Marah
Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum. (Matius 5:22a)
Siapa yang tak pernah marah? Rasanya semua orang pernah marah. Berbagai
alasan menjadi pemicu suatu kemarahan seseorang. Begitu pula pendeta, hamba
Tuhan juga manusia yang tak luput dari rasa sedih dan amarah. Sering kali
jemaat merasa dan berpikir bahwa pendeta itu tidak boleh sedih apalagi marah
bila menghadapi masalah. Tentu saja pendeta harus memberikan teladan
kehidupannya dalam menghadapi suatu masalah sesuai firman Tuhan tetapi ingat ia
juga manusia. Pendeta manusia biasa dan bukan patung pualam. Pendeta juga
memiliki perasaan.
Tuhan mengajar kita semua untuk dapat menguasai diri dan tentunya ini juga
berhubungan dengan rasa amarah salah satunya. Merupakan hal yang wajar bila
kita emosi dan marah sebab kita memiliki perasaan. Namun kita jangan mengumbar
amarah kita apalagi hingga memaki orang atau menyakiti orang lain dengan
kekerasan. Sebagai anak Tuhan kita harus dapat menguasai diri, setiap amarah
dan kejengkelan kita harus serahkan pada Tuhan. Apabila kita Tuhan pertemukan
dengan seseorang yang mungkin menjengkelkan atau keadaan yang tidak
menyenangkan, ingat selalu bahwa kita ini tanah liat dan Tuhan sebagai tukang
periuk, IA tengah membentuk kita.
Entah kita sedang marah atau orang lain di sekitar kita sedang marah,
marilah kita mudah untuk mengampuni dan menyadari bahwa baik kita maupun orang
tersebut tengah diproses Tuhan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Bahkan
saat kita melihat pendeta kita marah, selalu ingat bahwa pendeta juga masih
dalam proses pendewasaan dan penyempurnaan juga.
Tuhan mengajar kita agar senantiasa menguasai diri setiap saat. Entah hari
kita baik atau buruk, itu semua tergantung bagaimana respon kita terhadap sebuah
keadaan terjadi. Kita bisa merespon secara negatif dengan marah-marah atau coba
bersyukur di hadapan Tuhan apapun yang terjadi tetap percaya bahwa Tuhan punya
tujuan yang baik di dalamnya.
Bagaimana dengan dirimu mau memulai hari yang baru ini?
Doa: Tuhan ajar kami menjadi seorang anak yang mampu menguasai diri dan
menanggapi setiap masalah secara positif.
Firman Tuhan: Matius 5:21-26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar