sendirian sebab Tuhan selalu ada besertanya.

Thanks Howard karena telah ada disisiku selama ini, aku, Dave Broos, kini akan selalu ada bersamamu. Sampai suatu hari nanti saat kita harus kembali ke Rumah Bapa. Kami sekeluarga mengasihimu dan terlebih Tuhan Yesus. Kasih setiaNya akan senantiasa menyertaimu, Howard Broos.

Tidak ada komentar: