Hidup ini penuh warna, Tuhan yang mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita agar kita makin bertumbuh di dalam Dia. Hargailah setiap waktu dan kejadian yang terjadi atasmu
Selasa, 19 Agustus 2008
TUHAN YANG PELIHARA
TUHAN YANG PELIHARA
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (Mzm 23:1)
Setelah beberapa bulan terakhir ini aku mengantar putraku sekolah, aku memiliki beberapa teman baru. Senang sekali di kota yang baru ini akhirnya kudapat sahabat juga. Sebagai keluarga yang baru merintis usaha, ada perasaan minder melihat teman-teman yang nampak sudah mapan secara ekonomi. Namun ketika persahabatan kami makin erat, barulah kuketahui bahwa kemapanan yang mereka miliki bukanlah hasil usaha dan kerja keras. Mereka dapatkan itu cuma-cuma dari orangtua, sebab pasangan mereka tidak memiliki pekerjaan tetap maka orangtua turun tangan membantu mereka bagi hampir seluruh kebutuhan. Ketika kudengar jalan hidup mereka, terbersit dalam pikiranku,”Enak benar orang-orang ini.” Tanpa perlu bekerja keras orangtua mereka memberi rumah, mobil dan tunjangan setiap bulannya sedang kami harus membanting tulang. Lalu aku mulai berandai-andai seandainya orangtuaku masih jaya seperti dulu atau suamiku bukan seorang anak yatim piatu mungkin kehidupan kami dapat seenak mereka juga. Rasa cemburu dan iri hati tanpa kusadari mulai menguasai hatiku, lalu kekuatiranpun mulai menyeruak masuk.
Sampai Tuhan mulai menyadarkanku, bahwa meskipun kami tidak memiliki orangtua yang kaya raya namun kami punya Tuhan yang memelihara kami. Ia pencipta dan pemilik segalanya, dan yang luar biasanya, Ia adalah Bapa bagi setiap orang percaya. Bila kuingat-ingat lagi penyertaan dan pemeliharaan yang Ia lakukan bagi kami selama ini, mengapa kami mengeluh? Ia sangat setia bagi kami dan kita semua anakNya.
BIla hari ini kita mulai banyak mengeluh dan membandingkan keberadaan diri kita dengan orang lain, dan mulai bersungut-sungut. Mari, kita berhenti memperkatakan hal yang negatif dan mulai mengucap syukur pada Tuhan. Sebab melalui perjalanan hidup yang terasa “terjal” ini, Tuhan hendak mendewasakan kita di dalam Dia. Lihatlah “jalan yang menghimpit” hidupmu sebagai sebuah “kesempatan” untuk menyaksikan Tuhan bekerja dalam kehidupan yang kau jalani.
Doa: Tuhan, jauhkan aku dari rasa kuatir, iri hati dan dengki. Penuhi diriku dengan ucapan syukur dan iman bahwa Engkau adalah pemeliharaku.
FT: Mzm 23:1-6
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar