SAHABAT DALAM PERJUANGAN
Di dalam kitab Amsal 17:17 dikatakan “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Ini merupakan ciri utama jemaat mula-mula di dalam kitab Kisah Para Rasul. Mengapa jemaat di Anthiokia disebut Kristen oleh orang kafir? Sebab “gaya hidup” orang percaya saat itu berbeda dengan cara hidup orang sezamannya. Mereka saling mengasihi, berbelaskasihan tinggi, hidup dalam kekudusan, dan seterusnya. Kekristenan mula-mula berdampak luar biasa sebab “gaya hidup Kristus” nyata dalam kehidupan orang percaya. (Kis 2:41-47, 4:32-37)
Saya percaya kini adalah saatnya bagi tubuh Kristus untuk bersatu, bukan hanya sekedar dalam pertemuan formal tetapi sungguh-sungguh menjadi “saudara”. Belumkah kita lelah membangun kerajaan sendiri atau hanya perduli pada lingkungan “gereja lokal” dan acuh terhadap anggota tubuh Kristus yang lainnya? Jangan sampai kita hanya mau bersekutu dengan yang satu denominasi atau merk gereja atau pengajaran. Ingatlah selalu Tuhan tidak pernah menciptakan seragam, Ia menciptakan keragaman di dalam tubuh Kristus.
Kami menyadari bahwa tidak mungkin untuk melaksanakan amanat Tuhan tanpa sinergi dengan anggota tubuh Kristus yang lainnya. (1 Kor 12:12-31)
Saat ini kami tengah merintis sebuah pelayanan bernama The Eagles Nest Ministries di kota Bandung. Kami berjejaring sebagai saudara dengan anggota tubuh Kristus lainnya baik di Indonesia (Vineyard Bandung, Gereja Oikos Surabaya, GPdI Moria Banyuwangi, LK3 Jakarta, Jesus Christ Ministries Salatiga, Gema Sion Ministries Jakarta, gereja-gereja rumah di Indonesia,dll) maupun luar negeri (DAWN Ministries, Zoe Ministries, Outreach Fellowship International, Shadow of The Cross, Cathedral University, The Prophetic Voice Institute,dll). Ada pun hubungan kami satu dengan yang lain dilandasi hubungan persaudaraan dimana kami saling membuka diri dan membantu. Hubungan ini dilandasi lebih pada persahabatan dan bukan karena materi. Kami percaya bahwa hubungan persaudaraan yang erat dan akrab merupakan elemen penting dalam perluasan Kerajaan Tuhan yang telah lama hilang. Kini Tuhan tengah memulihkannya kembali di tengah kita.
Visi kami adalah “MEMBERITAKAN KABAR BAIK, MEMURIDKAN & MENGUTUS SETIAP ANAK TUHAN UNTUK “MENJADI” GEREJA DIMANA PUN MEREKA BERADA”.
Untuk lebih jelasnya anda dapat masuk dalam weblog kami di http://3a9l35-n35t.blogspot.com .
Dalam pergerakan pelayanan ini, kami tidak memiliki donatur atau pun sponsor tetap, hingga untuk saat ini kami coba untuk mencari donasi baik dari pelayanan maupun usaha kecil yang sedang kami coba kembangkan. Kami mengundang rekan-rekan seiman yang mau menjadi partner kami dalam perjuangan ini. Kami tidak meminta donasi secara cuma-cuma tetapi menawarkan paket buku. Donasi anda akan kami gunakan untuk mendanai pelayanan kami. Pelayanan apa saja yang kami kerjakan?
1. PELAYANAN DOA & KONSELING:
GLOBAL PRAYER NETWORK, PELAYANAN DOA SYAFAAT SECARA GLOBAL:
Persekutuan doa bagi tiap pribadi yang butuh dukungan doa, syafaat bagi gereja teraniaya dan suku terabaikan.
Menyebarkan kartu doa bagi mereka yang butuh dukungan doa pribadi atau institusi.
http://globalprayernetwork.blogspot.com
THE HELPING HAND PROJECT, PELAYANAN KONSELING KRISTIANI & TERAPI KELOMPOK:
Pelayanan konseling melalui telpon, surat menyurat, tatap muka (dengan perjanjian), e-mail dan yahoo messenger.
Pertemuan terapi kelompok sesuai permasalahan.
Layanan ini diinformasikan/dipublikasikan melalui perorangan, internet dan majalah kristiani.
HOUSE OF HEALING & RESTORATION,
PERSEKUTUAN PEMULIHAN DAN KESEMBUHAN ILAHI:
Persekutuan pemulihan luka bathin dan kesembuhan ilahi
Mempelajari dasar Firman Tuhan mengenai luka-luka bathin dan janji kesembuhan ilahi
Kelompok doa dengan nilai kekeluargaan dimana tiap anggota saling mendoakan untuk pemulihan dan kesembuhannya.
2. PELAYANAN KASIH DAN PENGINJILAN:
THE GUARDIAN ANGELS,PELAYANAN PROFETIK PRAKTIS/MENYUARAKAN STANDAR MORIL:
http://9u4rd14n-4n93ls.blogspot.com
Suatu pergerakan profetis praktis dalam hal moril dan etika kristiani
Pro-life movement
Wait Til Marriage (virginity movement)
Against Pornography
Against violence
Memerangi narkoba dan bahaya AIDS
ANTI TRAFFICKING
GENERASI TANPA AYAH,PELAYANAN KHUSUS BAGI ORANG YANG BERLATAR BROKEN HOME:
Pelayanan khusus bagi anak-anak yang dibuang oleh orangtuanya, anak-anak broken home, anak geng, anak yang diusir dari rumah dan remaja bermasalah.
Menyediakan panti asuhan dan youth’s shelter dengan nilai kekeluargaan.
FRIENDSHIP EVANGELISM:
Penjangkauan yang paling efektif adalah penginjilan melalui persahabatan
Langkah penginjilan yang persuasif pada saudara, kerabat dan sahabat di mana mereka berada
Kelompok penginjilan praktis dan alami
SOMEONE CARES, MERCY MINISTRY:
Pelayanan kasih dalam bentuk perhatian & bantuan sandang pangan papan pekerjaan bagi anak-anak panti asuhan, orangtua di panti werda, anak jalanan, gelandangan dan keluarga miskin
Pelayanan kasih bagi korban bencana
Pelayanan kasih bagi anak,wanita & pria korban pemerkosaan, pelecehan seksual, KDRT & trafficking
SHADOW OF THE CROSS, MINISTRY TO THE SUBCULTURES:
Pelayanan khusus menangani anak-anak subkultur seperti anak geng, punk, goth dan subkultur lainnya yang berkembang di perkotaan.
www.shaddowcross.com
3. PEMURIDAN DAN PELATIHAN:
EAGLES NEST DISCIPLESHIP, PEMURIDAN DAN PEMBAPAAN
Kelompok pendalaman Alkitab & pemuridan
Materi dasar kekristenan yang praktis & mengajarkan prinsip Kerajaan Allah/ Pengajaran Para Rasul
Kelompok pemuridan melalui pembapaan & mentoring untuk pertumbuhan yang lebih baik
Bagi peserta yang telah lulus mengikuti sebuah kelas mendapatkan sebuah sertifikat dan izin mengajar topik tersebut.
THE BODY BUILDING,PELAYANAN JARINGAN DIMANA KAMI BERJEJARING DENGAN GEREJA / YAYASAN LAIN BAGI PELEBARAN KERAJAAN ALLAH:
Jejaring dengan anggota tubuh Kristus yang lain sebab kita satu tubuh dan perlu bergerak & bekerja bersama agar Kerajaan Allah diperluas di muka bumi.
THE SCHOOL OF MISSION & CHURCH PLANTING:
Sekolah Alkitab yang menekankan pada pemuridan dan penggenapan Amanat Agung melalui penanaman gereja di rumah, sekolah/universitas dan market place.
4. PENANAMAN GEREJA & PASTORAL http://gerejaperjanjianbaru.blogspot.com
SIMPLE CHURCH; PELAYANAN PENANAMAN GEREJA & PASTORAL DALAM KELOMPOK KECIL DIMANA SAJA/TEMPAT YANG MEMUNGKINKAN:
Pelayanan penanaman gereja & pastoral dalam kelompok kecil dimana saja/tempat yang memungkinkan oleh kaum awam / kepala rumah tangga
Mengikuti teladan gereja mula-mula / Perjanjian Baru
Kepemimpinan oleh penatua dibantu diaken.
SIMPLE CHURCH NETWORK; PELAYANAN JARINGAN ANTAR KOMUNITAS KECIL:
Sebagai wadah jejaring antar komunitas kecil untuk saling menguatkan, menolong & memperlengkapi; juga menjaga kesatuan sebagai Keluarga Allah dalam visi, missi, nilai dan strategi.
Dimana sebulan sekali diadakan pertemuan bersama antar penatua & juga komunitas kota, secara berkala akan diperlengkapi oleh tim apostolik/pelayanan lima jawatan dari dalam maupun luar negeri.
Diharapkan melalui jejaring ini “gereja kota” berdampak bagi kota dimana mereka tinggal melalui pelayanan holistik hingga nama Bapa di sorga dipermuliakan
Bekerjasama dengan YWAM Publishing dan Vineyard Publishing kami menawarkan beberapa paket buku. Melalui pembelian paket buku rohani ini bukan saja anda dapat mengembangkan kapasitas rohani anda namun juga menjadi rekan seperjuangan atau partner kami dalam pelebaran Kerajaan Tuhan.
PAKET 1; dengan memberikan donasi Rp.100.000 anda dapat memilih 3 jenis buku yang berbeda judul & tertera di bawah ini (sudah termasuk ongkos kirim):
10 Prinsip Penanaman dan Pengembangan Gereja (David Garrison) [GEREJA]
Doa Syafaat, Gairah dan Kepuasan (Joy Dawson) [DOA]
Berbagai Cara Allah dalam Kesembuhan (Joy Dawson) [DOA]
Kesembuhan lewat Peperangan Rohani (Dr. Peggy Scarborough) [DOA]
Bersahabat Akrab dengan Allah (Joy Dawson) [DOA]
Pemimpin Yang Revolusioner (Tri Robinson) [KEPEMIMPINAN]
Pelayanan Penyembahan yang Efektif (Tom Kraeuter) [WORSHIP]
Pelayanan Metropolitan (Floyd McClung) [MISSI PERKOTAAN]
Gerakan Roh Kudus di Jendela 10/40 (Luis Bush & Beverly Pegues) [KESAKSIAN & DOA]
Teologi Kerajaan Allah (Derek Morphew) [TEOLOGIA]
PAKET 2; dengan memberikan donasi Rp.50.000 anda dapat memilih 5 jenis booklet yang tertera di bawah ini (sudah termasuk ongkos kirim) :
35 Inventoris Keinginan Daging (Yusak Tanasyah) [PERTUMUBUHAN ROHANI]
Singles & Seks (Dean Sherman) [HUBUNGAN]
Farisi, Saduki atau Yesus (Dean Sherman) [KARAKTER]
Sepuluh Langkah Doa Syafaat (Joy Dawson) [DOA]
Istri Lebih Dari Satu ? (Yusak Tanasyah) [KELUARGA]
7 Cara Menghadapi Pemimpin Yang Salah (Floyd McClung) [HUBUNGAN]
Tujuh alasan Anda Menang Atas Setan (Yusak Tanasyah) [PERTUMBUHAN ROHANI]
50 Tanda Kesombongan (Yusak Tanasyah) [PERTUMBUHAN ROHANI]
Mendengar Suara Allah (Loren Cunningham) [DOA]
Pribadi Yang Unggul Lepas Dari Dosa (Floyd McClung) [PERTUMBUHAN ROHANI]
Karakter Seorang Yang Berkata “Pergi” (Joy Dawson) [DOA]
Bagaimana Berdoa Untuk Seorang Di Dekat Anda Yang Jauh Dari Tuhan (Joy Dawson) [DOA]
Buku-buku ini telah mengubah banyak jiwa menjadi agen perubahan Tuhan di hampir belahan dunia. Diterbitkan oleh Youth With A Mission, didirikan oleh Loren Cunningham dan menjadi salah satu organisasi missi terbesar di dunia dan juga gereja Vineyard yang dipakai Tuhan untuk membawa berbagai pemulihan dalam tubuh Kristus, terutama dalam bidang pemulihan dan kesembuhan yang dibapai pendirinya John Wimber.
Bila anda berminat menjadi rekan seperjuangan kami dengan membeli PAKET 1 atau PAKET 2. Anda dapat mentransfer uang ke BCA cabang Bandung II no rek 0081824788 atas nama Dave Broos. Lalu konfirmasikan pada kami melalui SMS judul buku yang anda minati, jangan lupa nama dan alamat lengkap, ada pun nomor HP kami 081330135643.
Mari kita bekerja bersama membangun Kerajaan Tuhan, sambil terus bertumbuh sebagai murid Kristus. Terimakasih atas perhatian kalian, juga atas kebersamaan ini.
KEEP ON MOVING UNTIL JESUS COMING AGAIN. GOD BLESSES YOU, ALL.
Pdt. Dave Broos
Hidup ini penuh warna, Tuhan yang mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita agar kita makin bertumbuh di dalam Dia. Hargailah setiap waktu dan kejadian yang terjadi atasmu
Kamis, 31 Januari 2008
Dicari Seorang Murid
DICARI YANG MAU MENJADI MURID KRISTUS
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)
Sebuah pesan terakhir dari Kristus Yesus bagi setiap kita,sebab Ia mencari disciples (murid) dan bukan sekedar follower(pengikut). Semua orang percaya wajib menjadi murid Kristus dan juga seorang yang memuridkan orang lain. Wauw, sebuah tantangan besar bagi gereja masa kini. Mengapa saya katakan tantangan? Sebab banyak orang lebih suka kata “pergi”, orang suka dengan yang namanya “traveling”, sepertinya ada kebanggaan bila sudah pelayanan keliling di beberapa negara. Ada juga yang senang dengan kata “baptis” sebab itu berarti jumlah statistik anggota gereja bertambah, biasanya orang menjadi bangga kalau anggotanya banyak. Begitu juga dengan kata “ajar”, orang sangat senang mengajar di kelas atau mimbar, sebab nanti dapat “amplop”. Padahal kata imperative dalam kalimat Amanat Agung itu adalah “jadikanlah murid”. Mengapa kata ini dihindari? Sebab pemuridan ala Yesus bukan seperti kelas SOM atau model perkuliahan di STT. Sistem pendidikan yang diadopsi masa kini dan juga diterapkan dalam gereja merupakan “pola pendidikan Yunani” sedang pemuridan yang diajarkan oleh Yesus merupakan “pola pendidikan Yahudi”. Dimana pengajaran tidak disampaikan hanya searah tetapi dua arah, ada suatu dialog dan bukan monolog. Pelajaran atau pemuridan diberikan dimana saja, bisa di rumah, di bukit, di atas perahu, di bait Allah dan lain-lain; tidak dimonopoli di sebuah ruang kelas atau kompleks tertentu. Hubungan antara sang guru dan murid pun bukan hubungan ala dosen dengan mahasiswanya tetapi lebih pada hubungan ayah dan anak.
Kesedihan hati kami adalah saat melihat bagaimana kondisi gereja pada umumnya tidak membawa dampak besar bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Rasa asin gereja sebagai “garam dunia” tidak terasa, cahaya gereja sebagai “terang dunia” pun mulai redup. Saat kami masih menggembalakan jemaat, banyak diantara mereka yang tidak bertumbuh atau menjadi orang Kristen yang suam-suam. Hati kami sedih hingga suatu kali saat berdoa Tuhan membukakan hal ini pada kami. Bapa menghendaki murid-murid Kristus, mempelai yang dewasa bagi AnakNya dan bukan bayi dengan dot di mulut & mengenakan popok pampers. Dulu kami bangga dengan jumlah jemaat tetapi sekarang kebanggaan itu luruh. Kini kami berkonsentrasi dan memberi hidup untuk memuridkan anak-anak Tuhan bertumbuh pada kedewasaan dalam Kristus bersama rekan-rekan tubuh Kristus yang lainnya kami bersinergi agar pemulihan pelayanan lima jawatan terjadi atas gereja Tuhan. Kerinduan kami adalah melihat setiap anak Tuhan diperlengkapi dan menggenapi panggilan Tuhan atas hidupnya. Kami percaya setiap anak Tuhan, adalah alat Tuhan dan tidak ada yang namanya hanya “jemaat biasa”. Setiap anak Tuhan adalah orang-orang yang luar biasa di dalam tanganNya.
Apakah harga seorang murid? Alkitab berkata,”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKU.” (Luk 14:27)…..”ia tidak layak bagiKU” (Mat 10:38). Pikul salib, yang berarti mati terhadap diri sendiri dan hidup sebagai ciptaan baru dalam Kristus.(2 Kor 5:17, Gal 2:19b-20).
Maukah anda membayar harga itu?
Bila anda rindu untuk menjadi murid Kristus dan ingin terus bertumbuh menjadi seorang yang berdampak bagi Kerajaan Tuhan maka kami mau mengajak anda bergabung di dalam kelompok pemuridan Eagles Nest Discipleship. Ada pun pelayanan kami bersifat interdenominasi, kita akan membahas bersama teologia dasar kekristenan dan pemuridan. Materi yang akan kita bahas bersama diantaranya :
Doktrin Theologia,
Kristologi,
Pneumatology(Roh Kudus),
Angelology(Malaikat),
Anthropology(Manusia),
Bibliology(Alkitab),
Soteriology(Keselamatan),
Ecclesiology(Gereja),
Thanatology(Kematian)
Eskatologi (Akhir Zaman)
Dasar Yang Benar
Kuasa Doa
Belajar Alkitab Praktis
Hidup Rumahtangga atau Keluarga
Bagaimana Hidup Dipimpin Roh Tuhan
Kuasa Pujian
Pelayanan Mujizat
Hidup Kekristenan yang Berkemenangan
Peperangan Rohani
Menjadi Saksi Kristus sampai ke ujung bumi
Ada pun The Eagles Nest Discipleship bekerjasama dengan lembaga pendidikan The Prophetic Voice Institute – Amerika Serikat, setiap murid yang mengikuti pertemuan dengan setia dan mengikuti ujian akhir akan mendapatkan Diploma in Discipleship dari lembaga tersebut.
Bagi yang berdomisili di kota Bandung, kita dapat bertemu dan belajar bersama sedang untuk di kota lain, kami bisa mengunjungi anda atau sekalipun tidak bisa jumpa secara tatap muka, kita berhubungan melalui e-mail (davebroos@yahoo.co.uk atau novie_durant@yahoo.com , yahoo messenger dengan I D davebroos, atau menelpon/SMS di 081330135643.
Sebagaimana yang kami tekankan di atas kerinduan kami bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi kehidupan. Kerinduan kami kelompok pemuridan ini bukan saja memiliki nilai kekeluargaan yang kuat dalam Kristus tetapi juga bertumbuh bersama sebagai keluarga Tuhan yang berdampak bagi bangsanya bahkan bagi bangsa-bangsa.
Tuhan memberkati dan jangan ragu untuk menghubungi kami.
Pdt. Dave Broos
The Eagles Nest Ministries http://3a9l35-n35t.blogspot.com
Renungan Kehidupan http://renungandave.blogspot.com
Gereja Perjanjian Baru http://gerejaperjanjianbaru.blogspot.com
Suara Profetik http://9u4rd14n-4n93ls.blogspot.com
Pelayanan Doa http://globalprayernetwork.blogspot.com
Zoe Ministries http://zoeministries.blogspot.com
House Church and Me http://davebroos.blogspot.com
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)
Sebuah pesan terakhir dari Kristus Yesus bagi setiap kita,sebab Ia mencari disciples (murid) dan bukan sekedar follower(pengikut). Semua orang percaya wajib menjadi murid Kristus dan juga seorang yang memuridkan orang lain. Wauw, sebuah tantangan besar bagi gereja masa kini. Mengapa saya katakan tantangan? Sebab banyak orang lebih suka kata “pergi”, orang suka dengan yang namanya “traveling”, sepertinya ada kebanggaan bila sudah pelayanan keliling di beberapa negara. Ada juga yang senang dengan kata “baptis” sebab itu berarti jumlah statistik anggota gereja bertambah, biasanya orang menjadi bangga kalau anggotanya banyak. Begitu juga dengan kata “ajar”, orang sangat senang mengajar di kelas atau mimbar, sebab nanti dapat “amplop”. Padahal kata imperative dalam kalimat Amanat Agung itu adalah “jadikanlah murid”. Mengapa kata ini dihindari? Sebab pemuridan ala Yesus bukan seperti kelas SOM atau model perkuliahan di STT. Sistem pendidikan yang diadopsi masa kini dan juga diterapkan dalam gereja merupakan “pola pendidikan Yunani” sedang pemuridan yang diajarkan oleh Yesus merupakan “pola pendidikan Yahudi”. Dimana pengajaran tidak disampaikan hanya searah tetapi dua arah, ada suatu dialog dan bukan monolog. Pelajaran atau pemuridan diberikan dimana saja, bisa di rumah, di bukit, di atas perahu, di bait Allah dan lain-lain; tidak dimonopoli di sebuah ruang kelas atau kompleks tertentu. Hubungan antara sang guru dan murid pun bukan hubungan ala dosen dengan mahasiswanya tetapi lebih pada hubungan ayah dan anak.
Kesedihan hati kami adalah saat melihat bagaimana kondisi gereja pada umumnya tidak membawa dampak besar bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Rasa asin gereja sebagai “garam dunia” tidak terasa, cahaya gereja sebagai “terang dunia” pun mulai redup. Saat kami masih menggembalakan jemaat, banyak diantara mereka yang tidak bertumbuh atau menjadi orang Kristen yang suam-suam. Hati kami sedih hingga suatu kali saat berdoa Tuhan membukakan hal ini pada kami. Bapa menghendaki murid-murid Kristus, mempelai yang dewasa bagi AnakNya dan bukan bayi dengan dot di mulut & mengenakan popok pampers. Dulu kami bangga dengan jumlah jemaat tetapi sekarang kebanggaan itu luruh. Kini kami berkonsentrasi dan memberi hidup untuk memuridkan anak-anak Tuhan bertumbuh pada kedewasaan dalam Kristus bersama rekan-rekan tubuh Kristus yang lainnya kami bersinergi agar pemulihan pelayanan lima jawatan terjadi atas gereja Tuhan. Kerinduan kami adalah melihat setiap anak Tuhan diperlengkapi dan menggenapi panggilan Tuhan atas hidupnya. Kami percaya setiap anak Tuhan, adalah alat Tuhan dan tidak ada yang namanya hanya “jemaat biasa”. Setiap anak Tuhan adalah orang-orang yang luar biasa di dalam tanganNya.
Apakah harga seorang murid? Alkitab berkata,”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKU.” (Luk 14:27)…..”ia tidak layak bagiKU” (Mat 10:38). Pikul salib, yang berarti mati terhadap diri sendiri dan hidup sebagai ciptaan baru dalam Kristus.(2 Kor 5:17, Gal 2:19b-20).
Maukah anda membayar harga itu?
Bila anda rindu untuk menjadi murid Kristus dan ingin terus bertumbuh menjadi seorang yang berdampak bagi Kerajaan Tuhan maka kami mau mengajak anda bergabung di dalam kelompok pemuridan Eagles Nest Discipleship. Ada pun pelayanan kami bersifat interdenominasi, kita akan membahas bersama teologia dasar kekristenan dan pemuridan. Materi yang akan kita bahas bersama diantaranya :
Doktrin Theologia,
Kristologi,
Pneumatology(Roh Kudus),
Angelology(Malaikat),
Anthropology(Manusia),
Bibliology(Alkitab),
Soteriology(Keselamatan),
Ecclesiology(Gereja),
Thanatology(Kematian)
Eskatologi (Akhir Zaman)
Dasar Yang Benar
Kuasa Doa
Belajar Alkitab Praktis
Hidup Rumahtangga atau Keluarga
Bagaimana Hidup Dipimpin Roh Tuhan
Kuasa Pujian
Pelayanan Mujizat
Hidup Kekristenan yang Berkemenangan
Peperangan Rohani
Menjadi Saksi Kristus sampai ke ujung bumi
Ada pun The Eagles Nest Discipleship bekerjasama dengan lembaga pendidikan The Prophetic Voice Institute – Amerika Serikat, setiap murid yang mengikuti pertemuan dengan setia dan mengikuti ujian akhir akan mendapatkan Diploma in Discipleship dari lembaga tersebut.
Bagi yang berdomisili di kota Bandung, kita dapat bertemu dan belajar bersama sedang untuk di kota lain, kami bisa mengunjungi anda atau sekalipun tidak bisa jumpa secara tatap muka, kita berhubungan melalui e-mail (davebroos@yahoo.co.uk atau novie_durant@yahoo.com , yahoo messenger dengan I D davebroos, atau menelpon/SMS di 081330135643.
Sebagaimana yang kami tekankan di atas kerinduan kami bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi kehidupan. Kerinduan kami kelompok pemuridan ini bukan saja memiliki nilai kekeluargaan yang kuat dalam Kristus tetapi juga bertumbuh bersama sebagai keluarga Tuhan yang berdampak bagi bangsanya bahkan bagi bangsa-bangsa.
Tuhan memberkati dan jangan ragu untuk menghubungi kami.
Pdt. Dave Broos
The Eagles Nest Ministries http://3a9l35-n35t.blogspot.com
Renungan Kehidupan http://renungandave.blogspot.com
Gereja Perjanjian Baru http://gerejaperjanjianbaru.blogspot.com
Suara Profetik http://9u4rd14n-4n93ls.blogspot.com
Pelayanan Doa http://globalprayernetwork.blogspot.com
Zoe Ministries http://zoeministries.blogspot.com
House Church and Me http://davebroos.blogspot.com
Jumat, 25 Januari 2008
Gereja Tuhan bangkitlah Dari Tidur
Shalom saudara-saudaraku,
Melihat pertumbuhan gereja saat ini kadang menyedihkan hati saya. Miris hati ini melihat cara gereja bertumbuh, banyak yang menyatakan bahwa gereja mereka diberkati dan disertai Tuhan oleh sebab itu jemaat mereka bertambah banyak. Namun benarkah itu jemaat yang mereka menangkan dari pemberitaan Injil dan hasil dari pemuridan, hingga menimbulkan ekses multiplikasi yang dasyat seperti jemaat mula-mula dalam Kitab Perjanjian Baru? Atau hanya bertambah banyak sebab ada perpindahan jemaat dari gereja A ke gereja B. Sudah menjadi rahasia umum jemaat terutama di perkotaan besar, yang menjadi anggota gereja dari beberapa organisasi/denominasi yang berbeda atau sama denominasi tapi beda nama. Kadang saya berpikir orang memperlakukan gereja, seperti tempat hiburan atau restoran, tergantung “mood” dan “selera”. Tergantung siapa “pembicara minggu ini” yang datang, akhirnya pembicara pun seperti selebritis rohani. Ini adalah hal yang sudah menjadi rahasia umum, beberapa pelayan Tuhan di antaranya memberi tarif sebelum menerima undangan khotbah.
Sayangnya di hari akhir ini, banyak gereja atau pelayanan sudah seperti perusahaan hiburan atau restoran yang saling bersaing(mengikuti selera pasar), melalui ibadah yang megah di tempat yang bak istana atau di hotel berbintang, dengan sound system yang terkini, pengkhotbah ternama dan worship leader yang sudah menelurkan album rohani ditambah musikus handal yang luar biasa bahkan artis ternama pun diundang, ada jemputan bagi jemaat, pembagian sembako, tunjangan bagi janda miskin (asal aktif kegiatan gereja), beragam seminar dan KKR, dll..dll. Selama motivasi benar, sebenarnya tidak masalah namun bila tanpa sadar kita bukan memperlebar “Kerajaan Tuhan” tetapi memperlebar “kerajaan tuan”. Bukan demi kebesaran “NamaNya” tetapi “namanya”. CELAKALAH KITA.
Kini saya bosan dengan pertanyaan, “Dari gereja mana? Gerejanya terletak dimana? Berapa jemaatnya?” Dulu saya dengan bangga akan menyebutkan saya dari G......., gereja kami ada di Jalan ........., dan jemaat kami tengah bertumbuh pesat dalam setahun ini sudah ada 150 orang, 70% jemaat baru dari non Kristen. Dengan senyuman penuh kebanggaan yang tersungging di bibir. Sampai suatu hari saya menyadari dan bertobat sebab Tuhan menghendaki kesatuan dalam tubuh Kristus, bukan kesombongan organisasi gereja. Lalu saya sadari bahwa gereja atau jemaat Tuhan adalah umat percaya alias “orang” bukan gedung, mengapa saya bangga dengan gedung bukannya bangga akan jiwa-jiwa yang bertumbuh sampai mereka mengerti tujuan hidup mereka di muka bumi. Apa artinya jumlah jemaat bertambah(kuantitas) bila tidak bertumbuh dan memiliki kualitas Kristus.
Salahkah pendeta kaya, memiliki rumah mewah, mobil keluaran baru, laptop tercanggih, handphone terkini, dll-nya yang terbaik? Tidak salah, tetapi kalau itu menjadi “lifestyle” dan hidup bak selebritis rohani sementara masih banyak rekan pelayanan yang susah atau jemaat miskin, my God, apa yang terjadi dengan gereja Tuhan?
Ada seorang pendeta besar yang menyatakan pada saya, mengapa gerejanya menjadi yang terbesar dan paling banyak jemaatnya. Jawaban beliau sebab Roh Kudus ada besertanya. Apakah itu benar? Apakah satu-satunya ukuran sebuah gereja disertai Tuhan adalah banyak anggota dan besar gedung ibadahnya? Kalau jawabannya ya, berarti yang beribadah di “gereja bawang” alias saudara tiri kita, lebih disertai Roh Kudus sebab tempat ibadah mereka jauh lebih besar dari yang kita miliki dan tiap hari Jumat pun lebih banyak yang ikut ibadah.
Saya melihat “esensi keberadaan gereja” itu sendiri di muka bumi telah terlupakan atau bila pun ada menjadi prioritas yang kesekian. Esensi keberadaan gereja di dunia:
Gereja ada untuk Tuhan/Bapa, kekudusan dan penyembahan, eksklusif untuk Tuhan dan hubungan intim dengan Tuhan (1 Ptr 1:14-16 ; Yoh 4:23).
Gereja ada untuk dunia, melayani dan menginjili dunia (Yak 1:26-27;Mat 25:35-40)
Gereja ada untuk kita, pemuridan dan persekutuan/fellowship (Mat 28:19-20, Kis 2:42,44,46)
Dalam Amanat Agung, Tuhan Yesus menekankan agar kita menjadikan semua bangsa muridNya, namun gereja sekarang dipenuhi anggota atau members. Tuhan menekankan discipleship dan bukan membership! “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”(Matius 28:19-20a). Dalam kalimat di atas ada 4 “lah”, yaitu pergilah, jadikanlah murid, baptislah dan ajarlah segala sesuatu. Banyak yang menekankan pada pergilah akhirnya banyak pelayan Tuhan suka sekali “traveling”, ada yang menekankan pada baptislah yang berarti bertambahnya jumlah statistik anggota gereja, ada pula yang menekankan ajarlah sebab sesudah mengajar biasanya mendapatkan amplop persembahan, itu pun biasanya tidak semua kebenaran diajarkan sebab takut anggota jemaat lari ke gereja lain atau bakal tidak diunadng lagi sebab khotbahnya terlalu keras. Sedikit sekali yang mau memuridkan sebab dalam pemuridan kita harus membagikan hidup bagi mereka yang kita muridkan. Ingatlah selalu bahwa pola pendidikan atau pemuridan (pola kelas) kita saat ini bukan pola yang ada di Alkitab sebab pada perkembangannya gereja mengadopsi cara Yunani, hubungan “dosen dan mahasiswa” sedang yang tertera dalam Alkitab merupakan pola Yahudi (Keluaran 6:4-9) hubungan “ayah dan anak”(pola hubungan membagi hidup). Mengapa saya menekankan hal ini sebab kalimat imperatif/kerja dalam ayat tersebut menekankan jadikan segala bangsa muridKU. Jadi Amanat Agung tidak bisa kita penggal-penggal semaunya.
Gereja yang melaksanakan pemuridan akan bertumbuh kokoh namun bila gereja hanya dipenuhi anggota/members, maka mereka akan terus menerus minta dilayani. Apalagi untuk mempertahankan anggota yang kaya, fasilitas kenyamanan pun harus meningkat. Makanya banyak members yang merasa tidak dilayani atau diperhatikan oleh bapak gembala, akan pindah ke tempat/gereja lain. Sudah saatnya bagi para gembala, tidak terfokus pada jumlah anggotanya, apalagi bangga untuk hal itu, sebab saya jamin saat “service” anda tidak memuaskan lagi, para members akan hijrah ke gereja lain yang mereka anggap lebih baik “service”nya. Para pemimpin gereja dipanggil untuk fokus pada pemuridan, hasilkan murid-murid yang memiliki kualitas rohani dan dapat membawa dampak bagi kota dimana kita tinggal. Pemimpin gereja dipanggil untuk memperlengkapi jemaat Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan dan bukannya memonopoli semua pelayanan. Sudah bukan zamannya pergerakan “para superman rohani” sebab ini adalah saatnya pergerakan orang percaya/ the saint movement. Pemimpin gereja dipanggil menjadi “bapa rohani” yang menghasilkan “anak-anak rohani”. Bila jemaat kita muridkan dan memiliki hubungan “ayah dan anak”, mereka tidak akan semudah itu meninggalkan kita akibat adanya “tawaran menarik” dari tempat lain, itu adalah kekuatan “hubungan”.
Banyak di antara kita sebagai pemimpin umat Tuhan, terfokus pula pada gedung ibadah. Tidak salah memiliki gedung ibadah tetapi jangan kita sampai stress akibat pembangunan gedung gereja apalagi sampai terlilit hutang yang mencekik leher dan lalu didemo warga agar ditutup atau lebih ekstrim dihancurkan... yang tentunya menambah stress kita. Mengapa kita tidak lebih memfokuskan keuangan kita untuk membangun “gereja” yang sebenarnya? Siapa gereja itu? Kita, umat Tuhan. Daripada menghabiskan ratusan juta bahkan miliar atau trilyunan rupiah kita pada bangunan yang kita gunakan hanya beberapa jam seminggu itu, mengapa kita tidak investasikan pada umat Tuhan? Jangan jadikan gedung gereja sebagai “monumen kebanggaan” kita. Anda tahu artinya, dalam sejarah gereja kita belajar umat Tuhan selalu bergerak dalam pergerakan atau “movement” tapi lalu setelah beberapa waktu mereka mulai membangun “monumen”, artinya mulai puas diri, nyaman, settle atau “ saya sudah mencapainya sekarang”....lalu “movement” berhenti dan mati ditandai dengan “monumen”, yang bisa berbentuk apapun..bisa gedung gereja, bisa organisasi/denominasi baru, dll.
Banyak anak Tuhan yang putus sekolah padahal pintar, mengapa kita tidak menolong mereka untuk dapat mendapatkan pendidikan yang terbaik agar kelak ia dapat menjadi “pengaruh” bagi dunia, entah di dunia politik, ekonomi, pertanian dan lain sebagainya. Contoh yang lain ada begitu banyak pengusaha Kristen di dalam gereja, seandainya mereka dimuridkan dan diperlengkapi, maka mereka dapat memuridkan jemaat yang rindu untuk menjadi pengusaha Kristen yang takut akan Tuhan. Lebih banyak pengusaha Kristen yang berhasil maka akan ada lebih banyak lapangan pekerjaan terbuka, dan lebih banyak bukan saja anak Tuhan yang dapat bekerja namun juga mereka yang belum percaya. Hingga kita memiliki kesempatan untuk menjadi saksi Kristus bagi mereka. Gereja Tuhan dapat menjadi jawaban bagi keterpurukan ekonomi bangsa ini dan itu berarti gereja mempengaruhi bangsanya.
Saya memiliki impian, setiap anak Tuhan dimuridkan, mengalami hubungan yang intim dengan Bapa Surgawi hingga ia dapat melihat apa yang Bapa sedang kerjakan dan dibimbing oleh “bapa rohani” sebagai mentor yang mengarahkan ia pada seluruh kepenuhan potensinya. Hingga dimanapun ia berada, ia dapat menjadi alat Tuhan. Entah di dunia usaha, politik, pertanian, kesehatan, dan lain sebagainya. Gereja seharusnya menjadi dampak yang lebih besar dan tidak hanya sekedar membuat acara-acara besar seperti KKR yang bersifat temporal dan menghabiskan dana banyak. Beberapa tahun lalu gereja yang saya gembalakan mengadakan KKR mengundang pembicara dari luar negeri, dengan berbagai penyajian berita Injil melalui, pujian, drama dan kesaksian lainnya, plus bonus pembagian sembako, gedung gereja penuh sesak oleh orang belum percaya. Semua rekan pelayanan dari gereja lain yang terlibat menyalami saya, dan berkata,” Selamat ya, Pak. Acaranya sukses.” Darimana mereka mengukur acara itu sukses? Tentunya dari jumlah orang yang hadir 3 malam itu, dari jumlah orang belum percaya yang maju ke depan dan minta didoakan. Namun hati saya sedih, sebab itu bukan sukses setelah orang-orang itu pulang, masihkah ada kasih Yesus dalam diri mereka. Atau mereka hanya datang ke acara tersebut untuk menerima kesembuhan, hidup yang kekal, bebas dari perasaan bersalah, ada sembako gratis atau engga ada kerjaan di rumah lalu iseng hadir mumpung ada antar jemput. Saat kami mencoba menindak lanjuti hasil KKR itu, banyak orang menolak kami saat datang ke rumahnya atau alamat yang diberikan fiktif /tidak lengkap. Dari hasil kenferensi missi se dunia, penginjilan yang efektif dan menghasilkan murid-murid Kristus yang militan adalah hasil friendship evangelism, penginjilan melalui hubungan persahabatan. Biayanya lebih ringan dan efektif. Saya tidak mau lagi memboroskan uang Tuhan untuk hal-hal yang kurang efisien.
Kita ada di muka bumi sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk menyatakan kasihNya. Umat Tuhan di Indonesia bisa berbuat lebih bagi bangsa ini dari berbagai segi. My God, gereja Tuhan, bangkitlah dari tidur yang berkepanjangan. Kita seharusnya membawa dampak yang positif. Kita harus keluar dari mentalitas “bless me” pada “bless others”, dari “give me” pada give them” dan dari “send him” pada “send me”. Sudah terlalu lama gereja Tuhan dininabobokan dengan pengajaran teologia yang egois. Gereja yang seharusnya menjadi sumber kasih Tuhan, pengharapan, pemulihan dan transformasi, kini malah lebih nampak seperti “Bless Me Club”(Klub Berkati Saya). Saya tidak menentang orang Kristen untuk menjadi kaya namun kita harus tahu setelah kaya, kita harus melakukan apa. Kita kaya oleh kasih karunia Tuhan, itu berarti ada tujuan Tuhan. Jadi kita harus tahu apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan dengan kekayaan yang telah Ia limpahkan. Sangat jarang saya dengar rekan-rekan pelayan Tuhan mengkhotbahkan gaya hidup jemaat mula-mula dalam Kisah para Rasul 2:41-47 dan 4:32-37, terutama kalimat “Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka.” Betapa kompaknya gereja mula-mula sebagai sungguh-sungguh keluarga rohani yang bukan hanya perduli jiwa seseorang diselamatkan namun juga perduli pada saudara-saudara seimannya secara holistik. Atau apa yang diajarkan oleh Rasul Paulus mengenai pelayanan kasih pada jemaat di Korintus (2 Korintus 8:1-15, Paling tidak baca ayat 14-15)
Kita perlu mencermati praktek gereja kita kini dengan apa yang gereja lakukan dalam Alkitab sebagai tolok ukur.
“Saudara tiri kita” dan bahkan “orang komunis” banyak mengadopsi cara-cara atau ajaran dalam Perjanjian Baru, gereja Tuhan tersadarlah....sampai kapan kita akan tidur? Tahukah anda mereka membuat berbagai usaha untuk mensupport pergerakan mereka? Saat ada dana yang cukup besar, mereka segera melakukan sesuatu, seperti membuka lahan kelapa sawit, peternakan ayam, dan lain-lain.Tahukah anda mereka memberikan beasiswa bagi kaum mereka yang tak mampu namun pandai untuk belajar sampai ke luar negeri? Bagaimana strategi mereka pun memasukkan “murid-murid” mereka dalam berbagai bidang lainnya seperti politik, media, entertainment, ekonomi dan lain sebagainya.
Tahukah anda mereka membangun bank dan koperasi untuk menolong sesamanya dan bukan itu saja mereka membuat “pemuridan calon pengusaha”? Mereka yang sudah berhasil sebagai pengusaha atau enterpreuneur melatih, memberikan teladan dan mencarikan modal pinjaman agar “para murid” menjadi pengusaha yang sukses. Anda dapat melihat pelatihan-pelatihan yang dibuat oleh Aa Gym, Valentino Dinsi, Purdie Chandra dll. Ini mereka adopsi dari sebuah perkumpulan pengusaha Kristen di luar negeri bernama Incubator.
Tahukah anda strategi mereka demi membuat “saudara-saudara kita” berpindah haluan? Coba anda melihat berita bila ada bencana, bila anda cermati sering kali ada ormas atau partai politik “hijau” yang membantu “segera” para korban bencana. Belum lagi berita-berita dari daerah “kantung Kristen”, bagaimana orang beralih iman karena urusan perut dan pendidikan yang terjangkau. Saudara-saudara tiri kita memberikan bantuan modal dan pelatihan bagi mereka. Begitu pula untuk pendidikan, bahkan menjadi gratis bila mereka mau beralih “iman”. Sementara anak Tuhan di kota berfellowship di Starbuck ( tidak dosa), di banyak tempat pendeta hidup dalam kemiskinan dan begitu pula jemaat yang digembalakan. Bergumul dengan panen yang gagal, pupuk dan bibit yang mahal, sumber mata air yang kering, anak putus sekolah, menganggur dll. Tidak cukup kita sekedar bernyanyi “ Bergandengan tangan dalam satu kasih..bergandengan tangan dalam satu iman... saling mengasihi.. dalam satu kasih...Keluarga Kerajaan Allah.” Alkitab mengajarkan agar kita mengasihi Dia dengan segenap hati, apapun yang kita lakukan bagi Dia harus “dengan segenap hati”/ “sungguh-sungguh”, begitu pula saat menyanyi bagi Tuhan (Efesus 5:19) Boleh saja kita minum kopi di Starbuck tapi ingatlah juga saudara-saudaramu yang lain bukan hanya butuh bantuan doa, namun mereka butuh bantuan secara riil.
Oh, saya harap kita semua tercelik and do something, sebagai anak Tuhan. Terkadang saya gemas melihat, betapa kita terlena dengan hal yang tidak-tidak. Betapa menyedihkan saat ideologi atau agama lain bergerak untuk mencapai tujuan mereka, kita masih ribut masalah AD/ART gereja, perselisihan disebabkan aset organisasi gereja yang trilyunan, perseteruan antar “para pewaris tahta” saat gembala sidang sudah mulai tua dan akan mangkat, perseteruan antar gereja/gembala sidang sebab “domba pindah kandang” dan lain-lain. Ayo, gereja Tuhan, kita coba fokus kembali pada apa yang Tuhan Yesus kerjakan saat Ia ada di muka bumi, Ia tidak hanya mengadakan mujizat, mengajar, pelayanan berkeliling dan seterusnya. Jadi apa fokusnya?
Tuhan Yesus bila kita cermati, terfokus hanya pada 12 muridNya, Ia curahkan seluruh hidupnya bagi mereka. Cermati ayat dalam Injil Yohanes 17:1-26, dalam ayat-ayat ini Yesus berdoa bagi para muridNya dihadapan Bapa. Ia memberikan laporan terakhir pada Bapa dan coba anda baca, fokus doanya adalah para muridNya. Ia tidak memberikan laporan mengenai mujizat yang Ia adakan, Ia tidak melaporkan berapa banyak jiwa yang Ia sentuh melalui pengajaranNya, atau kemenangan Dia atas debatNya dengan para ahli Taurat. Dan kita tahu diawali dari pelayanan para murid-lah, berita Injil diberitakan kemana-mana dan gereja Tuhan tersebar ke seantaro bumi.
Bila Ia terfokus pada kuantitas saya jamin, Ia sudah akan mendirikan gereja saat khotbah di bukit, juga saat memberi makan 5000 dan 4000 laki-laki dewasa; dan lalu bersaing mendirikan bait Tuhan tandingan. Bisa saja Ia membuat denominasi baru saat itu untuk menyaingi denominasi Farisi dan Saduki. Namun Ia tidak melakukannya, Yesus terfokus pada murid-muridNya dan memberikan teladan pada mereka. Dia fokus pada kualitas.
Kalau Yesus hidup zaman sekarang, pasti tidak ada yang mengundang Dia untuk jadi pembicara dalam seminar pertumbuhan gereja. Tuhan Yesus terlalu idealis. Terlalu muda masih 30 tahunan, belum banyak makan asam garam. Dia hanya anak tukang kayu, tidak punya sekretariat pelayanan, tidak punya rumah, tidak punya kendaraan pribadi..keledai pun pinjam, tidak punya donatur tetap yang kaya sampai Petrus harus memancing ikan dulu untuk dapatkan uang di dalamnya dan membayar bea Bait Allah, tidak punya gedung ibadah sebab bersama “DIA” dimana saja menjadi “The Holy Ground”...gedung ibadah tanpa hadiratNya sia-sia adanya.
Gereja Tuhan seharusnya membawa dampak, bukan malah terkontaminasi sebab terkena pengaruh dunia. Kita adalah “garam dunia”, seharusnya keberadaan kita dapat dirasakan oleh dunia. Garam jangan terus berkumpul dalam “gudang garam”, terlalu banyak garam menyebabkan darah tinggi dan lalu stroke..akhirnya tidak dapat berbuat apa-apa. Kita juga adalah “ terang dunia”, tapi semuanya sia-sia bila kita berkumpul dalam “ruang terang benderang” alias tembok gereja, sebab yang butuh “terang” adalah tempat yang gelap. Keteladanan sikap dan moral kita harus dapat dirasakan dan dilihat oleh orang di luar sana.
Iblis bergerak di hari akhir dengan kecerdikannya, kita perlu hati-hati terhadap 2 roh yang bekerja merajalela, yaitu Roh Izebel dan Roh Babel (Wahyu 14:8, 18:2, 17:5, 2:20). Sadar atau tidak sudah banyak pemimpin gereja yang terhasut oleh 2 roh ini.
Apakah Roh Izebel akibatkan? Roh ini mengakibatkan pribadi seseorang menjadi sangat dominan hingga orang tunduk padanya karena rasa takut(mendominasi hidup seseorang), tidak mau mendelegasikan tugas, “super rohani”, melakukan segala daya upaya apapun agar tujuannya berhasil, suka mempraktekkan “sihir” melalui nubuat yang dibuat-buat dan lain-lain. Pemimpin seperti ini suka mengontrol.
Lalu apakah Roh Babel? (kejadian 11:1-9) Roh ini mengakibatkan pribadi seseorang memiliki kebanggaan yang berlebihan pada organisasi, nama pelayanan, gelar, namanya yang terkenal, doktrinnya, pengajarannya, dll....pendek kata “pengagungan terhadap diri sendiri”. Pemimpin ini merasa dia yang paling benar dan yang lain salah/tidak sempurna.
Bila seseorang pemimpin di bawah pengaruh dari salah satu atau ke dua roh jenis ini....dapat dipastikan pelayanan atau gereja yang mereka pimpin akan mementingkan diri sendiri dan membangun “kerajaan tuan”. Mereka lupa untuk membangun tubuh Kristus dan memperlebar Kerajaan Tuhan. Kalaupun mereka menyatakannya, namun kita dapat menguji dari tindakannya. Kita bisa berbicara apa saja namun pada akhirnya orang akan melihat apakah ia melakukannya atau tidak. Itulah yang membedakan antara Tuhan Yesus dengan para tokoh denominasi Farisi dan Saduki pada masa 2000 tahun yang lalu.
Sudah terlalu lama, gereja tertidur dan bengong, SANGKAKALA saya tiupkan agar kita semua bangun. Ayo, jangan lagi kita ribut untuk hal-hal yang tidak esensi. Organisasi gereja mungkin berbeda, status ekonomi kita mungkin beda, pendidikan kita mungkin berbeda, namun ingat bahwa kita ini semua adalah anggota tubuh Kristus. Jadi janganlah kita coba membuat seragam tetapi ingatlah selalu bahwa kita ini beragam. Dan melalui keragaman inilah sebenarnya kita dapat saling bersinergi membuat suatu kekuatan yang besar untuk memperlebar Kerajaan Tuhan. Mari kita bersatu, saling menguatkan, saling menolong, saling menasehati, saling menjagai.......SEBAB KATA “SALING” TELAH LAMA MENGHILANG DARI GEREJA TUHAN.
Melihat pertumbuhan gereja saat ini kadang menyedihkan hati saya. Miris hati ini melihat cara gereja bertumbuh, banyak yang menyatakan bahwa gereja mereka diberkati dan disertai Tuhan oleh sebab itu jemaat mereka bertambah banyak. Namun benarkah itu jemaat yang mereka menangkan dari pemberitaan Injil dan hasil dari pemuridan, hingga menimbulkan ekses multiplikasi yang dasyat seperti jemaat mula-mula dalam Kitab Perjanjian Baru? Atau hanya bertambah banyak sebab ada perpindahan jemaat dari gereja A ke gereja B. Sudah menjadi rahasia umum jemaat terutama di perkotaan besar, yang menjadi anggota gereja dari beberapa organisasi/denominasi yang berbeda atau sama denominasi tapi beda nama. Kadang saya berpikir orang memperlakukan gereja, seperti tempat hiburan atau restoran, tergantung “mood” dan “selera”. Tergantung siapa “pembicara minggu ini” yang datang, akhirnya pembicara pun seperti selebritis rohani. Ini adalah hal yang sudah menjadi rahasia umum, beberapa pelayan Tuhan di antaranya memberi tarif sebelum menerima undangan khotbah.
Sayangnya di hari akhir ini, banyak gereja atau pelayanan sudah seperti perusahaan hiburan atau restoran yang saling bersaing(mengikuti selera pasar), melalui ibadah yang megah di tempat yang bak istana atau di hotel berbintang, dengan sound system yang terkini, pengkhotbah ternama dan worship leader yang sudah menelurkan album rohani ditambah musikus handal yang luar biasa bahkan artis ternama pun diundang, ada jemputan bagi jemaat, pembagian sembako, tunjangan bagi janda miskin (asal aktif kegiatan gereja), beragam seminar dan KKR, dll..dll. Selama motivasi benar, sebenarnya tidak masalah namun bila tanpa sadar kita bukan memperlebar “Kerajaan Tuhan” tetapi memperlebar “kerajaan tuan”. Bukan demi kebesaran “NamaNya” tetapi “namanya”. CELAKALAH KITA.
Kini saya bosan dengan pertanyaan, “Dari gereja mana? Gerejanya terletak dimana? Berapa jemaatnya?” Dulu saya dengan bangga akan menyebutkan saya dari G......., gereja kami ada di Jalan ........., dan jemaat kami tengah bertumbuh pesat dalam setahun ini sudah ada 150 orang, 70% jemaat baru dari non Kristen. Dengan senyuman penuh kebanggaan yang tersungging di bibir. Sampai suatu hari saya menyadari dan bertobat sebab Tuhan menghendaki kesatuan dalam tubuh Kristus, bukan kesombongan organisasi gereja. Lalu saya sadari bahwa gereja atau jemaat Tuhan adalah umat percaya alias “orang” bukan gedung, mengapa saya bangga dengan gedung bukannya bangga akan jiwa-jiwa yang bertumbuh sampai mereka mengerti tujuan hidup mereka di muka bumi. Apa artinya jumlah jemaat bertambah(kuantitas) bila tidak bertumbuh dan memiliki kualitas Kristus.
Salahkah pendeta kaya, memiliki rumah mewah, mobil keluaran baru, laptop tercanggih, handphone terkini, dll-nya yang terbaik? Tidak salah, tetapi kalau itu menjadi “lifestyle” dan hidup bak selebritis rohani sementara masih banyak rekan pelayanan yang susah atau jemaat miskin, my God, apa yang terjadi dengan gereja Tuhan?
Ada seorang pendeta besar yang menyatakan pada saya, mengapa gerejanya menjadi yang terbesar dan paling banyak jemaatnya. Jawaban beliau sebab Roh Kudus ada besertanya. Apakah itu benar? Apakah satu-satunya ukuran sebuah gereja disertai Tuhan adalah banyak anggota dan besar gedung ibadahnya? Kalau jawabannya ya, berarti yang beribadah di “gereja bawang” alias saudara tiri kita, lebih disertai Roh Kudus sebab tempat ibadah mereka jauh lebih besar dari yang kita miliki dan tiap hari Jumat pun lebih banyak yang ikut ibadah.
Saya melihat “esensi keberadaan gereja” itu sendiri di muka bumi telah terlupakan atau bila pun ada menjadi prioritas yang kesekian. Esensi keberadaan gereja di dunia:
Gereja ada untuk Tuhan/Bapa, kekudusan dan penyembahan, eksklusif untuk Tuhan dan hubungan intim dengan Tuhan (1 Ptr 1:14-16 ; Yoh 4:23).
Gereja ada untuk dunia, melayani dan menginjili dunia (Yak 1:26-27;Mat 25:35-40)
Gereja ada untuk kita, pemuridan dan persekutuan/fellowship (Mat 28:19-20, Kis 2:42,44,46)
Dalam Amanat Agung, Tuhan Yesus menekankan agar kita menjadikan semua bangsa muridNya, namun gereja sekarang dipenuhi anggota atau members. Tuhan menekankan discipleship dan bukan membership! “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”(Matius 28:19-20a). Dalam kalimat di atas ada 4 “lah”, yaitu pergilah, jadikanlah murid, baptislah dan ajarlah segala sesuatu. Banyak yang menekankan pada pergilah akhirnya banyak pelayan Tuhan suka sekali “traveling”, ada yang menekankan pada baptislah yang berarti bertambahnya jumlah statistik anggota gereja, ada pula yang menekankan ajarlah sebab sesudah mengajar biasanya mendapatkan amplop persembahan, itu pun biasanya tidak semua kebenaran diajarkan sebab takut anggota jemaat lari ke gereja lain atau bakal tidak diunadng lagi sebab khotbahnya terlalu keras. Sedikit sekali yang mau memuridkan sebab dalam pemuridan kita harus membagikan hidup bagi mereka yang kita muridkan. Ingatlah selalu bahwa pola pendidikan atau pemuridan (pola kelas) kita saat ini bukan pola yang ada di Alkitab sebab pada perkembangannya gereja mengadopsi cara Yunani, hubungan “dosen dan mahasiswa” sedang yang tertera dalam Alkitab merupakan pola Yahudi (Keluaran 6:4-9) hubungan “ayah dan anak”(pola hubungan membagi hidup). Mengapa saya menekankan hal ini sebab kalimat imperatif/kerja dalam ayat tersebut menekankan jadikan segala bangsa muridKU. Jadi Amanat Agung tidak bisa kita penggal-penggal semaunya.
Gereja yang melaksanakan pemuridan akan bertumbuh kokoh namun bila gereja hanya dipenuhi anggota/members, maka mereka akan terus menerus minta dilayani. Apalagi untuk mempertahankan anggota yang kaya, fasilitas kenyamanan pun harus meningkat. Makanya banyak members yang merasa tidak dilayani atau diperhatikan oleh bapak gembala, akan pindah ke tempat/gereja lain. Sudah saatnya bagi para gembala, tidak terfokus pada jumlah anggotanya, apalagi bangga untuk hal itu, sebab saya jamin saat “service” anda tidak memuaskan lagi, para members akan hijrah ke gereja lain yang mereka anggap lebih baik “service”nya. Para pemimpin gereja dipanggil untuk fokus pada pemuridan, hasilkan murid-murid yang memiliki kualitas rohani dan dapat membawa dampak bagi kota dimana kita tinggal. Pemimpin gereja dipanggil untuk memperlengkapi jemaat Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan dan bukannya memonopoli semua pelayanan. Sudah bukan zamannya pergerakan “para superman rohani” sebab ini adalah saatnya pergerakan orang percaya/ the saint movement. Pemimpin gereja dipanggil menjadi “bapa rohani” yang menghasilkan “anak-anak rohani”. Bila jemaat kita muridkan dan memiliki hubungan “ayah dan anak”, mereka tidak akan semudah itu meninggalkan kita akibat adanya “tawaran menarik” dari tempat lain, itu adalah kekuatan “hubungan”.
Banyak di antara kita sebagai pemimpin umat Tuhan, terfokus pula pada gedung ibadah. Tidak salah memiliki gedung ibadah tetapi jangan kita sampai stress akibat pembangunan gedung gereja apalagi sampai terlilit hutang yang mencekik leher dan lalu didemo warga agar ditutup atau lebih ekstrim dihancurkan... yang tentunya menambah stress kita. Mengapa kita tidak lebih memfokuskan keuangan kita untuk membangun “gereja” yang sebenarnya? Siapa gereja itu? Kita, umat Tuhan. Daripada menghabiskan ratusan juta bahkan miliar atau trilyunan rupiah kita pada bangunan yang kita gunakan hanya beberapa jam seminggu itu, mengapa kita tidak investasikan pada umat Tuhan? Jangan jadikan gedung gereja sebagai “monumen kebanggaan” kita. Anda tahu artinya, dalam sejarah gereja kita belajar umat Tuhan selalu bergerak dalam pergerakan atau “movement” tapi lalu setelah beberapa waktu mereka mulai membangun “monumen”, artinya mulai puas diri, nyaman, settle atau “ saya sudah mencapainya sekarang”....lalu “movement” berhenti dan mati ditandai dengan “monumen”, yang bisa berbentuk apapun..bisa gedung gereja, bisa organisasi/denominasi baru, dll.
Banyak anak Tuhan yang putus sekolah padahal pintar, mengapa kita tidak menolong mereka untuk dapat mendapatkan pendidikan yang terbaik agar kelak ia dapat menjadi “pengaruh” bagi dunia, entah di dunia politik, ekonomi, pertanian dan lain sebagainya. Contoh yang lain ada begitu banyak pengusaha Kristen di dalam gereja, seandainya mereka dimuridkan dan diperlengkapi, maka mereka dapat memuridkan jemaat yang rindu untuk menjadi pengusaha Kristen yang takut akan Tuhan. Lebih banyak pengusaha Kristen yang berhasil maka akan ada lebih banyak lapangan pekerjaan terbuka, dan lebih banyak bukan saja anak Tuhan yang dapat bekerja namun juga mereka yang belum percaya. Hingga kita memiliki kesempatan untuk menjadi saksi Kristus bagi mereka. Gereja Tuhan dapat menjadi jawaban bagi keterpurukan ekonomi bangsa ini dan itu berarti gereja mempengaruhi bangsanya.
Saya memiliki impian, setiap anak Tuhan dimuridkan, mengalami hubungan yang intim dengan Bapa Surgawi hingga ia dapat melihat apa yang Bapa sedang kerjakan dan dibimbing oleh “bapa rohani” sebagai mentor yang mengarahkan ia pada seluruh kepenuhan potensinya. Hingga dimanapun ia berada, ia dapat menjadi alat Tuhan. Entah di dunia usaha, politik, pertanian, kesehatan, dan lain sebagainya. Gereja seharusnya menjadi dampak yang lebih besar dan tidak hanya sekedar membuat acara-acara besar seperti KKR yang bersifat temporal dan menghabiskan dana banyak. Beberapa tahun lalu gereja yang saya gembalakan mengadakan KKR mengundang pembicara dari luar negeri, dengan berbagai penyajian berita Injil melalui, pujian, drama dan kesaksian lainnya, plus bonus pembagian sembako, gedung gereja penuh sesak oleh orang belum percaya. Semua rekan pelayanan dari gereja lain yang terlibat menyalami saya, dan berkata,” Selamat ya, Pak. Acaranya sukses.” Darimana mereka mengukur acara itu sukses? Tentunya dari jumlah orang yang hadir 3 malam itu, dari jumlah orang belum percaya yang maju ke depan dan minta didoakan. Namun hati saya sedih, sebab itu bukan sukses setelah orang-orang itu pulang, masihkah ada kasih Yesus dalam diri mereka. Atau mereka hanya datang ke acara tersebut untuk menerima kesembuhan, hidup yang kekal, bebas dari perasaan bersalah, ada sembako gratis atau engga ada kerjaan di rumah lalu iseng hadir mumpung ada antar jemput. Saat kami mencoba menindak lanjuti hasil KKR itu, banyak orang menolak kami saat datang ke rumahnya atau alamat yang diberikan fiktif /tidak lengkap. Dari hasil kenferensi missi se dunia, penginjilan yang efektif dan menghasilkan murid-murid Kristus yang militan adalah hasil friendship evangelism, penginjilan melalui hubungan persahabatan. Biayanya lebih ringan dan efektif. Saya tidak mau lagi memboroskan uang Tuhan untuk hal-hal yang kurang efisien.
Kita ada di muka bumi sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk menyatakan kasihNya. Umat Tuhan di Indonesia bisa berbuat lebih bagi bangsa ini dari berbagai segi. My God, gereja Tuhan, bangkitlah dari tidur yang berkepanjangan. Kita seharusnya membawa dampak yang positif. Kita harus keluar dari mentalitas “bless me” pada “bless others”, dari “give me” pada give them” dan dari “send him” pada “send me”. Sudah terlalu lama gereja Tuhan dininabobokan dengan pengajaran teologia yang egois. Gereja yang seharusnya menjadi sumber kasih Tuhan, pengharapan, pemulihan dan transformasi, kini malah lebih nampak seperti “Bless Me Club”(Klub Berkati Saya). Saya tidak menentang orang Kristen untuk menjadi kaya namun kita harus tahu setelah kaya, kita harus melakukan apa. Kita kaya oleh kasih karunia Tuhan, itu berarti ada tujuan Tuhan. Jadi kita harus tahu apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan dengan kekayaan yang telah Ia limpahkan. Sangat jarang saya dengar rekan-rekan pelayan Tuhan mengkhotbahkan gaya hidup jemaat mula-mula dalam Kisah para Rasul 2:41-47 dan 4:32-37, terutama kalimat “Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka.” Betapa kompaknya gereja mula-mula sebagai sungguh-sungguh keluarga rohani yang bukan hanya perduli jiwa seseorang diselamatkan namun juga perduli pada saudara-saudara seimannya secara holistik. Atau apa yang diajarkan oleh Rasul Paulus mengenai pelayanan kasih pada jemaat di Korintus (2 Korintus 8:1-15, Paling tidak baca ayat 14-15)
Kita perlu mencermati praktek gereja kita kini dengan apa yang gereja lakukan dalam Alkitab sebagai tolok ukur.
“Saudara tiri kita” dan bahkan “orang komunis” banyak mengadopsi cara-cara atau ajaran dalam Perjanjian Baru, gereja Tuhan tersadarlah....sampai kapan kita akan tidur? Tahukah anda mereka membuat berbagai usaha untuk mensupport pergerakan mereka? Saat ada dana yang cukup besar, mereka segera melakukan sesuatu, seperti membuka lahan kelapa sawit, peternakan ayam, dan lain-lain.Tahukah anda mereka memberikan beasiswa bagi kaum mereka yang tak mampu namun pandai untuk belajar sampai ke luar negeri? Bagaimana strategi mereka pun memasukkan “murid-murid” mereka dalam berbagai bidang lainnya seperti politik, media, entertainment, ekonomi dan lain sebagainya.
Tahukah anda mereka membangun bank dan koperasi untuk menolong sesamanya dan bukan itu saja mereka membuat “pemuridan calon pengusaha”? Mereka yang sudah berhasil sebagai pengusaha atau enterpreuneur melatih, memberikan teladan dan mencarikan modal pinjaman agar “para murid” menjadi pengusaha yang sukses. Anda dapat melihat pelatihan-pelatihan yang dibuat oleh Aa Gym, Valentino Dinsi, Purdie Chandra dll. Ini mereka adopsi dari sebuah perkumpulan pengusaha Kristen di luar negeri bernama Incubator.
Tahukah anda strategi mereka demi membuat “saudara-saudara kita” berpindah haluan? Coba anda melihat berita bila ada bencana, bila anda cermati sering kali ada ormas atau partai politik “hijau” yang membantu “segera” para korban bencana. Belum lagi berita-berita dari daerah “kantung Kristen”, bagaimana orang beralih iman karena urusan perut dan pendidikan yang terjangkau. Saudara-saudara tiri kita memberikan bantuan modal dan pelatihan bagi mereka. Begitu pula untuk pendidikan, bahkan menjadi gratis bila mereka mau beralih “iman”. Sementara anak Tuhan di kota berfellowship di Starbuck ( tidak dosa), di banyak tempat pendeta hidup dalam kemiskinan dan begitu pula jemaat yang digembalakan. Bergumul dengan panen yang gagal, pupuk dan bibit yang mahal, sumber mata air yang kering, anak putus sekolah, menganggur dll. Tidak cukup kita sekedar bernyanyi “ Bergandengan tangan dalam satu kasih..bergandengan tangan dalam satu iman... saling mengasihi.. dalam satu kasih...Keluarga Kerajaan Allah.” Alkitab mengajarkan agar kita mengasihi Dia dengan segenap hati, apapun yang kita lakukan bagi Dia harus “dengan segenap hati”/ “sungguh-sungguh”, begitu pula saat menyanyi bagi Tuhan (Efesus 5:19) Boleh saja kita minum kopi di Starbuck tapi ingatlah juga saudara-saudaramu yang lain bukan hanya butuh bantuan doa, namun mereka butuh bantuan secara riil.
Oh, saya harap kita semua tercelik and do something, sebagai anak Tuhan. Terkadang saya gemas melihat, betapa kita terlena dengan hal yang tidak-tidak. Betapa menyedihkan saat ideologi atau agama lain bergerak untuk mencapai tujuan mereka, kita masih ribut masalah AD/ART gereja, perselisihan disebabkan aset organisasi gereja yang trilyunan, perseteruan antar “para pewaris tahta” saat gembala sidang sudah mulai tua dan akan mangkat, perseteruan antar gereja/gembala sidang sebab “domba pindah kandang” dan lain-lain. Ayo, gereja Tuhan, kita coba fokus kembali pada apa yang Tuhan Yesus kerjakan saat Ia ada di muka bumi, Ia tidak hanya mengadakan mujizat, mengajar, pelayanan berkeliling dan seterusnya. Jadi apa fokusnya?
Tuhan Yesus bila kita cermati, terfokus hanya pada 12 muridNya, Ia curahkan seluruh hidupnya bagi mereka. Cermati ayat dalam Injil Yohanes 17:1-26, dalam ayat-ayat ini Yesus berdoa bagi para muridNya dihadapan Bapa. Ia memberikan laporan terakhir pada Bapa dan coba anda baca, fokus doanya adalah para muridNya. Ia tidak memberikan laporan mengenai mujizat yang Ia adakan, Ia tidak melaporkan berapa banyak jiwa yang Ia sentuh melalui pengajaranNya, atau kemenangan Dia atas debatNya dengan para ahli Taurat. Dan kita tahu diawali dari pelayanan para murid-lah, berita Injil diberitakan kemana-mana dan gereja Tuhan tersebar ke seantaro bumi.
Bila Ia terfokus pada kuantitas saya jamin, Ia sudah akan mendirikan gereja saat khotbah di bukit, juga saat memberi makan 5000 dan 4000 laki-laki dewasa; dan lalu bersaing mendirikan bait Tuhan tandingan. Bisa saja Ia membuat denominasi baru saat itu untuk menyaingi denominasi Farisi dan Saduki. Namun Ia tidak melakukannya, Yesus terfokus pada murid-muridNya dan memberikan teladan pada mereka. Dia fokus pada kualitas.
Kalau Yesus hidup zaman sekarang, pasti tidak ada yang mengundang Dia untuk jadi pembicara dalam seminar pertumbuhan gereja. Tuhan Yesus terlalu idealis. Terlalu muda masih 30 tahunan, belum banyak makan asam garam. Dia hanya anak tukang kayu, tidak punya sekretariat pelayanan, tidak punya rumah, tidak punya kendaraan pribadi..keledai pun pinjam, tidak punya donatur tetap yang kaya sampai Petrus harus memancing ikan dulu untuk dapatkan uang di dalamnya dan membayar bea Bait Allah, tidak punya gedung ibadah sebab bersama “DIA” dimana saja menjadi “The Holy Ground”...gedung ibadah tanpa hadiratNya sia-sia adanya.
Gereja Tuhan seharusnya membawa dampak, bukan malah terkontaminasi sebab terkena pengaruh dunia. Kita adalah “garam dunia”, seharusnya keberadaan kita dapat dirasakan oleh dunia. Garam jangan terus berkumpul dalam “gudang garam”, terlalu banyak garam menyebabkan darah tinggi dan lalu stroke..akhirnya tidak dapat berbuat apa-apa. Kita juga adalah “ terang dunia”, tapi semuanya sia-sia bila kita berkumpul dalam “ruang terang benderang” alias tembok gereja, sebab yang butuh “terang” adalah tempat yang gelap. Keteladanan sikap dan moral kita harus dapat dirasakan dan dilihat oleh orang di luar sana.
Iblis bergerak di hari akhir dengan kecerdikannya, kita perlu hati-hati terhadap 2 roh yang bekerja merajalela, yaitu Roh Izebel dan Roh Babel (Wahyu 14:8, 18:2, 17:5, 2:20). Sadar atau tidak sudah banyak pemimpin gereja yang terhasut oleh 2 roh ini.
Apakah Roh Izebel akibatkan? Roh ini mengakibatkan pribadi seseorang menjadi sangat dominan hingga orang tunduk padanya karena rasa takut(mendominasi hidup seseorang), tidak mau mendelegasikan tugas, “super rohani”, melakukan segala daya upaya apapun agar tujuannya berhasil, suka mempraktekkan “sihir” melalui nubuat yang dibuat-buat dan lain-lain. Pemimpin seperti ini suka mengontrol.
Lalu apakah Roh Babel? (kejadian 11:1-9) Roh ini mengakibatkan pribadi seseorang memiliki kebanggaan yang berlebihan pada organisasi, nama pelayanan, gelar, namanya yang terkenal, doktrinnya, pengajarannya, dll....pendek kata “pengagungan terhadap diri sendiri”. Pemimpin ini merasa dia yang paling benar dan yang lain salah/tidak sempurna.
Bila seseorang pemimpin di bawah pengaruh dari salah satu atau ke dua roh jenis ini....dapat dipastikan pelayanan atau gereja yang mereka pimpin akan mementingkan diri sendiri dan membangun “kerajaan tuan”. Mereka lupa untuk membangun tubuh Kristus dan memperlebar Kerajaan Tuhan. Kalaupun mereka menyatakannya, namun kita dapat menguji dari tindakannya. Kita bisa berbicara apa saja namun pada akhirnya orang akan melihat apakah ia melakukannya atau tidak. Itulah yang membedakan antara Tuhan Yesus dengan para tokoh denominasi Farisi dan Saduki pada masa 2000 tahun yang lalu.
Sudah terlalu lama, gereja tertidur dan bengong, SANGKAKALA saya tiupkan agar kita semua bangun. Ayo, jangan lagi kita ribut untuk hal-hal yang tidak esensi. Organisasi gereja mungkin berbeda, status ekonomi kita mungkin beda, pendidikan kita mungkin berbeda, namun ingat bahwa kita ini semua adalah anggota tubuh Kristus. Jadi janganlah kita coba membuat seragam tetapi ingatlah selalu bahwa kita ini beragam. Dan melalui keragaman inilah sebenarnya kita dapat saling bersinergi membuat suatu kekuatan yang besar untuk memperlebar Kerajaan Tuhan. Mari kita bersatu, saling menguatkan, saling menolong, saling menasehati, saling menjagai.......SEBAB KATA “SALING” TELAH LAMA MENGHILANG DARI GEREJA TUHAN.
Mengucap Syukur
MENGUCAP SYUKUR
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah(1 Tes 5:17)
Ketika acara pergantian tahun berlangsung, begitu banyak orang yang sibuk untuk merayakannya, entah dengan pergi ke suatu acara di hotel berbintang, jalan-jalan ke luar negeri mencari suasana yang lain atau sekedar pada tengah malam ke pusat kota dan berkumpul ramai-ramai dengan penduduk yang lain. Bagi keluarga kami acara tutup tahun kemarin, hanya kami sambut dengan acara sederhana. Acara bakar jagung dan lalu berdoa bersama untuk memasuki tahun yang baru di dalam Tuhan. Mengucap syukur atas penyertaan Tuhan pada tahun sebelumnya dalam kehidupan rumahtangga maupun pelayanan.
Dalam kehidupan yang kita jalani semua orang ingin memperoleh hidup yang nyaman dan selalu berkecukupan. Sayangnya selama kita hidup di muka bumi, entah kita kaya atau miskin, kita pasti menghadapi masalah dalam hidup ini. Suka atau tidak.
Saat kita berkelimpahan harta sangat mudah bagi kita untuk mengucap syukur dan mengatakan bahwa Tuhan Yesus itu baik. Namun ada pula saat dalam hidup ini yang harus kita lalui terkadang terasa berat sekali. Mungkin saat kita menghadapi dukacita, kekurangan, penganiayaan, ditinggal selingkuh oleh pasangan, anak murtad dan hal lainnya.
Hari ini Tuhan mau mengajarkan pada kita untuk senantiasa mengucap syukur dalam segala hal. Bila anda lihat langit, pada saat cuaca cerah di siang hari sangat mudah bagi kita untuk melihat bahwa matahari bersinar di atas sana. Namun saat awan hujan yang hitam dan tebal menutupi langit, kita tidak dapat melihat matahari. Lalu apakah itu berarti matahari tidak ada di sana lagi? Tidak, matahari itu tetap ada di langit, entah cuaca sedang baik atau mendung. Begitu pula Tuhan, entah saat hidup berjalan mulus atau tengah dalam permasalahan yang sepertinya tidak berkeputusan, ingatlah selalu Dia ada di sisimu.
Ucapkanlah syukur senantiasa sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia, sekali-kali Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita. Itulah janjiNya bagi setiap kita anakNya.
Doa,”Tolong dan ajar kami untuk berhenti mengeluh dan mulai mengucap syukur di dalam segala hal.” Amin
FT: 1 Tes 5:15-18
JANJI TINGGAL JANJI
Janji tinggal janji
Aku akan mengingat perjanjianKu dengan engkau…Yeh 16:60a
Pernahkah anda dijanjikan sesuatu yang muluk-muluk dan sangat mengharapkannya terwujud namun lalu kecewa sebab orang yang menjanjikannya ingkar? Saya pun pernah mengalaminya, saat seorang teman meminta dukungan doa dan ia berjanji bila usahanya berhasil maka ia akan membelikan saya sebuah rumah. Saat itu ia tengah merintis usahanya, bukan sebuah usaha yang signifikan. Namun kami bersehati dalam doa agar ia mengalami sebuah terobosan dalam pekerjaannya itu. Tentunya saya senang sekali kalau sampai ada orang yang mau memberikan rumah.
Puji Tuhan, akhirnya usahanya berkembang pesat dalam waktu cepat. Ia akhirnya menjadi seorang yang kaya mendadak. Ia segera mengembangkan usahanya dan semakin berhasil, melimpah dengan harta. Sayangnya dia lupa akan janjinya terhadap saya.
Secara manusiawi tentu saya kecewa namun kita semua dapat belajar sesuatu dari pengalaman ini. Terkadang manusia lupa akan janjinya sendiri, atau sebenarnya ia tidak sungguh-sungguh dengan janji yang diucapkan pada kita. Bila kita pernah kecewa maka kita harus mengampuni orang tersebut sebab seringkali orang menjadi khilaf oleh kekayaan atau hawa nafsunya. Terkadang daya ingat seseorang itu terbatas dengan berlalunya waktu.
Janji manusia bisa diingkari, namun janji Tuhan pasti terjadi. Manusia dapat lupa atau berdusta namun Tuhan Yesus tidak pernah lupa akan janjiNya dan Ia tidak mungkin berdusta. Manusia dapat mengecewakan namun Tuhan, Gunung Batu kita, Ia tidak akan mengecewakan kita. Ia adalah Tuhan yang selalu menepati janjiNya.
Jangan bersandar pada pengertian kita sendiri, selalu berserah padaNya sebab di dalam Tuhan ada masa depan dan harapan yang tidak sia-sia.
Doa: Tuhan, terimakasih atas setiap janji-janjiMu yang tidak pernah mengecewakan.
FT: Mazmur 5
Aku akan mengingat perjanjianKu dengan engkau…Yeh 16:60a
Pernahkah anda dijanjikan sesuatu yang muluk-muluk dan sangat mengharapkannya terwujud namun lalu kecewa sebab orang yang menjanjikannya ingkar? Saya pun pernah mengalaminya, saat seorang teman meminta dukungan doa dan ia berjanji bila usahanya berhasil maka ia akan membelikan saya sebuah rumah. Saat itu ia tengah merintis usahanya, bukan sebuah usaha yang signifikan. Namun kami bersehati dalam doa agar ia mengalami sebuah terobosan dalam pekerjaannya itu. Tentunya saya senang sekali kalau sampai ada orang yang mau memberikan rumah.
Puji Tuhan, akhirnya usahanya berkembang pesat dalam waktu cepat. Ia akhirnya menjadi seorang yang kaya mendadak. Ia segera mengembangkan usahanya dan semakin berhasil, melimpah dengan harta. Sayangnya dia lupa akan janjinya terhadap saya.
Secara manusiawi tentu saya kecewa namun kita semua dapat belajar sesuatu dari pengalaman ini. Terkadang manusia lupa akan janjinya sendiri, atau sebenarnya ia tidak sungguh-sungguh dengan janji yang diucapkan pada kita. Bila kita pernah kecewa maka kita harus mengampuni orang tersebut sebab seringkali orang menjadi khilaf oleh kekayaan atau hawa nafsunya. Terkadang daya ingat seseorang itu terbatas dengan berlalunya waktu.
Janji manusia bisa diingkari, namun janji Tuhan pasti terjadi. Manusia dapat lupa atau berdusta namun Tuhan Yesus tidak pernah lupa akan janjiNya dan Ia tidak mungkin berdusta. Manusia dapat mengecewakan namun Tuhan, Gunung Batu kita, Ia tidak akan mengecewakan kita. Ia adalah Tuhan yang selalu menepati janjiNya.
Jangan bersandar pada pengertian kita sendiri, selalu berserah padaNya sebab di dalam Tuhan ada masa depan dan harapan yang tidak sia-sia.
Doa: Tuhan, terimakasih atas setiap janji-janjiMu yang tidak pernah mengecewakan.
FT: Mazmur 5
The Body Building
THE BODY BUILDING
(A MINISTRY OF THE EAGLES NEST MINISTRIES)
Melihat banyaknya umat Tuhan yang mudah terombang-ambing hidupnya dan tidak memiliki pengajaran dasar sama sekali membuat hati saya sedih. Meski pun mereka sudah bergereja namun kerohanian tidak bertumbuh, mengapa? Sebab terkadang para pendeta atau gembala sidang yang menggembalakan sendiri tengah mengalami kekeringan rohani. Bukan hanya “rocker” saja yang manusia, tetapi pendeta pun manusia. Pendeta pun dapat merasa kesepian dan tidak punya teman berbagi beban. Pendeta bukan “super rohani” yang tidak butuh sahabat.
Kerinduan kami adalah pertama-tama membangun hubungan dan menjadi sahabat para pendeta yang mungkin mengalami masalah dalam pelayanan dan hidup rumahtangganya. Sebagai sesama pelayan Tuhan, kami juga pernah melalui jalan yang sama. Terlebih para hamba Tuhan yang saat ini tengah merintis atau gerejanya sudah lama berdiri namun tidak ada perkembangan yang signifikan, kami rindu untuk menolong anda. Namun harus diingat bahwa kami ingin menjadi sahabat yang menolong anda. Jangan disalahartikan bahwa kami akan membantu dalam bentuk materi sebab bukan hal itu yang kami tawarkan. Kami menawarkan persahabatan dan bersama-sama memperlebar Kerajaan Tuhan. Kerinduan kami adalah membagikan “hati Bapa”( atau Fathering/pembapaan bukan pengajaran The heart of the Father/kasih Bapa) bagi para pemimpin agar mereka menjadi “ayah rohani” bagi jemaat Tuhan dan bukan sekedar pengkhotbah.
Kerinduan yang kedua adalah membantu gereja yang ada untuk membangun jemaat Tuhan dengan fondasi kebenaran yang benar hingga tidak mudah diombang-ambingkan angin pengajaran palsu maupun ajaran di luar Kristus. Kami percaya jemaat tidak cukup hanya dikhotbahi sekali seminggu tetapi mereka butuh figur “ayah rohani” yang membimbing setiap anak rohani menerapkan kebenaran Firman Tuhan.
Kami sendiri saat ini berjejaring dengan tubuh Kristus baik di dalam maupun luar negeri. Kami bukan saja berjejaring tetapi bersahabat satu dengan yang lainnya. Kita tidak dapat membangun Tubuh Kristus atau memperlebar Kerajaan Tuhan seorang diri, diperlukan sinergi dari tiap orang percaya agar hal tersebut dapat diwujudkan. Sebab itulah yang dikehendaki Bapa saat kita semua bergerak dalam kesatuan dan kasih satu dengan yang lainnya.
Saya secara pribadi mengalami pemulihan dan diubahkan cara pandang mengenai pelayanan pemuridan dan penanaman gereja. Mengapa saya berubah dan makin haus bertumbuh dalam Tuhan meski sudah 17 tahun pelayanan? Sebab saya memiliki “bapa-bapa rohani” yang mendampingi dan menjadi sahabat saya .
Bila rekan-rekan mengenal hamba Tuhan baik diperkotaan maupun dipedesaan yang membutuhkan dukungan kami. Atau anda sendiri rindu untuk dipakai Tuhan lebih lagi namun selama ini tidak ada orang yang mengarahkan, kami pun siap untuk mendampingi. Anda dapat memberikan alamat atau email atau nomor telpon yang dapat kami hubungi. Atau anda dapat hubungi kami di davebroos@yahoo.co.uk atau novie_durant@yahoo.com atau SMS ke 081330135643. Ingin mengetahui pelayanan kami lebih lanjut silahkan masuk ke http://3a9l35-n35t.blogspot.com .
(A MINISTRY OF THE EAGLES NEST MINISTRIES)
Melihat banyaknya umat Tuhan yang mudah terombang-ambing hidupnya dan tidak memiliki pengajaran dasar sama sekali membuat hati saya sedih. Meski pun mereka sudah bergereja namun kerohanian tidak bertumbuh, mengapa? Sebab terkadang para pendeta atau gembala sidang yang menggembalakan sendiri tengah mengalami kekeringan rohani. Bukan hanya “rocker” saja yang manusia, tetapi pendeta pun manusia. Pendeta pun dapat merasa kesepian dan tidak punya teman berbagi beban. Pendeta bukan “super rohani” yang tidak butuh sahabat.
Kerinduan kami adalah pertama-tama membangun hubungan dan menjadi sahabat para pendeta yang mungkin mengalami masalah dalam pelayanan dan hidup rumahtangganya. Sebagai sesama pelayan Tuhan, kami juga pernah melalui jalan yang sama. Terlebih para hamba Tuhan yang saat ini tengah merintis atau gerejanya sudah lama berdiri namun tidak ada perkembangan yang signifikan, kami rindu untuk menolong anda. Namun harus diingat bahwa kami ingin menjadi sahabat yang menolong anda. Jangan disalahartikan bahwa kami akan membantu dalam bentuk materi sebab bukan hal itu yang kami tawarkan. Kami menawarkan persahabatan dan bersama-sama memperlebar Kerajaan Tuhan. Kerinduan kami adalah membagikan “hati Bapa”( atau Fathering/pembapaan bukan pengajaran The heart of the Father/kasih Bapa) bagi para pemimpin agar mereka menjadi “ayah rohani” bagi jemaat Tuhan dan bukan sekedar pengkhotbah.
Kerinduan yang kedua adalah membantu gereja yang ada untuk membangun jemaat Tuhan dengan fondasi kebenaran yang benar hingga tidak mudah diombang-ambingkan angin pengajaran palsu maupun ajaran di luar Kristus. Kami percaya jemaat tidak cukup hanya dikhotbahi sekali seminggu tetapi mereka butuh figur “ayah rohani” yang membimbing setiap anak rohani menerapkan kebenaran Firman Tuhan.
Kami sendiri saat ini berjejaring dengan tubuh Kristus baik di dalam maupun luar negeri. Kami bukan saja berjejaring tetapi bersahabat satu dengan yang lainnya. Kita tidak dapat membangun Tubuh Kristus atau memperlebar Kerajaan Tuhan seorang diri, diperlukan sinergi dari tiap orang percaya agar hal tersebut dapat diwujudkan. Sebab itulah yang dikehendaki Bapa saat kita semua bergerak dalam kesatuan dan kasih satu dengan yang lainnya.
Saya secara pribadi mengalami pemulihan dan diubahkan cara pandang mengenai pelayanan pemuridan dan penanaman gereja. Mengapa saya berubah dan makin haus bertumbuh dalam Tuhan meski sudah 17 tahun pelayanan? Sebab saya memiliki “bapa-bapa rohani” yang mendampingi dan menjadi sahabat saya .
Bila rekan-rekan mengenal hamba Tuhan baik diperkotaan maupun dipedesaan yang membutuhkan dukungan kami. Atau anda sendiri rindu untuk dipakai Tuhan lebih lagi namun selama ini tidak ada orang yang mengarahkan, kami pun siap untuk mendampingi. Anda dapat memberikan alamat atau email atau nomor telpon yang dapat kami hubungi. Atau anda dapat hubungi kami di davebroos@yahoo.co.uk atau novie_durant@yahoo.com atau SMS ke 081330135643. Ingin mengetahui pelayanan kami lebih lanjut silahkan masuk ke http://3a9l35-n35t.blogspot.com .
Senin, 14 Januari 2008
UJIAN KENAIKAN TINGKAT
UJIAN KENAIKAN TINGKAT
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yakobus 1:12)
Ketika kita ditanya, siapa yang mau menjadi seperti Yesus? Banyak orang yang menanggapi secara positif, pertanyaan tersebut. Begitu pula ketika ditanya, siapa yang mau menjadi dewasa di dalam Kristus? Orang-orang begitu antusias, ingin menjadi dewasa di dalam Dia. Namun saat pertanyaan tersebut diubah, siapa yang mau menghadapi masalah atau problem dalam hidupnya? Tidak ada sambutan yang antusias. Kebanyakan orang menghindari problem yang ia hadapi dalam kehidupannya.
Bila dalam kehidupan kita Tuhan izinkan masalah terjadi, itu semua diizinkan untuk mendewasakan kita dan sebagai ujian bagi semua anakNya. Sudahkah kebenaran-kebenaran yang kita dengar dari mimbar, baca dari buku rohani dan pelajari dari kelas-kelas Pendalaman Alkitab atau seminar, kita terapkan dalam kehidupan kita.
Problem, dalam bahasa Yunani adalah Proballein. Pro berarti maju sedangkan Ballein memiliki arti menjalankan, merangsang, melepaskan dan menggerakkan. Jadi Proballein berarti rangsangan untuk suatu kemajuan. Mari kita tidak lagi memandang problem dalam kehidupan dari kacamata negative lagi. Lihatlah ini sebagai suatu anugerah dari Tuhan sebab Ia menghendaki kita untuk makin dewasa dan segambar dengan Dia.
Bila kita lulus dari ujian itu maka kita akan makin teguh dalam Tuhan. Kita akan menjadi emas murni. Emas yang murni akan dihasilkan dari emas yang masuk dapur peleburan. Melalui pembakaran api yang sangat panas akan menghasilkan emas yang murni dan berkualitas. Semakin murni emas itu, semakin mudah dibentuk dan transparan di dalam Tuhan.
BIla kita mengizinkan Tuhan membentuk diri kita dan bertahan sampai akhir, Ia berjanji bahwa kita akan mendapatkan mahkota kehidupan. Ada upah bagi mereka yang setia menyikapi segala problem dalam kehidupannya dengan jalan Tuhan.
Kita bisa saja lari dari masalah, ada orang yang suka marah-marah, menggossip, bermuram durja dalam waktu yang lama, tidur seharian, shopping dan lain sebagainya. Tuhan tahu bahwa saat kita hidup di dunia ini, kita tidak luput dari yang namanya problem.
Oleh sebab itu Ia berfirman,” Marilah kepadaKU, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28). Ia mengundang kita semua yang mengalami problem untuk datang padaNya, sebab Ia hendak memberikan kelegaan bagi kita semua.
Bagaimana cara pandang kita terhadap problem hari ini? Kita dapat menanggapinya dengan cara Tuhan atau cara sendiri. Dunia menghendaki solusi instant, tapi realita dalam kehidupan tidak ada yang namanya solusi instant yang sesungguhnya. Sebab kehidupan merupakan sebuah proses atau perjalanan…..tidak ada jalan pintas.
Mulai hari ini, percayalah bahwa Tuhan menggunakan setiap problem kita untuk memperbesar kapasitas rohani kita di dalam Dia. Di balik semua masalah yang Tuhan izinkan itu semua semata untuk membentuk kita menjadi segambar denganNya.
Tuhan adalah sumber kekuatanmu dan Ia menyertai kita setiap saat.
NOT AGAIN
NOT AGAIN
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Kor 10:13)
Saat itu kami berada di ruang pemeriksaan dokter, ada sebuah benjolan di punggung istriku. Pada mulanya kami berpikir itu benjolan biasa saja yang akan segera hilang. Namun setelah beberapa bulan berlalu benjolan itu tidak hilang juga. Bila istriku keletihan bekeja maka benjolan itu menimbulkan rasa nyeri. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk memeriksakannya pada sahabat kami yang adalah seorang dokter. Pada akhrnya ia mendiagnosa bahwa itu bisa saja tumor dan sebaiknya diangkat melalui operasi.
Kata pertama yang keluar dalam hatiku adalah,”Not again.” Langsung terbayang wajah almarhum mama dan putriku dipelupuk mataku. Kenapa hal ini harus terjadi pada keluarga kami? Mengapa hal ini harus aku lalui lagi? Mengapa nasibku seperti ini? Dan berjuta pertanyaan segera memenuhi benakku seketika itu juga. Keraguan akan kebaikan Tuhan mulai menggerogoti imanku.
Sampai di satu titik, dimana aku mulai mengusir keraguan itu, mencoba untuk tenang kembali dan mulai mengingat kebaikan Tuhan atas hidup keluarga kami. Bagaimana Tuhan mempertemukan kami hingga Ia mempersatukan kami dalam sebuah lembaga pernikahan. Bagaimana Ia mencukupi semua kebutuhan pernikahan kami sendiri tanpa bantuan orangtua masing-masing yang saat itu sedang mengalami krisis akibat guncangan ekonomi yang melanda negeri ini. Tuhan juga telah mengaruniakan seorang putra bagi kami yang ganteng, pintar dan menjadi anak penghiburan bagi kami dikala sulit. Ia juga menolong kami saat merintis jemaat dan bagaimana jemaat bertumbuh di dalam Dia. Aku pun bersyukur atas istriku yang selalu mendukungku dalam suka maupun duka sebagaimana janji pernikahan kami. Saat itu juga aku menyadari betapa banyaknya kebaikan Tuhan atas hidupku. Apapun ujian itu, Tuhan pasti akan memberi sebuah jalan keluar bagi kami.
Dalam kehidupan kita ada masa-masa dimana kita mengalami pencobaan namun ada pula masa dimana kita mengalami sukacita. Pilihan ada di dalam tangan kita untuk terus hidup mengasihani diri sendiri dan tertekan atau kita memilih untuk mengingat kebaikan Tuhan atas hidup ini. Ketika kami mulai mengingat kbaikan Tuhan atas hidup kami, semangat dan optimisme muncul kembali. Kami tatap masa depan kami dengan iman percaya pada Tuhan Yesus. Ya , masa depan itu ada bersama dengan Dia. Pencobaan yang kami alami merupakan suatu batu loncatan untuk kemajuan rohani kami di dalam Dia. Bagaimana kami dapat menyaksikan kebaikanNya bila kami sendiri belum pernah merasakan dan mengalami Kristus dalam hidup kenyataan hidup. Kami percaya bahwa Tuhan akan menolong kami melalui badai cobaan ini, sebab Ia adalah Tuhan yang setia dan tidak pernah meninggalkan kita. Itu adalah janjiNya dan Tuhan tidak pernah ingkar janji pada setiap anakNya.
SELAMAT JALAN SAYANG
SELAMAT JALAN SAYANG
Sebab rancanganKU bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKU, demikianlah firman Tuhan. (Yes 55:8)
Rasanya tegang sekali menantikan kelahiran anak kami yang kedua, harap-harap cemas sebab anakku ternyata sungsang hingga harus dilakukan operasi Cesar. Kulihat seorang perawat tergesa-gesa membawa tabung oksigen ke dalam ruangan menambah suasana menegangkan bagi diriku. Putraku bertanya, “Ada apa, Pa?”
“Papa tidak tahu apa yang terjadi, Phil (nama putra kami).” Jawabku dengan tegang. Proses persalinan ini terlalu lama, pikiranku sudah bercampur aduk, ada perasaan sesuatu yang buruk telah terjadi di dalam sana tetapi apa? Aku pun tak tahu apakah itu.
Dua jam kemudian, dokter spesialis kandungan keluar dari ruangan dengan wajah tegang. Melihat raut wajahnya menambah jantungku berdebar-debar, sepertinya ia pun tengah menyusun kalimat untuk disampaikan dengan berhati-hati. Ia pun lalu berbicara,” Maaf, Pak. Kami telah berusaha semaksimal mungkin namun putri Bapak meninggal akibat praeklamsi. Ia hanya bertahan selama satu jam saja. Sedang istri Bapak berhasil kami selamatkan, saat ini sedang dalam proses pemulihan. Saat mendengar kabar itu, rasanya tiba-tiba dunia di sekelilingku berhenti berputar.
Aku diizinkan untuk melihat jasad putriku, kutatap wajah mungilnya yang cantik. Air mataku menetes, sebelum ia lahir telah kupersiapkan sebuah nama baginya yaitu Regina, artinya Penasehat Raja. Putra kami sangat bersemangat menanti kelahiran adiknya, ia telah mempersiapkan ranjang adiknya dan memenuhinya dengan boneka-boneka, kami telah membeli semua perlengkapan bayi untuk menyambut kedatangannya.
Putraku terdiam dan hanya menundukkan kepala, ia saat itu baru berusia 4 tahun. Orang bilang anak seusia itu belum mengerti banyak namun aku mau katakan itu salah besar. Putraku sedih dan terpukul karena sebelum lahirpun, ia senantiasa mendambakan kehadiran adiknya.
Ada peperangan dalam batinku, mengapa hal ini harus terjadi pada diriku? Bukankah aku sudah dengan setia melayani Tuhan selama belasan tahun terakhir ini? Bukankah aku tidak hidup dalam kebiasaan dosa? Mengapa hal ini terjadi padaku sekeluarga, TUhan? Kecewa, marah, bingung dan segala perasaan lainnya bercampur aduk menjadi satu.
Dalam keadaan hati yang pedih itu, tiba-tiba aku teringat Firman Tuhan yang berbunyi,”Ucapkanlah syukur dalam segala hal”(1 Tes 5:18) dan “Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu.”(Maz 34:9).
Saat itu juga aku berdoa dihadapan Tuhan Yesus,” Tuhan, terimakasih untuk waktu satu jam yang telah Kau berikan bagi kami untuk menjadi orangtua dari Regina. Terimakasih Tuhan, sebab sekarang ia sudah ada bersama dengan Engkau di tempat yang terbaik. Tuhan titipkan salamku padanya, tolong katakan padanya bahwa Papa sayang pada Regina.”
Aku mengucap syukur istriku selamat dan dapat pulih kembali, berkumpul bersama kami kembali.
Aku tidak tahu mengapa hal ini harus kami alami tetapi iman kami pada Bapa di surga tidak lalu padam. Kami tetap percaya bahwa jalan-jalanNya itu indah bagi kami. Selamat jalan, sayang. Kami mengasihimu, sampai jumpa kembali di dalam kekekalan Bapa.
SAAT IMAN DIUJI
SAAT IMAN DIUJI
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak….kami tidak akan memuja dewa tuanku (Daniel 3:17-18)
Pada pertengahan September 1997, saya baru saja pulang pelayanan. Setelah berbulan-bulan pelayanan keliling, ada kerinduan yang besar untuk menjumpai mama di kota Bandung. Mama merupakan sosok wanita yang saya amat kasihi sebab sejak kecil kami telah ditinggalkan oleh papa. Sampai saat saya bertumbuh remaja, mama akhirnya menikah lagi.
Saat saya pulang dan membuka pintu, ayah tiri saya datang menghampiri dengan wajah sendu dan tatapan yang nanar. Ia segera mengajak saya duduk di ruang tamu dan dengan terbata-bata menceritakan bahwa mama didiagnosa menderita kanker payudara stadium akhir. Dokter mengatakan bahwa waktunya sudah tidak lama lagi. Pagi itu rasanya bumi yang saya pijak bergoncang. Mengapa hal ini bisa terjadi pada kami? Setelah kami sekeluarga lahir baru dan mulai bersama-sama melayani Tuhan. Mengapa Tuhan?
Meskipun pertanyaan itu memenuhi benak, saya melangkah memasuki kamar tidur dimana, mama terbaring disitu. Wajahnya tersenyum menyambut saya, ia memeluk, mencium dan menanyakan bagaimana keadaan saya. Wajahnya memancarkan semangat hidup dan sukacita. Tidak ada ketakutan di wajahnya meski telah didiagnosa kanker stadium akhir. Setiap orang yang datang menjenguk, mama sapa dan senyumannya senantiasa menghiasi wajah. Ketika orang-orang yang datang heran dengan sukacitanya, mama selalu menerangkan bahwa baik hidup atau mati, tidak masalah baginya. Sebab hidupnya adalah milik Tuhan Yesus, dan bahagia dapat bersama Tuhan dan Juruselamatnya dimanapun ia berada.
Saat mengetahui kondisi mama, segera saya berdoa puasa dan beriman bahwa Tuhan akan mengadakan mujizat kesembuhan ilahi. Saya segera mengirimkan berita kepada rekan-rekan pelayanan dan semua orang percaya yang saya kenal untuk kesembuhan mama. Saya tidak rela mama meninggalkan kami sekeluarga.
Beberapa hari kemudian, saat sedang berdoa dan membaca Alkitab, saya merasa dalam hati Tuhan berbicara,” Bila Aku memanggil pulang Mama-mu, apakah kau akan tetap mengasihi dan melayaniKU?” Saya tidak bisa langsung menjawab pertanyaan itu. Ingin rasanya segera membuang pemikiran itu. Tapi pertanyaan itu terus datang, sampai akhirnya saya menyerah pada Tuhan. Tetesan air mata membasahi wajah, berat rasanya bila harus kehilangan mama. Namun bila ini memang sudah waktunya mama untuk kembali ke pelukan Bapa Surgawi, saya harus rela.
Beberapa hari kemudian, kami membawa mama ke rumah sakit karena kondisinya kritis. Sampai akhir hayatnya tidak pernah saya dengar keluhan rasa sakit, saya percaya ini suatu mujizatNya bagi mama. Meski mama sudah tidak ada bersama kami tetapi ia sudah ada di tempat yang terbaik.
Saya tidak tahu apa yang saat ini menjadi masalah anda saat ini. Mungkin anda juga bertanya-tanya mengapa hal ini menimpaku. Segala sesuatu yang terjadi ada tujuan Tuhan. Kita mungkin saat ini tidak dapat mengerti, tapi pada saatNya pengertian itu akan datang. Tetaplah teguh dalam Tuhan sebab Dia itu setia dan baik dalam segala keadaan.
NAMAKU NOVIE (kesaksian hidup istriku tercinta)
NAMAKU NOVIE
Hai namaku, Novie Durant. Aku lahir di pulau Sumatera 30 tahun yang lalu. Kurasa semua orang mendambakan untuk terlahir di dalam sebuah keluarga yang bahagia dan sempurna. Namun pada kenyataannya tidak semua keluarga hidup bahagia. Sebab kehidupan adalah kenyataan dan bukanlah cerita dongeng. Kuingin membagikan kisah hidupku yang penuh liku dan kerikil tajam.
Aku dibesarkan dalam sebuah keluarga pelaut. Pada saat aku lahir, papa tidak ada sebab sedang berlayar. Saat aku beranjak mencapai usia 2 tahun, papa baru pulang untuk melihat putri pertamanya. Sangat kurindukan pelukan dan perhatian dari seorang ayah yang penuh kasih, namun hal itu tidak pernah kudapatkan sebab ia harus berlayar ke negeri seberang. Hingga hubungan kami renggang, ia pun mengalami kesulitan di dalam berkomunikasi baik dengan diriku maupun adik lelakiku. Sebagaimana kebanyakan pelaut lainnya, ayahku memiliki kebiasaan buruk yang sama yaitu bermabuk-mabukkan.
Aku sering mengalami ketakutan bila melihat papa sedang mabuk, terlebih bila ia sedang marah. Tanpa sadar itu sangat melukai diriku dan merusak figur seorang pria secara keseluruhan di mataku.
Saat papa berlayar, keadaan ekonomi kami sangat baik. Kami biasa menolong keluarga dalam hal pendidikan dan usaha mereka maupun tetangga di lingkungan kami tinggal. Aku biasa mengenakan pakaian baru setiap kali papa pulang berlayar dari luar negeri. Sudah tradisi setiap akhir pekan kami akan pergi makan bersama di restoran. Kehidupan yang layak dan mapan telah kami jalani. Sampai suatu hari papa dijebak oleh salah seorang rekannya hingga ia sangat terpukul oleh peristiwa itu. Papaku dituduh sebagai penyelundup barang import. Papa dan mami meninggalkan kami ke Pulau Jawa. Sedang aku dan adik tetap tinggal di kota kelahiran. Kami dibesarkan di rumah keluarga mami. Dari keadaan ekonomi yang berlimpah-limpah, kini kami harus tinggal di rumah saudara. Demi sekolah dan kebutuhan sehari-hari, kami harus bekerja membereskan rumah dan aku memberikan les pada anak-anak di lingkungan kami tinggal untuk uang tambahan. Harga diri kami tercabik-cabik, keputusasaan, ketakutan, kecemasan dan kekuatiran menguasai pikiran dan hati. Terlebih saat aku mengalami pelecehan seksual, kebencian dan perasaan tidak percaya pada kaum pria bertambah besar.
Adakah masa depan bagi kami? Mengapa orang-orang yang dahulu papa dan mami bantu malah mencibir kami? Sia-siakah perhatian dan pertolongan keluarga kami dulu? Tidak adakah orang yang mengingat kebaikan yang telah keluargaku tabur? Aku sangat terluka saat itu, seolah-olah harga diriku runtuh. Dulu aku biasa mentraktir teman-temanku, kini aku ditraktir oleh mereka. Rasanya aneh dan sulit rasanya menerima keadaan ini. Namun itulah kehidupan yang harus aku lalui, berat dan perih tapi inilah jalan yang harus kulalui. Ketika sahabat-sahabatku terlibat pergaulan seks bebas dan bermabuk-mabukkan, aku tetap berpegang pada prinsip hidup yang kupercayai, yaitu aku tidak mau merusak diriku. Prestasi belajar di sekolah pun aku pertahankan,ketika anak lain yang frustasi membolos sekolah, aku tetap berprestasi dalam pendidikan. Orang-orang mengatakan,” Lihat si Novie, paling-paling sebentar lagi akan rusak sebab Papanya saja seperti itu.” Sudah cukup orang mencibir papa dan mami, aku ingin membuktikan bahwa keluarga kami tidak seperti itu.
Saat kuberanjak SMA, aku pindah ke Jakarta dan untuk pertama kalinya bersatu kembali dengan Papa dan Mami. Semenjak peristiwa yang menimpa Papa di Belawan, ia sulit untuk dapat bangkit kembali baik dalam pekerjaan dan usaha. Rasa kecewa dan terluka akibat dikhianati teman baiknya menyelimuti relung hatinya, yang membuat ia makin terbelenggu dalam kebiasaan buruknya bermabuk-mabukkan. Hingga ia sulit untuk dapat menjadi produktif lagi. Kulihat Mami dalam kondisi yang sulit sekali pun, ia tetap setia mendampingi Papa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Aku pindah ke Jakarta sebab salah seorang tanteku mengatakan bahwa aku akan dibiayai olehnya selama mengikuti pendidikan. Memang hal itu terjadi sampai aku duduk di bangku kelas 3 SMA, dimana ia menolak untuk membiayaiku. Aku tidak mampu membeli buku sekolah dan bila hendak ulangan terpaksa belajar di rumah teman agar dapat mempelajari bahan ulangan besok. Sedih sekali rasanya hidup yang harus kulalui ini, aku sangat iri melihat teman-teman hidup dalam keluarga yang bahagia dan berkecukupan. Aku kadang merasa marah melihat anak-anak yang memiliki orangtua yang mapan namun tidak pernah serius belajar dan hanya hidup hura-hura. Meski hidup-ku sulit dan godaan teman-teman untuk “rusak” di ibukota sebagai jalan keluar cepat mencari uang ada di depan mata namun aku menolaknya, sebab aku ingin membuktikan bahwa aku dapat hidup lurus dan menjadi kebanggaan bagi keluarga-ku. Pada akhirnya aku dapat lulus SMA meski kondisi kami sulit saat itu. Namun tante-ku yang berjanji membiayai studiku menolak untuk membayar SPP-ku selama setahun dan menyuruh Papa untuk membayar semua biaya tersebut. Padahal saat itu, ia tahu bahwa Papa belum memiliki pekerjaan tetap dan bekerja serabutan. Walhasil, aku lulus SMA tapi tidak memiliki ijazah dan pupus sudah cita-citaku untuk kuliah psikologi dan mendalami pendidikan anak. Semuanya seolah hanya impian di siang bolong saja. Sempat aku kecewa dan marah pada sikap tante-ku, dulu sebelum mereka berhasil dan sukses, Papa membiayai hidup mereka bahkan membiayai kuliah om-ku. Kini ketika kami butuh pertolongan, mereka seolah melihat kami ini pengemis saja. Semudah itukah manusia lupa?
Akhirnya kami mengadu nasib di kota Pahlawan, Surabaya. Setelah sebelumnya Papa menjemput adik-ku di Sumatera, akhirnya kami bersatu kembali sebagai keluarga yang utuh meski dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu. Di kota Surabaya, kami berempat kost di sebuah kamar berukuran 3 x 3, di sebuah daerah perumahan padat dekat pelabuhan Perak. Meski kondisi ekonomi tidak kunjung membaik namun paling tidak di sini papa dan adik-ku mendapatkan pekerjaan sebagai pelaut kembali. Di daerah baru ini aku memiliki dua orang teman baik, mereka berdua acap kali mengajak-ku untuk mengikuti sebuah persekutuan doa, Youth Christian Center. Pada mulanya aku tidak tertarik dan acap kali sakit bila hendak pergi namun karena terus menerus mereka mengajak, akhirnya hatiku luluh dan mengikuti ibadah di sana. Saat itulah aku mulai dijamah oleh Tuhan, hatiku yang selama ini keras oleh tempaan hidup dan terluka sangat dalam mulai dipulihkan oleh Bapa Surgawi yang penuh kasih. Sedikit demi sedikit kekerasan hati dan luka-luka mulai disingkapkan dan dipulihkan. Persekutuan yang erat dan perhatian yang tulus kurasakan dalam komunitas itu. Aku merasa berharga dan dapat menjadi diriku sendiri tanpa dihakimi, dalam persekutuan inilah kurasakan apa yang dinamakan keluarga dalam Kristus yang sebenarnya. Dalam persekutuan itulah awal aku mengalami Kristus dan lahir baru.
Saat itulah aku mengalami kelepasan dari belenggu kutuk nenek moyang. Ini merupakan kesaksianku yang lain. Saat aku lahir, orang percaya bahwa aku memiliki keistimewaan sebab saat lahir sudah tumbuh dua gigi seri. Dari latar belakang papa yang mempercayai kuasa gelap dan juga nenek moyang mami yang terlibat okultisme membuat mereka mempercayai hal tersebut. Konon nenek moyang Mami merupakan “orang pintar” pada masa Sisingamangaraja. Sejak kecil aku sudah dapat melihat roh-roh jahat dan berkomunikasi dengan mereka. Keluargaku menganggap bahwa hal itu adalah anugerah dari Tuhan untuk menolong orang lain dan mengetahui masa depan. Ada anggota keluargaku yang membawa aku ke tempat beberapa paranormal, untuk meyakinkan keluarga dan diriku bahwa aku memiliki “kelebihan”. Aku tidak pernah mencari ilmu seperti paranormal pada umumnya namun roh-roh jahat itu datang, berkomunikasi dan membuat perjanjian denganku. Melalui kuasa roh-roh itu, aku dapat menyembuh mereka yang sakit, mencari barang yang hilang, menjadi medium, meramalkan masa depan, dan lain-lain. Namun setiap kali aku menjadi “alat” mereka, aku langsung sakit sesudahnya. Ada rasa takut juga dalam diriku, sebab tiap kali aku marah terhadap seseorang, pasti orang tersebut jatuh sakit atau bila ada orang yang telah kulayani ingkar janji padaku maka orang tersebut mengalami bencana.
Dalam persekutuan doa itulah Tuhan mulai menjamah, menyadarkan dan memerdekakan aku dari setiap belenggu dosa nenek moyang dan dilayani kelepasan. Aku sadar bahwa ini merupakan dosa nenek moyang, yang perlu aku akui dihadapan Tuhan meminta ampun atas apa yang telah dilakukan oleh nenek moyangku dan memutuskan rantai perhambaan itu selamanya.
Dari Persekutuan ini akhirnya aku diutus untuk mengikuti pendidikan PLHK di Bali Bible Training Center yang memperlengkapi aku lebih lagi dalam pengenalan akan Tuhan dan pekerjaan Tuhan.
Hati-ku sempat tertutup bagi pria sebab aku mengalami trauma terhadap sikap Papa yang kaku selama ini dan kebiasaan buruknya, plus pengalaman mengalami pelecehan seksual saat kecil. Sempat terbersit dalam benakku untuk menjadi biarawati gereja Katholik saja dan tidak perlu menikah. Namun setelah aku mengalami pemulihan yang dikerjakan Tuhan, hatiku yang dulu tertutup bagi pria mulai terbuka kembali.
Setelah mengalami pemulihan dan kelepasan itu rasa haus dan lapar akan Tuhan meliputi dalam diriku mendorong aku untuk lebih aktif di persekutuan. Saat itulah Tuhan mulai berbicara mengenai siapa calon pasangan hidupku. Ada perasaan aneh dan tidak percaya. Sampai suatu sore, dalam salah satu ibadah yang diadakan, sang pembicara menyampaikan khotbah dengan topik Kerendahan Hati dan diakhiri dengan pembasuhan kaki. Saat itu si pembicara menyatakan bahwa kami perlu berdoa terlebih dulu dan bertanya pada Tuhan siapa yang harus kami basuh kakinya. Saat kuberdoa ada sebuah instruksi yang sangat jelas bagiku untuk membasuh kaki ketua Persekutuan Doa tetapi tidak dengan handuk dan air di baskom, tetapi dengan tetesan air mata dan rambutku. Ada perasaan takut, bagaimana kata yang lain dan mengapa hanya padanya saja dan tidak yang lain. Namun aku memilih untuk taat saat itu, hatiku dijamah olehNya dan mentaati apa yang Tuhan perintahkan. Dikemudian hari baru kutahu bahwa pada tahun 1993, ketua PD kami saat itu berdoa dan Tuhan menyatakan bahwa Ia akan memberikan pasangan hidup baginya. Dan salah satu tandanya adalah wanita itu akan membasuh kakinya dengan tetesan air mata dan uraian rambut panjang sebagai kain lapnya. Hingga saat aku membasuh kakinya, Tuhan mengingatkan janjiNya itu.
Perjalanan memasuki hubungan penjajakan kami tidaklah mudah, berulang kali aku mau mundur dari hubungan tersebut. Sebab banyak orang mengatakan aku tidak layak membina hubungan dengan ketua PD sebab aku baru bertobat sedang ia sudah lama pelayanan, ada pula yang mengatakan aku memelet ketua PD dan lain-lain. Aku sedih mendengar pernyataan orang-orang tersebut namun ada pula yang menguatkan aku dengan menyatakan bila memang ini kehendak Tuhan, semuanya pasti akan dapat dilalui. Dan yang terpenting calon pasanganku saat itu, tetap percaya bahwa diriku adalah pasangan hidupnya.
Akhirnya ia menjadi pasangan hidupku, namanya Dave Broos. Kami membina hubungan selama setahun dan lalu menikah pada bulan Agustus 1999 di Surabaya. Kami diberkati di GKB Shalloom – Surabaya, oleh Pdt. Yohanes Thomas.
Akhirnya persekutuan doa yang selama ini dirintis suamiku, menjadi sebuah gereja, GKB Cinta Kasih Bangsa (Indonesian Christian Center) dan suamiku menjadi pendeta gembala sidang. Tidak pernah terpikirkan olehku akan menikah dengan seorang gembala sidang dan menjadi ibu gembala namun itulah Tuhan kita yang sering membuat surprise. Setelah menikah aku mengikuti kuliah jarak jauh yang diadakan Seminari Bethel – Jakarta, yaitu Sekolah Theologia Extention (STE) untuk program D-3. Akhirnya aku dapat kuliah meskipun bukan di bidang yang kurindukan namun kumengucapkan syukur atas kesempatan yang terbuka. Melalui sekolah tersebut aku bertumbuh lebih berakar dalam Firman Tuhan di dalam menopang pelayanan suamiku, terutama sebagai pendoa syafaat dan konselor.
Tuhan kembali mengingatkanku akan apa yang telah terjadi dalam hubunganku dengan papa. Setelah aku mengalami pemulihan aku tersadar bahwa sikap papa yang keras dan kaku adalah akibat opa-ku. Beliau adalah seorang anggota polisi yang terhormat di Sulawesi Utara, terkenal sangat disiplin dan keras baik terhadap anak kandungnya maupun anak-anak angkatnya. Papa mungkin seorang pemabuk namun bila kuingat kembali sebenarnya ia penuh perhatian baik padaku maupun adik. Hanya akibat sifat buruknya yang dulu menjadi fokus perhatianku, aku tidak dapat melihat sisi-sisi dirinya yang baik bagi keluarga kami.
Bukan hanya aku saja yang diselamatkan, namun Tuhan mulai menjamah orangtua maupun adikku. Saat adikku “tertinggal” di Sumatera dan hidup dengan Opung, ia terlibat pergaulan yang salah dan menjadi pengedar narkoba. Ia menjadi anggota geng pengedar ganja. Namun setelah melihat perubahan dalam hidupku dan berbincang dengan suamiku yang dulunya juga mantan anak geng di kota Bandung dan pecandu, ia pun mulai berubah. Perubahan yang nampak jelas adalah ia mulai berhenti mabuk-mabukkan dan bergaul dengan teman yang salah. Begitu juga dengan kedua orangtuaku yang berubah, Papa pun akhirnya berhenti mabuk dan memusnahkan semua opo-opo(barang bertuah) yang ia miliki. Semenjak itu hubunganku dengan papa dipulihkan, sungguh bahagianya kini aku memiliki ayah yang baru. Mami yang dulu suka berjudi sebagai pelariannya pun kini bertobat dan berhenti total. Semuanya hanya bisa terjadi oleh karena Kuasa Tuhan yang penuh kemurahan dan limpah kasih.
Hadiah terbesar bagi kami adalah kelahiran putra kami, Philip Broos. Ia adalah anak penghiburan kami di ladang pelayanan. Banyak orang memprediksikan bahwa aku akan sulit hamil karena kondisi kesehatanku namun Tuhan mementahkan semua prediksi orang. Dan hal itu sangat membahagiakan diri keluarga kami. Apa yang manusia katakan mustahil dimentahkan oleh Tuhan kita yang penuh mujizat. Ada banyak hal yang Tuhan lakukan bagi keluarga kami. Saat dokter kami menyatakan bahwa putra kami terbelit tali pusernya hingga aku harus dioperasi cesar padahal sudah bukaan 6. Saat keuangan kami hanya cukup untuk biaya persalinan normal. Rasa takut untuk dioperasi maupun biaya yang harus ditanggung membayangi pikiranku. Siapa yang akan menolong kami, sebab jemaat yang kami gembalakan hanyalah orang kalangan bawah. Hanya pada Tuhan kami bersandar dan percaya. Barangsiapa percaya pada Tuhan tidak akan pernah dipermalukan, itulah janjiNya. Beberapa hari setelah kelahiran putra kami, Tuhan memakai seseorang untuk melunasi semua biaya persalinan dan bukan itu saja, ada uang lebih bagi kebutuhan keluarga kami.
Setelah 7 tahun merintis pelayanan dan menggembalakan sidang, Tuhan mulai mendorong kami untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan pelayanan gereja pada anak-anak rohani yang telah kami muridkan selama ini. Pada tahun 2005, suamiku mengundurkan diri dari pelayanan penggembalaan dan mempersiapkan diri kami sekeluarga untuk memulai pelayanan di kota Bandung.
Saat itu aku tengah mengandung anak kedua kami. Dokter memprediksikan bahwa bayi kami adalah perempuan dan suamiku telah menyiapkan nama Regina bagi putri kami. Putraku, Philip sangat antusias menyambut kelahiran adiknya. Ia telah menyiapkan boks bayi dan boneka-boneka bagi adiknya. Ia sudah membayangkan akan bermain dengan adiknya, di TK ia dengan bangga menceritakan pada teman-temannya bahwa sebentar lagi ia akan punya adik.
Saat kami tengah berjalan-jalan di sebuah mall, tiba-tiba aku merasa waktu persalinan telah tiba. Segera kuberitahu suamiku dan kami bergegas menuju rumah sakit. Setelah tiba di rumah sakit ternyata bayi kami sungsang dan kembali aku harus dioperasi cesar. Namun karena tekanan darahku tinggi maka operasi akan dilakukan keesokan harinya.
Ada perasaan berbeda saat ini, perasaan ini berbeda dari saat menghadapi operasi cesarku yang pertama, ada rasa was-was seperti akan mati. Saat operasi dilangsungkan aku melihat wajah cemas dari para perawat maupun dokter. Ketika putriku lahir, kulihat dokter segera membawa putriku ke ruangan lain. Hatiku cemas, kondisi tubuhku saat itu menurun, semuanya mulai menjadi gelap kudengar salah satu suster berbisik di telingaku, “ Ibu sadar ya, ingat suami dan anaknya di luar.” Tiba-tiba terbayang wajah suami dan putraku yang terlihat sedih. Apakah aku akan mati? Segera aku coba untuk tetap tersadar, aku tidak mau mati meninggalkan keluargaku, mereka masih membutuhkanku.
Setelah kusadar, aku sudah ada di ruang pasien, di sana ada mami yang duduk menungguiku, wajahnya tampak lesu. Lalu aku bertanya,”Kenapa, Mi?” Mami menjawab,”Engga apa-apa.” Aku mulai curiga ada apa ini tapi semuanya coba kutepis. Lalu aku berbicara lagi,”Mi, nanti sepulang dari sini, kita belanja baju bayi di pasar Turi ya?” Mami hanya terdiam dan matanya berkaca-kaca. Saat itulah putraku, Philip masuk kamar. Kupandang Philip dan bertanya,” Phil, kamu senang punya adik sekarang?” Ia menjawab dengan polos dan sedih,” Apa, Ma, adik Philip khan sudah mati.” Kusela jawaban Philip,”Phil, kamu tidak boleh berbicara begitu tentang adikmu.” Kupandang suamiku berdiri di muka pintu dengan pandangan kuyu, ada apa dengan suamiku yang biasanya ceria. Ia memandangku dan lalu memelukku,” Ma, Regina sudah tidak ada dengan kita.” Seketika itu juga aku meledak dalam tangisku, kesedihan memenuhi hatiku. “Mengapa Tuhan?”
Sehari setelah penguburan putri kami, Regina, aku baru tahu bahwa putri kami meninggal akibat praeklamsi. Putri kami hidup sejam sebelum ia pulang ke Rumah Bapa. Ada kesedihan, ada pertanyaan, ada kekosongan namun semua kuserahkan pada Tuhan. Kami mengucap syukur atas satu jam yang Tuhan percayakan bagi kami sebagai orangtua bagi Regina. Di balik segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, ada hikmahnya dimana kita bisa belajar dariNya.
Di kala awan mendung kesedihan melanda keluarga kami, Tuhan memakai saudara-saudara seiman kami di Gereja Oikos Indonesia jemaat Surabaya yang digembalakan Penatua Johanes Harjanto, sebagai tempat kami dipulihkan Tuhan kembali dan mematangkan rencana kami kembali untuk melayani di kota Bandung.
Pada saat persiapan kami merasa mantap untuk pindah namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kami akan pindah sebab kami sudah tidak memiliki uang tabungan untuk pindah ke kota Bandung. Kepindahan kami pada bulan Juni 2007 sudah mendekat namun uang tidak ada. Hingga kami bertanya-tanya, apakah benar kami mendapat perintah Tuhan atau ini hanya gagasan baik kami saja. Kembali lagi Tuhan melakukan suatu kejutan bagi kami, sebulan sebelum kepindahan kami, salah seorang sahabat suamiku memberikan berkat. Hingga kami dapat pindah ke kota Bandung, mengontrak tempat tinggal dan memasukkan putra kami sekolah di SDK Baptis.
Kini kami sudah berada di kota Bandung dan tengah merintis pelayanan The Eagles Nest Ministries. Kami tidak memiliki aset, atau kehebatan apa pun namun kami memiliki hati untuk melayani Yesus Kristus dan itu sudah cukup bagi kami. Tuhan memberikan hatiNya yang limpah dengan kasih bagi kami dan sebagaimana Ia telah memulihkan kami, kerinduan kami adalah melihat setiap jiwa mengalami pemulihan dan mengerti jati diri mereka dalam Kristus.
Aku tahu di luar sana, ada begitu banyak jiwa yang terluka terutama para wanita yang belum mengalami pemulihan. Doa dan kerinduan hatiku, melihat tiap wanita dalam Kristus mengalami breakthrough dalam hidupnya.
Sebagaimana Tuhan telah memulihkanku, Ia pasti akan memulihkanmu juga sebab di dalam Kerajaan Surga tidak ada “anak emas”. God bless you, all.
Anda ingin sharing, didoakan atau kami layani silahkan hubungi kami di 081330135643(tlp/sms) atau novie_durant@yahoo.com. Kami ingin menjadi sahabat dan saudara dalam suka maupun duka. WE CARE.
TANGAN TUHAN YANG TERBUKA
TANGAN TUHAN YANG TERBUKA
Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku. Mazmur 27:10
Suatu hari seorang wanita setengah baya memasuki gedung gereja untuk mengikuti ibadah. Hal yang cukup mengherankan adalah mengapa tidak ada orang yang mau duduk berdekatan dengannya. Itulah pertanyaan yang memenuhi hati saya. Wanita tersebut tidak berani menatap sekelilingnya, ia hanya menundukkan pandangannya ke bawah. Saat saya datang menghampiri dan menyapa, ia sangat terkejut. Ia terheran oleh sapaan saya yang hangat menyambut kedatangannya dalam ibadah di gereja tersebut. Saat ibadah dimulai, sejak awal ibadah sampai akhirnya, ia menangis karena mengalami Kristus dalam hidupnya. Akhir ibadah ia mengucapkan terimakasih atas sambutan saya, sebab sebelum datang ke gereja ia sudah bergumul hebat dalam bathinnya karena ada perasaan tidak layak. Setelah ia tiba di gereja, ia tambah bergumul sebab atmosfir penolakan dari beberapa orang jemaat yang mengetahui profesinya di lingkungan sekitar, sebagai…..seorang pelacur.
Pada peristiwa lain seorang siswa sekolah yang telah lahir baru & tidak diizinkan beribadah karena orangtuanya berbeda keyakinan. Jadi setiap minggu ia izin berolahraga namun setelah pergi lari pagi, ia pasti menyempatkan diri datang ke gereja untuk ikut beribadah. Dengan tubuh yang berpeluh dibalut t-shirt, celana training dan sepatu kets, ia ikut beribadah sebab ia sangat merindukan Kristus yang telah menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Pandangan sinis beberapa jemaat yang penuh tanya memandangi anak muda ini. Seorang anak muda yang rela berbuat apa saja asalkan ia dapat bertemu dengan Tuhan Yesus. Ia mengalami penolakan karena mengenakan pakaian olahraga, yang tidak pantas menurut beberapa orang tanpa mau tahu latar belakang penyebabnya.
Ada istilah dalam bahasa Inggris, “Don’t judge a book by the cover” atau jangan menilai sebuah buku dari sampul luarnya. Dalam Alkitab, Tuhan berbicara pada Nabi Samuel, ”manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1 Sam 16:7b).
Manusia lebih mudah menilai seseorang dari status, pekerjaan, penampilan dan hal-hal lahiriah lainnya. Banyak orang terganggu bila datang seseorang dengan penampilan yang “berbeda” dan berharap orang itu minggu depan tidak pernah muncul lagi. Gereja yang seharusnya merefleksikan kasih Yesus pada dunia, kini lebih menyerupai klub eksklusif yang memberi persyaratan berat bagi mereka yang hendak bergabung di dalamnya.
Saya bersyukur bahwa meskipun kita ditolak oleh manusia karena status, pekerjaan, pakaian atau hal lainnya. Namun Tuhan menyambut kita apa adanya, siapapun diri kita…Ia mengasihi kita tanpa syarat…Kasih AGAPE. Saatnya kita berubah untuk memiliki dan meneladani kasih Kristus. Menyambut semua orang yang merindukan Tuhan dan menyalurkan kasihNya pada mereka yang tertolak dan hidup dalam dosa.
Kita semua tadinya tidak layak dihadapan Tuhan namun karena kasihNyalah kita telah dilayakkan dan diterima. Sudah sepantasnya kita juga menerima mereka yang hendak datang pada Tuhan siapapun dia, apapun kondisinya. Mari kita sambut kedatangan mereka sebagaimana Kristus membuka tanganNya untuk mencurahkan kasih dan penerimaan bagi mereka yang tersesat dan terhilang.
MENCINTAI PERKARA YANG DI ATAS
MENCINTAI PERKARA YANG DI ATAS
Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Mazmur 73:25b
Suatu kali saya melayani pada sebuah gereja, di ujung utara kota Surabaya. Saat pagi hari saya membantu keluarga pendeta setempat mencuci piring dan gelas sehabis sarapan. Tempat mencuci piring dan gelas kotor itu terletak di bawah sebuah pohon mangga yang besar yang sangat rindang. Di dekat situ pun saya melihat ada kandang ayam namun lucunya saya tidak melihat seekorpun di dalam kandang selain induk ayam yang sedang mengerami telur-telurnya. Ibu pendeta, tiba-tiba memperingatkan saya untuk berhati-hati bila mencuci di situ tanpa memberi penjelasan mengapa.
Di tengah asyik mencuci piring dan gelas kotor, tiba-tiba ada kotoran ayam jatuh dari atas. Saya sangat terkejut. Saat saya mendongak ke atas dan memperhatikan dengan seksama ternyata banyak sekali ayam yang bertengger di atas pohon mangga tersebut. Pada awalnya saya jengkel terhadap ayam-ayam itu. Tanpa perasaan bersalah ayam itu bertengger sambil tidur pada dahan-dahan pohon itu. Rupanya udara di atas sana dingin dan mereka sangat menikmati hingga setelah makan mereka lebih suka naik ke atas pohon daripada tinggal dalam kandang yang telah dibuat oleh Pak Pendeta.
Dari perasaan jengkel, tiba-tiba hati saya belajar sesuatu. Tuhan memberikan hikmat bila saya menujukan pandangan hanya pada perkara-perkara di atas, yaitu padaNya. Maka bukan saja saya akan menikmati janji-janji Tuhan namun akan mengalami keintiman denganNya yang selama ini belum pernah dialami. Saya tidak akan mudah tertarik pada perkara-perkara yang di bawah atau perkara dunia. Saat hati saya dimiliki oleh Kristus, segala keinginan dunia akan mati digantikan rasa haus dan lapar akan Tuhan. Keinginan yang tadinya hanya untuk menyenangkan kedagingan semata berganti pada keinginan untuk menyenangkan Tuhan dan berada dekat denganNya saja.
Biarlah di hari yang baru ini, kita mau menujukan pandangan kita hanya padaNya, mendedikasikan hidup kita di hari yang baru padaNya. Saat kita berdekatan dengan Dia kita tidak akan mudah untuk jatuh cinta pada godaan dosa dan kedagingan kita, sebab Tuhan akan menjadi pribadi yang nyata bagi kita. Kita bukan hanya tahu tentang Tuhan kita tetapi mengenal Dia secara pribadi. Tuhan yang dahulu jauh menjadi sangat dekat dan akrab. Hingga kita kehilangan selera untuk keinginan duniawi dan dosa. Digantikan hasrat yang berkobar untuk dekat dengan Tuhan dan ingin selalu menyenangkan Dia dalam segala langkah kehidupannya. Apa yang dahulu kita anggap kesenangan menjadi sampah saat kita dekat dengan Tuhan Yesus, sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasul Paulus.
Mari kita mulai membangun hubungan dengan Tuhan melalui doa dan perenungan Firman Tuhan, hingga kita dapat menjadi semakin mengenal pribadiNya. Kita makin jatuh cinta padaNya, hingga tidak ada apapun di muka bumi ini yang kita kehendaki selain Yesus.
KASIH YANG NYATA
KASIH YANG NYATA
Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu dan memuliakan Bapa. (Matius 5:16)
Suatu hari terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Seorang pengemudi sepeda motor tertabrak mobil yang keluar dari tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan. Banyak orang yang berkerumun menyaksikan bahkan kendaraan bermotor yang berhenti untuk melihat. Banyak orang bertanya apa yang terjadi namun hanya menjadi penonton saja. Hanya ada beberapa orang saja yang segera bertindak menolong pengendara sepeda motor itu dan membawanya ke rumah sakit. Ada pula yang segera bertindak dengan melapor pada polisi terdekat.
Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, Tuhan menghendaki agar kita pun tanggap akan FirmanNya. Menjadi pelaku Firman Tuhan dalam keseharian kita. Dunia ini penuh dengan “pengamat” dan “komentator”, tapi sangat sedikit yang menjadi “pelaku kebenaran”. Kita sebagai orang percaya dipanggil untuk menjadi terang dan garam dunia. Ada sebuah tugas dari Tuhan bagi kita semua sebagai orang percaya. Sudahkah kita bersinar dan menggarami dunia yang mulai membusuk akibat dosa? Dunia ini butuh teladan.
Mempelajari Alkitab itu perlu dan penting namun bila kita tidak pernah menerapkannya dalam hidup, semua akan menjadi sia-sia. Tuhan tidak mencari mereka yang memiliki kepala besar (big head) sebab banyak pengetahuannya tetapi mereka yang memiliki hati besar (big heart). Untuk apa kita tahu banyak tetapi kita tidak memiliki kasih terhadap Tuhan dan sesama?
Biarlah di hari yang baru ini kita bertobat dan berkomitmen untuk menjadi terang dan garam Tuhan di muka bumi ini. Mari kita bersama menjadi tanganNya di muka bumi ini, menyatakan kasihNya dalam tindakan.
Doa: Tuhan tolong kami untuk menjadi pelaku Firman Tuhan sejak hari ini.
Ayat Firman Tuhan: Matius 5:13-16
KASIH DALAM TINDAKAN
KASIH DALAM TINDAKAN
Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. ( 1 Yoh 3:17-18)
Suatu kali sebuah keluarga yang kami layani mempunyai anak pertama mereka. Keluarga ini berada dalam keadaan berkekurangan, gaji sang kepala rumah tangga sebagai buruh pabrik tidak memadai. Kami sekeluarga ingin sekali membantu secara financial namun apa daya keuangan kamipun sebagai pelayan Tuhan tidak stabil. Lalu kami berdoa bagaimana caranya agar kami dapat memberkati mereka melalui cara yang lain. Sehabis berdoa Tuhan mengingatkan bahwa di dalam kardus masih ada banyak pakaian bayi milik putra kami yang sudah tidak kami gunakan, perlengkapan bayi dan buku mengenai cara membesarkan balita. Akhirnya kami keluarkan semua barang-barang itu, membersihkan dan membungkusnya dengan rapih. Kami merasa sungkan sebab tidak dapat memberikan hadiah baru. Namun saat mereka membukanya, dan bagaimana raut wajah mereka berubah gembira. Si istri meneteskan air mata saat melihat barang-barang tersebut. Sebab apa yang ia minta pada Tuhan terpenuhi. Sebagai keluarga muda yang merantau jauh dari keluarga besar mereka yang berada di luar pulau, mereka merasakan sentuhan kasih melalui kami sebagai keluarga mereka di dalam Kristus.
Di lain waktu saya mengunjungi sebuah panti werda, dan lalu berbicara dengan seorang oma yang sudah cukup tua. Saat saya menghampiri dan berbicara dengannya, air mata mulai membasahi pipinya yang sudah keriput. Ia bercerita tentang anak-anak dan cucunya yang sudah dua tahun tidak pernah menengoknya di panti itu. Hingga ketika saya menghampirinya, mendengar kisah perjalanan hidupnya, ia merasakan bahwa masih ada ternyata di dunia ini seseorang yang mau perduli pada seorang oma.
Kasih bila hanya kita gembar gemborkan melalui perkataan tanpa perbuatan maka kita seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Kita tidak perlu menjadi konglomerat terlebih dulu, baru kita memberi pada saudara kita yang membutuhkan. Mulailah belajar memberi dan menolong dengan apa yang kita miliki. Kita dapat memberikan senyuman, pelukan, sapaan, kata-kata motivasi, mengunjungi dan memperhatikan seseorang bila kita memang tidak memiliki harta untuk kita bagikan.
Mari mulai hari ini kita mulai menyatakan kasih kita melalui tindakan-tindakan bagi orang lain. Hingga mereka mempermuliakan nama Tuhan Yesus sebab mereka melihat kasihNya mengalir melalui hidup kita.
GUNAKAN APA YANG ADA PADAMU
GUNAKAN APA YANG ADA PADAMU
“Disini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan, tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Yohanes 6:9
Suatu hari kami berjalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan dan kami melintasi sebuah pet shop. Putra kami sangat gembira melihat binatang-binatang koleksi yang diperjual belikan di toko tersebut. Ia berlarian ke sana ke mari, melihat beragam anjing, kucing, ikan, kura-kura, burung, hamster, kelinci, iguana bahkan ular. Lalu ia memohon pada kami untuk membelikan salah satu hewan tersebut. Ia ingin sekali memiliki seekor anjing peliharaan namun sayang sekali rumah kami tidak memiliki halaman, selain harga anjing itu pun selangit adanya.
Saya coba memberikan penjelasan pada putra kami mengenai hal tersebut, dengan jujur kami menjelaskan bahwa papa dan mama tidak memiliki biaya untuk membeli dan merawat anjing tersebut. Dan juga kami tidak memiliki halaman bila ingin membeli seekor anjing. Pada mulanya ia nampak sedih, namun setelah beberapa hari kemudian. Wajahnya nampak ceria, ia datang dan berkata pada kami,” Papa…Mama, sekarang saya sudah punya binatang peliharaan.” Kami terkejut sebab berapa lagi pengeluaran yang dibutuhkan. Lalu ia menunjukkan semut-semut besar yang telah ditangkap. Ia pun telah membuat kurungan dari gelas air mineral sebagai tempat untuk memelihara semut tersebut. Kini ia mempunyai binatang peliharaannya sendiri dan ia bangga akan hal tersebut.
Dalam hidup kita sebagai orang percaya kadang kita ingin melakukan perkara-perkara yang besar bagi Tuhan. Namun lalu kita mulai berpikir tetapi saya ini bukan Billy Graham, saya bukan Benny Hinn, saya bukan salah satu “Raksasa Rohani” yang dapat berkhotbah dengan baik dan memiliki kharisma yang dasyat atau seorang pemimpin pujian dengan suara yang merdu dan diurapi, seperti Don Moen atau Ron Kennoly.
Kita fokus pada kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri kita, padahal bila kita jeli. Ada begitu banyak hal yang positif dalam diri kita. Kita mungkin tidak memiliki kharisma sebagai penghotbah besar atau suara merdu yang sanggup untuk membuat bulu kuduk merinding. Tapi kita dapat memberikan sapaan yang hangat, senyuman, menolong sesama kita, mengunjungi sahabat yang dalam keadaan sakit atau berduka, menjadi pendengar bagi teman yang butuh teman curhat, mendoakan teman yang sedang putus asa, dan masih banyak hal lagi. Sesuatu yang nampaknya kecil tetapi dapat membawa dampak yang besar bagi orang yang tepat.
Jangan sampai kita pernah berkecil hati, gunakan apa yang ada padamu untuk mempermuliakan Tuhan sebab Ia sanggup membuat sesuatu yang nampaknya tidak signifikan menjadi sesuatu yang berdampak besar.
DUNIA LAIN
DUNIA LAIN (HALLOWEEN & ASTROLOGI)
Halloween sejak beberapa tahun ini telah menjadi acara yang dinanti-nanti dan diminati oleh kawula muda kota-kota besar. Banyak sekali yang menganggap tidak apa-apa mengikuti acara ini hanya untuk sekedar “fun” saja namun sebenarnya ada yang lebih dalam lagi mengenai Helloween bukan hanya sekedar menonton film horror, berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain untuk mendapatkan kue, permen dan coklat , berkostum ala vampire atau mummy atau penyihir dll.
Selayaknya bagi kita sebagai anak-anak Tuhan untuk tidak langsung mengikuti suatu trend tanpa mempelajari dahulu apa makna dibalik trend tsb.
Maka kita akan sama-sama belajar saat ini apakah sebenarnya Helloween itu, darimana asal-usulnya dan apakah Helloween layak diikuti oleh seorang anak Tuhan.
Halloween = upacara persembahan kepada dewa kematian
Kata Halloween sebenarnya merupakan istilah yang berasal dari kata All Hallow ‘s Eve atau All Hallow’s Day. Istilah ini muncul pada tahun 835 Masehi yang mulanya ditujukan untuk memperingati “orang-orang suci” yang jatuh pada tanggal 1 November.Dalam Ensiklopedi Britannica menyebutkan bahwa Halloween dan upacara sejenisnya telah ada sebelum kekristenan dikenal.
Dalam catatan sejarah gereja Eropa tercatat bahwa Halloween telah menjadi sebuah perayaan yang istimewa bagi nenek moyang suku Kelt (Orang Keltik).Suku ini merupakan bangsa Arya pertama yang datang dari Asia ke tanah Eropa dan menghadirkan keyakinan terhadap bermacam-macam dewa alam.
Mereka memiliki kemiripan dengan agama Hindu. Di dalam suku ini terdapat kelompok Druid, yang sama kedudukannya dengan Kasta Brahma dalam agama Hindu. Bangsa Kelt dan kelompok Druid ini hidup di Irlandia.
Suku Kelt ini memiliki tiga dewa besar, Dewa Binatang (dlm Hindu, Pasupati); Dewa Matahari (dlm Hindu, Savitri) dan Dewa Kematian (dlm Hindu Samhain).Bagi Dewa Binatang maupun Dewa Matahari digambarkan sebagai manusia bertanduk, upacara bagi keduanya diperingati pada tanggal 1 Mei. Sedangkan bagi Dewa Kematian diperingati pada tanggal 31 Oktober.
Secara khusus, sekte ini merayakan ketiga dewa itu dalam bentuk festival yang biasanya jatuh pada musim dingin dan menyertakan manusia sebagai persembahannya. Menarik untuk dicatat bahwa pelaksanaan upacara ini dilakukan di bawah naungan pohon besar (biasanya pohon oak) atau di dalam lingkaran batu-batu. Ada banyak bangunan lingkaran batu di daerah Inggris dan Eropa barat. Yang paling terkenal adalah Stonehenge di Salisbury Plain,Wiltshire,Inggris. Dan terdapat bukti-bukti nyata bahwa pengorbanan manusia umum dilakukan di tempat tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan diketemukannya 350 lebih kuburan yang berada disekitar tempat tersebut.
Dua karakteristik utama dari upacara Halloween adalah penyalaan api unggun (yang dikenal dengan bonfires) dan kepercayaan bahwa pada malam Halloween (31 Oktober) tersebut roh-roh dan hantu dari orang mati serta penyihir-penyihir bergentayangan.
Setiap 1 November, Para Druid mengadakan festival besar untuk merayakan pergantian musim serta mengucap syukur untuk hasil panen. Pengikut Druid juga percaya bahwa festival ini (31 Oktober) Dewa Kematian yang disebut Saman akan memanggil roh-roh jahat yang selama 12 bulan sebelumnya (dari tanggal 1 November tahun sebelumnya sampai 31 Oktober tahun berikutnya) dikutuk untuk mendiami tubuh binatang-binatang. Jadi sangat jelas Halloween merupakan suatu upacara keagamaan Druid. Bahkan sampai saat ini di beberapa daerah di Irlandia, setiap 31 Oktober dirayakan sebagai hari Oidhche Shamhna. Upacara Halloween ini juga mirip dengan upacara keagamaan Romawi kuno untuk menghormati Dewa Pamona yang dirayakan setiap 1 November.
Sebagai catatan, Dewa Kematian Druid dikenal dengan nama Saman, Shamhan,Samana, Shamhain, atau Samhain. Kita mengenal sosoknya sebagai Malaikat Pencabut Nyawa, budaya yang lebih modern menyebut dia, Grim Reaper atau Malaikat Maut, yang digambarkan sebagai hantu berbentuk kerangka dengan jubah dan membawa arit besar ditangannya.
1 November dikenal juga sebagai hari raya tahun baru Bangsa Kelt. Hari tersebut disebut sebagai hari kematian karena pada hari itu suhu udara turun dengan drastis, daun-daun pohon berguguran dan malam lebih panjang dari siang. Mereka percaya bahwa Dewa matahari mereka, yang bernama Muck Olla, berkurang kekuatannya dan Dewa Kematian,Saman, menjadi lebih berkuasa. Mereka percaya bahwa pada hari itu Dewa Kematian memanggil roh-roh jahat keluar dari tubuh hewan-hewan yang mereka diamiselama 12 bulan sebelumnya. Dipercayai bahwa untuk menyenangkan Saman, dan mencegah roh-roh jahat tersebut melukai orang-orang yang masih hidup, maka para pendeta Druid mengadakan upacara penyembahan berhala dimana hewan, ternak, dan bahkan manusia dikumpulkan dalam sebuah kandang dan kemudian dibakar sampai mati.
Mereka juga meyakini bahwa 31 Oktober merupakan malam tahun baru mereka, yang notabene menandai awal musim dingin.
Para penganut Druid percaya pada “malam tahun baru” ini, mereka yang terdiri atas hantu, roh jahat, para tukang sihir, Gobins atau roh pengacau serupa manusia buruk rupa, kucing hitam, peri-peri dan segala makhluk yang mengerikan akan berkeliaran malam itu untuk menghormati Dewa Kematian.
Suku Kelt ini percaya bahwa pada malam itu “semua hukum ruang dan waktu dihentikan selama satu hari, sehingga memungkinkan dunia roh berbaur dengan dunia manusia yang masih hidup”. Menurut keyakinan kepercayaan mereka ini, pada suatu hari roh-roh gentayangan dari semua manusia yang telah mati sepanjang tahun akan kembali mencari tubuh manusia untuk disusupi. Mereka meyakini bahwa hal ini merupakan satu-satunya cara untuk menjalani hidup sesudah kematian.
Mereka yang mempercayai hal tersebut, dan tidak ingin disusupi atau dirasuki roh jahat, pada malam 31 Oktober para penduduk setempat memadamkan api di rumah mereka, dengan harapan badan mereka menjadi dingin dan tidak diinginkan oleh para roh jahat tersebut. Kemudian mereka akan berpakaian ala hantu dan berpawai dengan gaduhnya di sekitar tempat tinggal mereka seramai mungkin untuk menakut-nakuti roh-roh jahat yang mencari tubuh-tubuh untuk dirasuki. Sekelompok kecil orang Druid mengenakan kostum, berjalan dari rumah ke rumah menyatakan permintaan mereka dengan ancaman yang menakutkan. Dan menaruhkan benda-benda berupa lentera dari labu yang diukir seperti wajah orang yang sedang menyeringai dan diberi lilin di dalamnya.Terkadang lilin itu terbuat dari lemak manusia dan pintu-pintu ditetesi darah manusia.Orang-orang yang berjalan ini meminta uang yang tak lain sebagai persembahan untuk setan.
ASTROLOGI, APAKAH ITU?
Astrologi merupakan ilmu yang mempelajari pergerakan benda-benda langit seperti matahari, bulan, planet-planet dan bintang-bintang, yang dipercaya membawa pengaruh kepada kehidupan seseorang, dan berhubungan dengan kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan orang itu. Astrologi mencoba mengungkapkan peristiwa apa yang telah dialami seseorang dan meramalkan masa depan orang itu dengan cara meneliti letak dan gerakan relatif benda-benda di langit. Astrologi bukan saja meramalkan masa depan seseorang tetapi juga meramalkan karakter atau keberuntungan orang itu.
Ilmu astrologi tidak didasarkan pada prinsip-prinsip ilmu pengetahuan (scientis), pada prakteknya astrologi memakai ilmu pengetahuan sejati astronomi untuk memperlajari benda-benda langit. Para ahli astrologi menganggap langit sebagai sebuah lingkaran besar yang disebut zodiak dan terbagi menjadi duabelas bagian yang sama besar.
Duabelas lambang zodiak yang banyak dikenal orang itu adalah: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces. Di samping itu astrologi juga mengenal 7 lambang untuk benda langit, yaitu Saturnus, Yupiter, Mars, Matahari, Venus, Merkurius, dan Bulan. Gambar peta langit merupakan salah satu diagram astrologi yang berbentuk lingkaran dan terbagi dalam 12 sektor sesuai dengan zodiak. Dalam tiap sektor tercantum berbagai kondisi kehidupan; seperti: harapan dan persahabatan, kemitraan, kematian dan warisan, persaudaraan, layanan dan kesehatan, pengetahuan dan keuangan, dsb. Diagram tsb digunakan untuk mengemukakan suatu horoskop.
Astrologi berasal dari Mesopotamia daratan di antara Sungai Tigris dan Eufrat, daerah asal orang Babel kuno(kini Irak Tenggara). Astrologi berkembang sejak zaman pemerintahan Babel kuno, kira-kira tahun 2000 S.M. Waktu itu para ahli astrologi hanya mengenal 5 planet, yaitu Yupiter, Mars, Merkurius, dan Venus. Ramalan zodiak merupakan bukti perkembangan ilmu ini.Asalnya Zodiak dikembangkan di Mesir, kemudian 1000 S.M. diambil alih oleh orang Babel.
Charles Strhumer, seorang ahli astrologi yang telah bertobat menyatakan,” Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa ketika mereka berpaling kepada astrologi, mereka sebenarnya berpaling meminta nasihat dari dewa-dewa zaman dulu yang dipuja dalam agama yang bersifat politheisme.”
Astrologi nampaknya ilmiah, buku astrologi banyak berbicara tentang pengaruh planet-planet dan bintang-bintang dalam kehidupan umat manusia. Namun apabila kita membaca teksnya secara mendalam, kita akan menyadari bahwa kita bukan sedang menafsirkan planet-planet, melainkan menafsirkan dewa-dewa yang diberi nama sesuai dengan nama-nama planet.Dikatakan bahwa planet Saturnus dapat mempengaruhi orang-orang berbuat jahat dan menimbulkan hal yang menegangkan.Namun sifat-sifat itu bukan milik suatu planet namun Dewa Saturnus dari mitologi Romawi Kuno yang digambarkaan sebagai kekuatan pada zaman purba yang menakutkan dan jahat.
Astrologi bukanlah astronomi, astrologi mempergunakan ilmu astronomi dan menggabungkannya dengan mitologi Yunani dan Romawi kuno.Sistemnya bukanlah berdasarkan pada sifat-sifat fisik dari planet-planet itu tetapi pada perbedaan-perbedaan, sifat-sifat dan batas-batas yang sangat buruk dari setiap dewa dalam lingkungan politheisme astrologi.
BAGAIMANA KITA MENYIKAPINYA?
Untuk dapat menyikapi segala sesuatu yang terjadi maka kita gunakan standar yang tak pernah salah yaitu Alkitab. Rasul Petrus berkata,”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaumaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”(1 Petrus 5:8). Rasul Paulus berkata pada jemaat di Tesalonika,”Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”(1 Tesalonika 5:21)
Di dalam Perjanjian Lama, kitab Ulangan 12:29-32 , “ Apabila Tuhan,Allahmu, telah melenyapkan dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya, maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan,Allahmu; sebab segala sesuatu yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenciNya, itulah yang dilakukan mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka. Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.”
Referensi baca juga Ulangan 13:1-18.
Langganan:
Postingan (Atom)