Senin, 14 Januari 2008

KASIH DALAM TINDAKAN



KASIH DALAM TINDAKAN
Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. ( 1 Yoh 3:17-18)
Suatu kali sebuah keluarga yang kami layani mempunyai anak pertama mereka. Keluarga ini berada dalam keadaan berkekurangan, gaji sang kepala rumah tangga sebagai buruh pabrik tidak memadai. Kami sekeluarga ingin sekali membantu secara financial namun apa daya keuangan kamipun sebagai pelayan Tuhan tidak stabil. Lalu kami berdoa bagaimana caranya agar kami dapat memberkati mereka melalui cara yang lain. Sehabis berdoa Tuhan mengingatkan bahwa di dalam kardus masih ada banyak pakaian bayi milik putra kami yang sudah tidak kami gunakan, perlengkapan bayi dan buku mengenai cara membesarkan balita. Akhirnya kami keluarkan semua barang-barang itu, membersihkan dan membungkusnya dengan rapih. Kami merasa sungkan sebab tidak dapat memberikan hadiah baru. Namun saat mereka membukanya, dan bagaimana raut wajah mereka berubah gembira. Si istri meneteskan air mata saat melihat barang-barang tersebut. Sebab apa yang ia minta pada Tuhan terpenuhi. Sebagai keluarga muda yang merantau jauh dari keluarga besar mereka yang berada di luar pulau, mereka merasakan sentuhan kasih melalui kami sebagai keluarga mereka di dalam Kristus.
Di lain waktu saya mengunjungi sebuah panti werda, dan lalu berbicara dengan seorang oma yang sudah cukup tua. Saat saya menghampiri dan berbicara dengannya, air mata mulai membasahi pipinya yang sudah keriput. Ia bercerita tentang anak-anak dan cucunya yang sudah dua tahun tidak pernah menengoknya di panti itu. Hingga ketika saya menghampirinya, mendengar kisah perjalanan hidupnya, ia merasakan bahwa masih ada ternyata di dunia ini seseorang yang mau perduli pada seorang oma.
Kasih bila hanya kita gembar gemborkan melalui perkataan tanpa perbuatan maka kita seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Kita tidak perlu menjadi konglomerat terlebih dulu, baru kita memberi pada saudara kita yang membutuhkan. Mulailah belajar memberi dan menolong dengan apa yang kita miliki. Kita dapat memberikan senyuman, pelukan, sapaan, kata-kata motivasi, mengunjungi dan memperhatikan seseorang bila kita memang tidak memiliki harta untuk kita bagikan.
Mari mulai hari ini kita mulai menyatakan kasih kita melalui tindakan-tindakan bagi orang lain. Hingga mereka mempermuliakan nama Tuhan Yesus sebab mereka melihat kasihNya mengalir melalui hidup kita.

Tidak ada komentar: