THE HELPING HAND
(A MINISTRY OF THE EAGLES NEST MINISTRIES)
KAU TIDAK SENDIRIAN
Menjalani kehidupan di dunia ini, kadang kita merasakan
sukacita maupun dukacita. Kadang kita berada di atas, kadang di bawah. Seperti
sebuah roda yang berputar, itulah gambaran kehidupan kita.
Bagaimana keadaan anda saat ini? Anda merasa sendirian?
Seolah tidak ada seorangpun yang perduli lagi. Tak ada teman berbagi beban. Tak
ada teman yang dapat dipercayai.
Anda merasa dihakimi dan tersudut, seolah terlahir sebagai
kambing hitam. Apa pun yang anda buat, tidak ada yang menghargainya. Apakah
anda dalam kondisi seperti itu?
Anda harus tahu…anda tidak sendirian. Ada banyak yang kesepian, merasa tidak
berharga, tidak dikehendaki, dan perasaan negative lainnya.
Mungkin ada berada di tengah keramaian, namun anda merasa
kesepian, sebagaimana yang pernah saya alami.
Saat aku baru bertobat dan membaca ayat Firman Tuhan dalam
Amsal 17:17,”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang
saudara dalam kesukaran.” Aku merasa sangat diberkati, sebab dalam benakku
setiap orang yang mengaku dirinya Kristen mempercayai dan menghidupi kebenaran
tersebut.
Saat itu aku hanyalah mantan anak geng bermotor Moonraker,
pengedar dan pecandu narkoba di Bandung
yang tengah bergumul untuk hidup di
jalan Tuhan Yesus. Kubayangkan bahwa saudara-saudara seiman yang baru akan
menyambut diriku, sebab kini kami satu keluarga di dalam Kristus Yesus. Wah,
pasti menyenangkan sekali. Dengan semangat 45, aku menantikan datangnya hari
Minggu dan memasuki gereja di mana biasanya keluarga besarku beribadah. Ratusan
mata menatap diriku, mata yang tajam memperlihatkan ketidaksukaan mereka atas
kehadiranku. Mungkin akibat rambut gondrong, celana jeans dan kaos t-shirt yang
kukenakan…aku ditegur sebab menggunakan “pakaian yang tidak layak” untuk
beribadah. Tidak ada seorangpun yang mau mendengar penjelasanku. Bahwa aku
memang tidak punya celana kain dan kemeja…12 tahun aku bertumbuh dan besar di
jalan, pakaian yang kutahu adalah jeans dan t-shirt. Belum aku terkejut dengan
sikap orang-orang tersebut, datanglah salah satu anggota majelis dan menegurku
juga. “Mau apa kamu ke sini? Jangan kamu rusak anak muda gereja dengan barang
haram yang kamu jual!” Kupandang wajah bapak itu, dan kukenali ia sebagai ayah
dari salah satu anak yang merupakan pelangganku. Kelu lidahku, sulit aku untuk
memberikan penjelasan pada mereka bahwa aku telah mengalami kelahiran baru di
dalam Kristus, dua minggu yang lalu. Aku tinggalkan gereja itu dengan tubuh
yang lunglai.
Bila kuingat masa itu, aku tahu bagaimana pergumulannya saat
itu. Aku bergumul, apakah jalan Tuhan ini hanya omong kosong belaka? Mengapa
bila kubaca Alkitab, Tuhan Yesus sangat limpah dengan kasih dan penerimaan
namun mengapa saudara-saudara seimanku menolak diriku? Mengapa berita yang
disampaikan melalui mimbar tidak nampak dalam kehidupan jemaat Tuhan? Bukankah
perbuatan kita merefleksikan apa yang kita percayai di dalam hati? Ada saatnya kala itu, aku
ingin kembali ke jalan hidupku yang lama. Namun aku tidak dapat, sebab kasih
Yesus begitu besar dan di dalam Dia, aku menemukan arti hidup ini. Bagaimana
aku bersikap terhadap pergumulan ini? Saat kuberdoa, ada suara yang berbisik
dalam hatiku,”Hanya pandang pada Yesus, bila kau melihat pada manusia..maka kau
akan kecewa.” Aku percaya itu adalah Roh Kudus, Roh yang menghiburku…saat
manusia yang lain membuang aku. Tuhan berpegang pada janjiNya bahwa barangsiapa
datang padaNya tidak akan Ia buang (Yoh 6:37). Kini aku sadar bahwa
saudara-saudara seimanku pun masih dalam masa pertumbuhan rohani dan dapat
mengecewakanku. Bahkan aku pun dapat mengecewakan orang sebab aku sendiri belum
sempurna. Namun aku ingin bertumbuh terus agar rupa Kristus nampak melalui
kehidupanku.
Beranjak dari pengalamanku pribadi kurang lebih 22 tahun yang
lalu itu, aku tahu bahwa pada saat ini pun, ada orang-orang yang berhadapan
dengan problem yang mungkin mirip denganku. Dan aku ingin menguatkanmu, jangan
pernah mundur, Yesus terlalu berharga untuk ditinggalkan.
Ia perduli dan mau setiap kita bertumbuh di dalam Dia. Kita
sebagai saudara seiman seharusnya saling mendukung dan mengasihi satu dengan
yang lainnya. Mengapa jemaat mula-mula disukai banyak orang? Sebab mereka
saling mengasihi dan menolong satu dengan yang lainnya hingga Kristus nampak
dalam gaya
hidup mereka sehari-hari. Orang kafir di Anthiokia-lah yang menyebut orang
percaya sebagai orang Kristen, sebab mereka melihat gaya hidup yang berbeda.
My friend, kau tidak sendirian, Tuhan ada besertamu dan kami
juga ada untukmu. Bila kalian butuh teman doa…teman berbagi beban….teman yang
bersama-sama menangis denganmu…teman yang bersama-sama bersukacita saat masalah
terpecahkan…kami masih belum sempurna namun kami memberi diri untuk melayani
saudara. Jangan sungkan atau malu, hubungi kami di inbox FB atau email davebroos@yahoo.co.uk atau SMS di
081330135643. Layanan ini gratis, kami ada sebagai saudara seiman yang ingin
melihat anda hidup berkemenangan dalam Kristus.
Dave Broos
Saudaramu dalam
Kristus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar