Senin, 07 Januari 2008

Big Fans



BIG FANS
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintahNya. Mazmur 112:1
Memiliki idola merupakan suatu hal yang wajar. Saat saya masih kanak-kanak, super hero seperti Batman menjadi idola saya. Suatu kali ketika pergi berjalan-jalan dengan mama di sebuah pusat pertokoan, mata saya melihat kostum Batman yang dijual pada salah satu toko pakaian anak. Seketika itu saya merengek, merajuk bahkan menangis meminta pada mama untuk dibelikan kostum tersebut. Seolah-olah saya akan mati kalau tidak dibelikan kostum itu. Akhirnya mama tersentuh dan membelikan kostum Batman itu. Hati saya berbunga-bunga dan melonjak-lonjak jantung ini. Sangat gembira dan sudah tidak sabar untuk segera pulang, mengenakan kostum baru itu dan membayangkan diri menjadi super hero pembasmi kejahatan. Saya mulai membayangkan bagaimana cara Batman berjalan, berbicara, mengendarai kendaraan dan menangkap penjahat tentunya. Batman menjadi segalanya, semua poster, tshirt, mug dan stiker mengenai Batman pun saya koleksi. Pendeknya saat kecil dulu saya ingin menjadi Batman si pembasmi kejahatan dan pembela yang lemah.
Setelah kita lahir baru dan menjadikan Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Sudahkah kita menjadikan Ia sebagai idola kita? Atau kita hanya tahu tentang Dia tanpa pernah memiliki hubungan pribadi? Kita hanya tahu dari kata pendeta atau orang lain.
Ketika kita bergaul dengan teman-teman, kira-kira bagaimana penilaian mereka tentang kita? Apakah mereka dapat melihat pribadi Yesus dalam hidup kita, sebagai anak-anakNya? Bila kita mengatakan bahwa diri kita anak-anak Tuhan dan menjadikan Yesus Kristus sebagai teladan atau idola hidup kita maka apa yang Ia katakan akan kita katakan, apa yang Ia ajarkan akan juga kita ajarkan, apa yang Ia perbuat akan juga kita perbuat.
Saatnya bagi kita semua untuk kembali melakukan instropeksi diri, sudahkah kita berpikir seperti Kristus? Sudahkah hidup kita mencerminkan pribadiNya? Sudahkah kita menjadi saluran berkatNya bagi orang lain baik melalui perkataan maupun perbuatan?
Agar orang di luar sana dapat melihat Kristus maka kita semua perlu untuk mengikuti teladan hidupNya. Hingga “terang” itu dapat dilihat dan “garam” itu dapat dirasakan asin oleh banyak orang. Tanpa perubahan dalam hidup untuk menjadi segambar dengan Kristus maka kesaksian kita menjadi mati.
Kita dapat mengawalinya dengan membangun disiplin diri dalam hal doa pribadi setiap hari. Membiasakan diri untuk membaca Alkitab, merenungkan Firman Tuhan Yang Hidup, mengaplikasikan setiap kebenaran dalam kehidupan sehari-hari dan menjaga pikiran kita. Mengapa perlu menjaga pikiran atau hati? Sebab disitulah awal pertempuran rohani kita dengan diri sendiri, kedagingan dan Iblis. Kita harus menjaga pikiran atau hati dengan memenuhinya dengan kebenaran.
Biarlah mulai hari ini kita menjadikan Yesus sebagai idola atau teladan dan perintah Tuhan menjadi kesukaan kita

Tidak ada komentar: