Rabu, 24 April 2013


SENCE OF WORTHINESS
(RASA BERHARGA)
Mengapa Yesus datang diutus Bapa ke muka bumi? Sebab kita berharga, kita diciptakan segambar dengan Tuhan (Kej 1:26-27). Kata segambar dalam bahasa aslinya adalah Immagodei yang berarti gambar atau photocopy Tuhan, jadi itulah makna segambar denganNya.
Melihat kenyataan ini Iblis tidak suka dan iri sebab tadinya “ia makhluk yang paling cantik dari ciptaan yang lainnya.”(Yeh 28:17). Sebab itu Iblis “sibuk” hendak merusak diri kita manusia, yang segambar dengan Tuhan. Kita diciptakan bagi kemuliaan Tuhan dan seharusnya memantulkan kemuliaanNya pada dunia. Kita perlu berhati-hati terhadap “virus iri hati” yang disebarkan oleh setan.
Suatu kali setelah istriku melahirkan datanglah salah satu anggota keluarga kami. Di tengah-tengah kami berbincang, tiba-tiba ia berkomentar bahwa tubuh Novie, istriku gemuk. Ia lalu menyarankan cara diet yang baik dan terus berkomentar secara negatif. Aku rasanya kesal tapi juga merasa geli sebab saudara kami ini sendiri seorang wanita gemuk yang bobotnya jauh lebih berat dan besar dari istriku. Sebagai perbandingan saat hamil bobot istriku 65 kg sedang sepupu kami ini berbobot 100 kg. Bisa dibayangkan, bukan?
Bila kita melihat kekurangan saudara kita lebih baik kita doakan atau menegurnya dalam kasih dan bukan dikomentari atau malah digosipkan yang tidak-tidak. Hal itu tidak akan memberkati malah merusak karakter kita dihadapan Tuhan.
Dalam Roma 8:32,”Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkan AnakNya bagi kita semua.” Bapa di Surga menyerahkan Anak untuk mendapatkan kita. Kita sangat berharga bagi Bapa, bila tidak, tidaklah mungkin Bapa rela menyerahkan Tuhan Yesus mati bagi kita.
Seandainya ada seorang maling masuk rumah anda, saat ia mencuri pasangan anda terbangun dan bersua dengan sang pencuri di ruang tengah. Akibat gugup, sang pencuri menyerang pasangan anda hingga tewas dan lalu kabur dengan barang jarahan. Bagaimana perasaan anda terhadap maling itu? Umumnya orang akan sulit mengampuni dan mau agar maling tersebut dihukum seberat-beratnya.
Syukurlah kita bukan Tuhan, sebab kasihNya jauh lebih besar dari amarahNya.
Sebenarnya kita semua sama seperti maling itu, semua manusia telah berdosa sejak Adam jatuh dalam dosa, setiap kita dikandung dalam dosa turunan. Roma 3:23 menyatakan,”Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Tidak ada seorangpun yang layak sepatutnya kita semua dihukum mati dalam kebinasaan kekal namun dalam Roma 3:24 dikatakan,”Oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”
Kita ditebus sebab di mata Tuhan, kita ini berharga. Sayangnya banyak diantara kita yang tidak menyadari akan hal tersebut.
Tuhan Yesus mengajarkan “3 RASA” yang dibutuhkan oleh setiap manusia di muka bumi ini. Injil Lukas pasal 15 menggambarkan perihal 3 RASA ini.
Perumpamaan Domba Yang Hilang, berbicara mengenai rasa keberhargaan.
Perumpamaan Dirham Yang Hilang, berbicara mengenai nilai, dihargai, rasa diberdayakan, dipakai atau dibutuhkan.
Perumpamaa Anak Yang Hilang, berbicara rasa dimiliki.
Tuhan ingin kita semua sebagai anak-anakNya memiliki 3 RASA ini.
Ada 4 pola pikir yang salah mengenai hal berharga ini, yang menghalangi kita memiliki 3 RASA di atas.
Kecanduan sukses. Seorang yang selalu ingin sempurna padahal tak ada seorangpun yang sempurna di muka bumi ini selain Tuhan Yesus tentunya. Pecandu sukses adalah seorang yang takut gagal, ia berupaya berpenampilan atau menampilkan sesuatu sebaik mungkin karena ingin dipuji, dihormati bahkan disembah. Ia sangat sensitif dengan “apa kata orang” . Saya adalah seorang pecandu sukses dulunya, saat saya menggembalakan jemaat di Surabaya, saya selalu punya target pelayanan selama 3 bulan, 6 bulan dan satu tahun; itu belum termasuk rencana tahunan. Hingga akhirnya saya menjadi stress saat apa yang direncanakan tidak tercapai bahkan ketika pelayanan yang sudah ada merosot secara kuantitas tambahlah tertekan jiwa ini. Saya merasa bersalah dan tidak layak, tidak cukup menyenangkan hati Tuhan.
Kecanduan Penerimaan. Pecandu penerimaan adalah seorang yang takut ditolak dan dikritik. Ia sangat bergantung pada penerimaan orang. Cenderung pasif dan menjaga jarak dengan orang lain atau menjadi orang lain. Saat saya baru pelayanan dan bekerja dengan seorang Pendeta, ia memiliki sebuah kekurangan yaitu minder. Setiap kali ada pertemuan pendeta, saya mengamati, ia pasti menghindari perbincangan dengan hamba Tuhan bernama besar. Saat saya tanyakan kenapa beliau menghindari orang-orang tersebut. Ia beralasan bahwa kita hanya pelayan-pelayan Tuhan dari gereja kecil, jadi siapakah kita yang kecil mau bergaul dengan “big brothers”. Paling-paling kita dikuliahi dan disebut kurang iman, dll. Tanpa disadari sikapnya itu pun tertanam dalam pribadi saya cukup lama. Sampai saya mengikuti Discipleship Training School di YWAM Jakarta, dimana saya dapat berinteraksi dengan para pengajar baik dari dalam maupun luar negeri, ternyata beliau salah. Para pengajar saya ternyata sangat ramah dan memacu kita semua untuk maju dalam Tuhan.
Kecanduan Tuduhan. Pecandu tuduhan adalah seorang yang takut salah. Ia mencoba melakukan banyak hal karena takut dihukum atau dihakimi. Ia selalu mencoba menjadi orang lain dan bukan dirinya sendiri. Orang seperti ini biasa merasa tertuduh hingga mengalami kekeringan rohani, sangat mudah terintimidasi. Saat pertama ditahbiskan menjadi seorang Pendeta Gembala Sidang, aku mengalami intimidasi. Jemaat yang kami rintis rata-rata anak muda dan orang kalangan bawah. Saat statusnya secara organisasi dulu masih persekutuan doa dan pos PI, saya berpenampilan “santai”, akhirnya gereja bertumbuh dengan pesat. Sebab mereka melihat sosok seorang “leader” yang membumi. Namun saat kami bergabung dalam organisasi gereja dan ditetapkan menjadi gereja lokal. Timbul perasaan yang bergejolak dalam diri saya, di depan jemaat sih tidak apa-apa menggunakan t-shirt dan celana jeans tetapi nanti apa kata teman-teman pendeta? Bila tidak ada pendeta tamu, saya “seperti biasa” namun bila datang orang dari sinode atau teman pendeta, saya “jaim” mengenakan kemeja, dasi dan celana kain. Sampai suatu hari “ayah rohani saya” Ps Christopher K, menyatakan bahwa saya harus lebih takut pada Tuhan dan bukan manusia. Jadilah dirimu sendiri sebab ini adalah “keluarga rohani”mu dan kau kepala keluarga yang ditunjuk Tuhan. Itulah nasehatnya hingga akhirnya saya berketetapan untuk menjadi diri saya sendiri.
Kecanduan Ikatan. Pecandu ikatan biasanya berawal dari rasa rendah diri atau minder yang berlebihan. Rasa minder membawa seseorang terperosok dalam dosa yang berakhir pada suatu atau beberapa ikatan. Minder, dapat diartikan sebagai perasaan buruk atau penilaian yang rendah terhadap diri sendiri. Orang seperti ini mencoba berlari dari kenyataan yang ia hadapi atau coba melupakan luka hati. Pribadi ini dapat mencoba lari dari masalah itu dengan narkoba, alcohol, rokok, menonton, belanja, gossip, marah-marah,dll.
Di dalam Ibrani 4:12,”Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Ada 4 PEDANG KEBENARAN untuk menangani ke 4 POLA PIKIR YANG SALAH tersebut:
Mengatasi Kecanduan Sukses. Gunakan “pedang pembenaran”. Karya Kristus di atas kayu salib sudah cukup, tidak perlu membeli pembenaran. Biasanya pecandu sukses cenderung membeli “pembenaran” atau “membayar” Tuhan bila mengalami kegagalan dengan menambah jam doa, puasa berhari-hari, lebih banyak membaca Alkitab, dstnya. Dalam Roma 3:28,”Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Bila kita merasa gagal datang sebab oleh karena iman padaNya kita dibenarkan. Agama tidak dapat membenarkanmu, karya salib adalah pembenaran kita. Lebih lanjut dalam kitab Roma 5:6-8 dikatakan,”Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati – Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, ketika kita masih berdosa.” Pembenaran yang Tuhan Yesus lakukan ini dalam bahasa aslinya berarti, dianggap seolah-olah belum pernah berbuat dosa.
Mengatasi Kecanduan Penerimaan. Gunakan “pedang penerimaan”. Tuhan menerima kita apa adanya. Dalam Kolose 1:21-22 dikatakan,”Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikanNya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematianNya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya.” Kita telah diterima kudus dan tak bercacat.
Mengatasi Kecanduan Tuduhan. Gunakan “pedang pendamaian”. 1 Yoh 4:10-11,”Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita saling mengasihi.” Kita sudah didamaikan oleh Allah jadi tidak perlu hidup di bawah intimidasi, terlebih tekanan dari sesama. Pendamaian dalam bahasa aslinya berarti memuaskan hasrat suatu amarah karena ketidakadilan.
Mengatasi Kecanduan Ikatan. Gunakan “pedang kelahiran baru”. Akibat ketidaksempurnaan kita menjadi minder atau rendah diri. Ibrani 10:10,14,”Dan karena kehendakNya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan sekali untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.” Kita telah dikuduskan, disempurnakan selama-lamanya oleh Tuhan Yesus.
Roh kita telah sempurna (2 Kor 5:17)
Jiwa tengah disempurnakan (Yak 1:2-4)
Tubuh akan disempurnakan (1 Kor 15)
Hidup anda berharga di mata Tuhan oleh sebab itu hargai Dia juga. Ingatlah selalu bahwa tubuhmu adalah Bait Tuhan, Roh Kudus tinggal di dalam kita. Ubahkanlah pola pikir kita yang salah!! Buang pola pikir yang lama dan kenakan pikiran Kristus dalam diri kita. Maka kita akan menghargai Tuhan, diri sendiri dan sesama kita.
Tuhan Yesus memberkati!!

Tidak ada komentar: