Kamis, 11 April 2013

KAU TIDAK SENDIRIAN


THE HELPING HAND
(A MINISTRY OF THE EAGLES NEST MINISTRIES)

KAU TIDAK SENDIRIAN

Menjalani kehidupan di dunia ini, kadang kita merasakan sukacita maupun dukacita. Kadang kita berada di atas, kadang di bawah. Seperti sebuah roda yang berputar, itulah gambaran kehidupan kita.
Bagaimana keadaan anda saat ini? Anda merasa sendirian? Seolah tidak ada seorangpun yang perduli lagi. Tak ada teman berbagi beban. Tak ada teman yang dapat dipercayai.
Anda merasa dihakimi dan tersudut, seolah terlahir sebagai kambing hitam. Apa pun yang anda buat, tidak ada yang menghargainya. Apakah anda dalam kondisi seperti itu?
Anda harus tahu…anda tidak sendirian. Ada banyak yang kesepian, merasa tidak berharga, tidak dikehendaki, dan perasaan negative lainnya.
Mungkin ada berada di tengah keramaian, namun anda merasa kesepian, sebagaimana yang pernah saya alami.
Saat aku baru bertobat dan membaca ayat Firman Tuhan dalam Amsal 17:17,”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Aku merasa sangat diberkati, sebab dalam benakku setiap orang yang mengaku dirinya Kristen mempercayai dan menghidupi kebenaran tersebut.
Saat itu aku hanyalah mantan anak geng bermotor Moonraker, pengedar dan pecandu narkoba di Bandung yang tengah bergumul untuk  hidup di jalan Tuhan Yesus. Kubayangkan bahwa saudara-saudara seiman yang baru akan menyambut diriku, sebab kini kami satu keluarga di dalam Kristus Yesus. Wah, pasti menyenangkan sekali. Dengan semangat 45, aku menantikan datangnya hari Minggu dan memasuki gereja di mana biasanya keluarga besarku beribadah. Ratusan mata menatap diriku, mata yang tajam memperlihatkan ketidaksukaan mereka atas kehadiranku. Mungkin akibat rambut gondrong, celana jeans dan kaos t-shirt yang kukenakan…aku ditegur sebab menggunakan “pakaian yang tidak layak” untuk beribadah. Tidak ada seorangpun yang mau mendengar penjelasanku. Bahwa aku memang tidak punya celana kain dan kemeja…12 tahun aku bertumbuh dan besar di jalan, pakaian yang kutahu adalah jeans dan t-shirt. Belum aku terkejut dengan sikap orang-orang tersebut, datanglah salah satu anggota majelis dan menegurku juga. “Mau apa kamu ke sini? Jangan kamu rusak anak muda gereja dengan barang haram yang kamu jual!” Kupandang wajah bapak itu, dan kukenali ia sebagai ayah dari salah satu anak yang merupakan pelangganku. Kelu lidahku, sulit aku untuk memberikan penjelasan pada mereka bahwa aku telah mengalami kelahiran baru di dalam Kristus, dua minggu yang lalu. Aku tinggalkan gereja itu dengan tubuh yang lunglai.
Bila kuingat masa itu, aku tahu bagaimana pergumulannya saat itu. Aku bergumul, apakah jalan Tuhan ini hanya omong kosong belaka? Mengapa bila kubaca Alkitab, Tuhan Yesus sangat limpah dengan kasih dan penerimaan namun mengapa saudara-saudara seimanku menolak diriku? Mengapa berita yang disampaikan melalui mimbar tidak nampak dalam kehidupan jemaat Tuhan? Bukankah perbuatan kita merefleksikan apa yang kita percayai di dalam hati? Ada saatnya kala itu, aku ingin kembali ke jalan hidupku yang lama. Namun aku tidak dapat, sebab kasih Yesus begitu besar dan di dalam Dia, aku menemukan arti hidup ini. Bagaimana aku bersikap terhadap pergumulan ini? Saat kuberdoa, ada suara yang berbisik dalam hatiku,”Hanya pandang pada Yesus, bila kau melihat pada manusia..maka kau akan kecewa.” Aku percaya itu adalah Roh Kudus, Roh yang menghiburku…saat manusia yang lain membuang aku. Tuhan berpegang pada janjiNya bahwa barangsiapa datang padaNya tidak akan Ia buang (Yoh 6:37). Kini aku sadar bahwa saudara-saudara seimanku pun masih dalam masa pertumbuhan rohani dan dapat mengecewakanku. Bahkan aku pun dapat mengecewakan orang sebab aku sendiri belum sempurna. Namun aku ingin bertumbuh terus agar rupa Kristus nampak melalui kehidupanku.
Beranjak dari pengalamanku pribadi kurang lebih 22 tahun yang lalu itu, aku tahu bahwa pada saat ini pun, ada orang-orang yang berhadapan dengan problem yang mungkin mirip denganku. Dan aku ingin menguatkanmu, jangan pernah mundur, Yesus terlalu berharga untuk ditinggalkan.
Ia perduli dan mau setiap kita bertumbuh di dalam Dia. Kita sebagai saudara seiman seharusnya saling mendukung dan mengasihi satu dengan yang lainnya. Mengapa jemaat mula-mula disukai banyak orang? Sebab mereka saling mengasihi dan menolong satu dengan yang lainnya hingga Kristus nampak dalam gaya hidup mereka sehari-hari. Orang kafir di Anthiokia-lah yang menyebut orang percaya sebagai orang Kristen, sebab mereka melihat gaya hidup yang berbeda.
My friend, kau tidak sendirian, Tuhan ada besertamu dan kami juga ada untukmu. Bila kalian butuh teman doa…teman berbagi beban….teman yang bersama-sama menangis denganmu…teman yang bersama-sama bersukacita saat masalah terpecahkan…kami masih belum sempurna namun kami memberi diri untuk melayani saudara. Jangan sungkan atau malu, hubungi kami di inbox FB atau email davebroos@yahoo.co.uk atau SMS di 081330135643. Layanan ini gratis, kami ada sebagai saudara seiman yang ingin melihat anda hidup berkemenangan dalam Kristus.



Dave Broos
Saudaramu dalam Kristus

Tidak ada komentar: