Hati bagi yang
terbuang
Sebab ketika Aku
lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum….
(Matius 25:35a)
Pendeta Markum memiliki
kegelisahan dalam hatinya, melihat jiwa-jiwa terbuang di luar gereja. Hatinya
rindu untuk melayani kaum miskin tetapi para majelis tidak setuju gereja
memulai sebuah pelayanan bagi kaum miskin. Menurut mereka kaum miskin akan
menjadikan beban tambahan bagi pengeluaran gereja yang sedang berkembang.
Mereka menyarankan Pendeta Markum untuk menunda pelayanan tersebut beberapa
tahun lagi.
Tidak terasa 5 tahun sudah
berlalu dan “sekali lagi” Tuhan menaruhkan beban bagi jiwa-jiwa terbuang itu
dalam hati Pendeta Markum. Siang malam bayangan dari jiwa-jiwa terhilang di
luar tembok gereja membuatnya resah dan “sekali lagi” ia berbicara dengan para
majelis mengenai pelayanan bagi mereka yang terhilang dan terbuang. Namun
sekali lagi para majelis menolak idenya, saat ini alasannya gereja sedang
berkembang dan mayoritas kalangan menengah atas dan kehadiran “orang-orang
terbuang” ini dapat membuat ketidaknyamanan bagi jemaat yang ada.
Pendeta Markum berada dalam
situasi yang dilematis, ia ingin taat pada Tuhan tetapi di sisi lain posisinya
saat ini dalam gereja dapat menjamin masa depan keluarganya. Sejak saat itu ia
mengalami pergumulan dan senantiasa berdoa untuk langkah yang ia harus tempuh.
Sekali lagi ia menghadap para majelis mengenai visi yang Tuhan taruhkan dalam
hatinya. Namun mereka memberikan opsi pada Pendeta Markum, bila ingin tetap
menjadi Pendeta dalam gereja tersebut ia harus melupakan visi tersebut atau
dipersilahkan mengundurkan diri.
Setelah berdoa dan berdiskusi
dengan Ibu Markum, akhirnya keluarga Markum memutuskan untuk taat pada Tuhan
untuk melayani kaum terbuang dan mengundurkan diri dari gereja yang mereka
gembalakan selama ini. Ketaatan terhadap Tuhan memiliki harga yang harus kita
bayar dan itu seringkali bertentangan dengan kenyamanan kita.
Doa: Tuhan tolong kami untuk
lebih taat padaMU dan tidak berkompromi dengan kenyamanan.
Firman Tuhan: Matius 25:31-46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar