Sabtu, 12 Juli 2008

CITRA DIRI


CITRA DIRI

Definisi dari kata citra adalah gambar atau konsep sedang diri adalah keseluruhan dari apa kita ini, cara berpikir, perasaan kita maupun tingkah laku. Jadi citra diri adalah citra mental yang kita miliki tentang diri kita, yang terbentuk sejak lahir dan terus berkembang mencapai kematangan. Citra diri adalah konsep mengenai diri kita dan bagaimana diri kita berhubungan dengan orang lain. Citra diri dapat berubah dari negatif ke positif atau sebaliknya. Citra diri jua mempengaruhi tanggungjawab terhadap hubungan kita dengan orang lain.
Sumber-sumber yang membangun citra diri kita, pertama-tama adalah Allah namun dengan jatuhnya manusia dalam dosa maka citra yang sempurna mulai tercemari dengan pemikiran kita sendiri yang cenderung egois, dari apa kata orang lain tentang kita dan dari Iblis.
Citra diri kita terbentuk dari kumpulan pengalaman-pengalaman dan tanggapan orang lain terhadap diri kita bahkan saat kita baru berada dalam kandungan ibu kita. Nilai-nilai yang paling sering kita dengar dan kita percayai sebagai suatu kebenaran akan menghasilkan “nilai hati nurani”. Bila nilai yang kita percayai tersebut dilanggar maka itu akan mengusik “emosi” kita. Bila nilai tersebut salah maka sudah dipastikan orang tersebut pun hidup dalam “kepercayaan yang salah”.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi citra diri kita terbentuk:
Saat dikandung oleh ibu kita, secara genetika/DNA maupun kimiawi (saat bayi berada dalam rahim ia memiliki kemampuan mendengar, merasakan dan mengankap suasana yang dialami sang ibu)
Sesudah lahir anak akan mendapatkan dan mempelajari nilai-nilai dari orangtuanya, lingkungan ia dibesarkan, pendidikan, budaya suku/ desa/kota,dstnya.

Citra diri kita dapat rusak akibat kebutuhan dasar tidak terpenuhi:
Rasa dimiliki.
Rasa berharga.
Rasa berguna (berdaya guna)

Iblis coba merusak citra diri kita dengan memberikan konsep yang salah. Citra diri yang rusak akan mengakibatkan kepercayaan diri yang salah pula. Iblis menawarkan konsep citra diri sebagai bagaimana penampilan lahiriah kita atau apa kata orang lain tentang diri kita.
Akibat konsep ini banyak diantara kita menjadi:
Perfeksionis
Lari dari tanggungjawab/resiko
Suka memanipulasi orang lain
Berusaha untuk menyenangkan orang lain agar dapat diterima dan dihormati.
Pesimis dalam kehidupan
Membandingkan dirinya dengan orang lain
Takut terhadap tantangan
Tidak dapat menentukan prioritas
Sukar mengasihi orang lain
Sulit percaya pada orang lain maupun Tuhan
Rasa malu yang berlebihan akibat rendah diri
Egois
Sombong akan gelar, jabatan, kekayaan dstnya.
Mudah tersinggung
Tidak punya keyakinan
Terlalu peka pada pendapat orang lain
Kuatir
Tidak dapat menerima perhatian orang lain

Bagaimana agar kita mengalami pemulihan?

Jadikan Tuhan Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatmu
Mulai mengecek nilai-nilai yang selama ini kita percayai (2 Tim 3:16-17))
Mempercayai nilai-nilai yang Tuhan berikan pada kita (perubahan pola pikir – Rm 12:2, Flp 4:8)
Contoh: kita berharga (Yes 43:4), dasyat dan ajaib (Mzm 139:14), elok (Mzm 45:3), segambar dengan Allah (Kej 1:25-26), biji mata Tuhan (Ul 32:10)

Tanda-tanda seseorang yang citra dirinya telah pulih:
Optimis
Percaya diri
Sabar
Mau menerima perhatian orang lain
Tenang
Mengerti panggilan Tuhan dalam dirinya
Rendah hati
Tidak takut menghadapi kegagalan
Melangkah dengan iman

Tidak ada komentar: