Senin, 14 April 2008

KASIH BUKAN SEKEDAR KATA-KATA

KASIH BUKAN SEKEDAR KATA-KATA

Luk 10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Luk 10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
Luk 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Luk 10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
Luk 10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
Luk 10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Luk 10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
Luk 10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Luk 10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Luk 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Luk 10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Luk 10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Luk 10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Putra kami, Philip, bersekolah di sebuah sekolah dasar Kristen. Seperti biasanya kami bergantian mengantar atau menjemput dia. Biasanya setiap hari kami terlibat pembicaraan dengan orangtua lainnya. Setelah orang mengetahui kami merupakan pelayan Tuhan maka biasanya pembicaraan kita menjadi “rohani”. Beberapa topik yang biasanya dibincangkan salah satunya adalah mengenai kasih.
Kasih, merupakan topik yang sangat mudah diutarakan namun pada kenyataannya paling jarang nampak dalam kehidupan orang percaya (sorry, to say that). Banyak orang menyatakan mencintai Tuhan dan terlibat pelayanan sana dan sini, tetapi masih hidup dalam iri hati, kesombongan, dengki, kepahitan, dendam, amarah, cinta akan uang, gila sanjungan, dan kalau mau dibuat daftar maka sampai besok pagi pun tak habis.
Dari ayat di atas, dalam Lukas 10:27 kita dapat membaca, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Ini merupakan hukum yang utama dalam kekristenan.
Sungguhkah kita sudah menjadikannya bagian hidup? Ingat bahwa kasih bukan semata-mata perkataan belaka atau pengetahuan intelektual. Bukti kasih ada di dalam diri kita adalah bagaimana tindakan kita sehari-hari. Berbicara mengenai kasih itu sangat mudah, bila kita sungguh-sungguh sayang Tuhan maka kasih itu akan terpancar melalui tindakan-tindakan.
Dalam perumpamaan mengenai “Orang Samaria yang baik hati”itu, kita menemukan tokoh Imam dan Orang Lewi. Mereka melihat seorang Israel (saudara sebangsanya dan memiliki iman yang sama) mengalami musibah dirampok dan terluka parah namun mereka tidak melakukan tindakan apa-apa sama sekali. Ke dua tokoh ini padahal melambangkan gambaran orang percaya/ saudara seiman, pelayan TUHAN, pejabat organisasi gereja, terdidik dalam soal keagamaan, keturunan “imam”,dstnya.
Jadi kita bisa melihat disini, meskipun anda seorang anak pendeta atau besar di lingkungan gereja, atau anda bahkan lulusan dari beberapa sekolah theologia ternama dan terkemuka yang ada di muka bumi atau anda merupakan pendeta dari organisasi & jemaat terbesar di seluruh jagad raya atau gelar anda berentengan seperti gerbong kereta api sekalipun. Bila pengetahuan kita mengenai kasih tidak disertai dengan tindakan maka segala sesuatu itu menjadi sia-sia adanya.
Sebagaimana ada tertulis Yak 2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Yak 2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Yak 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Yak 2:17,22,26).
Orang Samaria, merupakan bangsa campuran, bila bangsa kita menyukai “anak-anak indo” sebagai bintang film atau sinetron tetapi tidak demikian dengan sikap bangsa Israel terhadap orang Samaria. Dalam Kamus Alkitab dikatakan bahwa orang Samaria dibenci oleh orang Yahudi karena perbedaan agama dan kebiasaan.
Mari kita simak apa yang dilakukan orang Samaria saat ia melihat “orang yang membencinya” dalam keadaan sekarat. Luk 10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Dalam Luk 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Luk 10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Saat ia melihat ada yang terluka, hatinya tergerak oleh belaskasihan untuk menolong dan ia langsung pergi bertindak mengobati luka-lukanya dan membawa pergi ke tempat lain untuk dirawat lebih lanjut.
Tuhan berkenan pada sikap orang Samaria itu yang didorong oleh belaskasihan terhadap sesama.
Saya teringat saat masih menggembalakan sebuah jemaat, saat itu kita mau menolong jemaat yang dalam keadaan susah. Keluarga ini mengalami kelaparan sebab sang kepala keluarga dalam keadaan tidak bekerja (baru kena PHK tanpa pesangon), hingga sebagai gembala sidang saya memanggil para majelis gereja meminta persetujuan untuk menggunakan uang kas diakonia. Jadi kami mengadakan acara pertemuan rapat dengan majelis. Setelah berbicara 4-5 jam diputuskan bahwa kas gereja tidak dapat digunakan untuk menolong orang tersebut. Alasan anggota jemaat tersebut belum hidup berjemaat secara loyal lebih dari dua tahun, dan kalau satu jemaat dibantu ditakutkan anggota jemaat yang lain meminta hak yang sama. Jadi diputuskan gereja tidak akan membantu jemaat yang membutuhkan bantuan secara pribadi/perorangan, kecuali bantuan kolektif, saat pembagian sembako dan pengobatan gratis. O my God, sejak itu kami sekeluarga memutuskan bila ada jemaat yang membutuhkan dan apa yang ia atau mereka butuhkan kami miliki. Maka kami akan bertindak langsung membantu secara pribadi dan tidak mengharapkan kas gereja/diakonia.
Bila kita berjalan dipinggir pantai lalu ada seseorang yang tenggelam, dan anda dapat berenang. Apa yang anda akan lakukan? Anda akan menonton dan memfoto orang yang tenggelam itu dari pinggir pantai sambil berdoa agar orang tersebut selamat? Atau anda akan mengumpulkan orang untuk rapat terlebih dulu? Lalu memperbincangkan dengan gaya apa anda akan berenang dalam proses penyelamatan, apakah perlu membawa pelampung atau tidak, siapa yang akan menghubungi tenanga media dstnya. Saya jamin setelah rapat di pinggir pantai usai, orangnya sudah mati tenggelam. Atau anda akan segera bertindak dengan berenang dan menolong orang yang tenggelam itu?
Teladan apakah yang BAPA tunjukkan pada kita? Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga “Ia telah mengaruniakan(memberikan)” Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Bagaimana kasih kita terhadap saudara kita?

1.Bila kita mengasihi, kita tidak akan mendendam pada orang lain, sebab ada tertulis,1 Yoh 4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. 1Yoh 3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
2.Bila kita mengasihi, kita tidak menghakimi orang lain, sebab ada tertulis, Yak 4:12 Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia? Mat 7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Mat 7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
3.Bila kita mengasihi, kita berbagi; 1Yoh 3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? 1Yoh 3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Kis 2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, Kis 2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
4.Bila kita mengasihi, perbuatlah apa yang kau kehendaki orang lain perbuat bagi dirimu; Mat 7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Ajukkan pertanyaan ini pada diri kita sendiri sebagai bahan permenungan:
Bila saya sedang berduka, apa yang saya kehendaki orang lain perbuat atau katakan pada saya?
Bila saya difitnah…………………………………………………………………
Bila saya sedang terpuruk………………………………………………………...
Bila saya melakukan kesalahan…………………………………………………..
Bila saya jatuh dalam dosa………………………………………………………..
Dstnya.

Bila kasih Allah ada dalam kita, maka kita akan ikuti teladanNya. Yoh 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 1Yoh 5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.
Kita akan mampu melakukannya (setiap perintahNya), sebab Roh Kudus akan menolong dan memberi kekuatan ilahi untuk melakukannya. Yoh 14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.

Tidak ada komentar: