Rabu, 17 September 2008

DAVE,I CALL YOU AS AN INTERNET MINISTER


“DAVE, I CALL YOU AS AN INTERNET MINISTER”

(SEBUAH PANGGILAN UNTUK MELAYANI MEREKA YANG TERHILANG & ENGGAN KE “GEREJA”)

Tidak terasa sudah setahun kami berada di kota Bandung. Terkadang aku merasa sedih sebab merasa belum melakukan pelayanan secara optimal karena terkendala oleh faktor keuangan. Namun haruskah itu menjadi suatu alasan untuk tidak melayani Tuhan dengan segenap hati dan kekuatan? Ketika aku membandingkan pelayanan yang kini kukerjakan dengan apa yang selama ini kukerjakan selama di luar kota Bandung, rasanya sangat lambat apa yang kukerjakan disini. Apa yang Tuhan taruhkan dalam hati kami seolah sulit kami kerjakan, tiap kami share dengan organisasi gereja yang ada. Belum ada yang tertarik untuk mendukung kami sepenuhnya, bilamana ada pun mereka menghendaki tenagaku, “sebagai staf gereja” dan melupakan visi yang Tuhan taruhkan dalam hati kami. Haruskah kami menyerah karena masalah uang dan melupakan visi yang Tuhan beri?
Ada rekan-rekan yang mempertanyakan panggilan kami ke kota Bandung, banyak rekan yang menyarankan agar kukembali saja ke Surabaya dimana ada begitu banyak pintu pelayanan dan kesempatan yang dapat mengakomodasi visi tersebut. Kami pun pernah berpikiran begitu kalau boleh jujur. Mungkin kami salah mendengar suara Tuhan. Mungkin kami terlalu emosional. Tapi kota Bandung telah ada dalam hati kami sekeluarga.
Itulah pergumulan kami, kami sangat yakin akan panggilan Tuhan atas hidup kami atas kota Bandung namun mengapa perintisan kami berjalan begitu lambat? Adakah yang salah dengan kami? Apakah kami kurang doa? Apakah kami terlalu eksklusif? Beribu pertanyaan menghujam pikiran kami.
Saat asa mulai hilang dan lemah kekuatan kami, saat itulah Tuhan mulai berbicara pada kami. Saat kami ikut beribadah di GKA Bandung City Blessing, Tuhan berbicara padaku secara spesifik,”Dave, I call you as an internet minister.”
Lalu Tuhan mengingatkanku akan pelajaran yang kudapatkan di Surabaya dua tahun lalu dari Steve Knight yang memiliki pelayanan Cyber ministry, ia seorang pelayan Tuhan yang tergabung dalam pelayanan Billy Graham. Ada banyak pelayanan Kristen melalui media ini namun “really” do something to do outreach (sungguh-sungguh mengadakan penjangkauan) dapat dikatakan jarang atau hanya dilakukan sporadis.
Pada bulan Desember tahun lalu, Christo dari Gereja Oikos Surabaya, memperkenalkanku pada cara penggunaan blog. Sejak saat itu, aku mulai menulis artikel-artikel kembali. Seiring dorongan untuk menulis dari dua temanku Fanny Lesmana (editor Renungan Wanita dll) dan Juanda (editor Tabloid Keluarga) dan dua “bapa rohani”ku, Pr Christopher K dan Ko Sam (Samuel Saputra). Hingga akhirnya aku mulai membuat beberapa blog, mengaktifkan milist yang sudah beberapa tahun lalu aku buat, aktif menulis di beberapa website teman-teman (Pustaka Lewi, Terang Dunia, Sahabat Surgawi, dll) dan melakukan outreach melalui website persahabatan seperti Friendster, Hi5, Tagged, Christian Vibes, dll dan juga menggunakan program chatting untuk membina hubungan, konseling maupun doa. Kendala keuangan untuk start pelayanan pun teratasi. Pelayanan jenis ini tidak memakan biaya sebesar kita merintis persekutuan atau gereja dengan beragam fasilitas yang dibutuhkan.
Tuhan berbicara saat kami menyembah Dia dan semuanya menjadi jelas. Aku kini sadar bahwa Tuhan ingin aku tidak “old fashion”, dan memikirkan pola pelayanan yang itu-itu saja dan mengandalkan pengalaman pelayanan selama 17 tahun terakhir ini. Aku bertobat dan belajar peka, siap untuk taat dan ditertawakan orang sebab lagi-lagi “Dave” punya pelayanan yang aneh dan berbeda.
Waktu kupindah terpikir dalam benakku untuk langsung merintis persekutuan atau gereja bagi anak-anak geng dan subkultur lainnya seperti punk dan sejenisnya namun ternyata first step dari Tuhan berbeda dengan ide baikku. God’s idea is not always same as my good idea (Ide Tuhan tidaklah selalu sama dengan ide baik saya).
Namun buah ketaatan itu indah, melalui pelayanan dunia maya, kita bisa menjangkau seluruh dunia dalam hitungan menit. Ada banyak orang tersentuh melalui tulisan-tulisan dan kesaksian kami, ada banyak orang yang meminta konseling dan dukungan doa, ada yang minta dimuridkan, namun tentu ada juga yang tidak suka dan marah. Semua itu indah, meski banyak orang mempertanyakan pelayanan jenis baru ini. Seperti salah satu mentor saya, Inban C, ajarkan,” Sebagai pemimpin kau tidak bisa menyenangkan semua orang.” Saya menyadari pasti ada pro dan kontra, terlebih bila kita dipanggil untuk melayani kaum terbuang atau marginal dengan cara yang tidak umum pula.
Tuhan mengajarkan pada saya bahwa kini adalah saatnya bagi setiap kita membuka diri terhadap Tuhan dan mulai berpikir “out of the box” (di luar kotak).
Apakah anda tertarik juga untuk menjadi seorang internet minister? Ingat ada begitu banyak orang yang on-line setiap hari. Ada banyak kesempatan bagi anda untuk menjadi saksi Kristus bagi mereka. May God bless us all.

Tidak ada komentar: