Senin, 07 Januari 2008

BELAJAR DARI SELOKAN



BELAJAR DARI SELOKAN
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Amsal 4:23
Melihat saluran air di depan rumah merupakan hal yang biasa. Setiap hari keluar masuk, pasti saya akan melaluinya. Sampai suatu hari saat terjadi kasus demam berdarah di lingkungan kami tinggal. Sebagaimana kita tahu bahwa nyamuk bersarang di air yang menggenang. Saat berdoa pagi hari, saya segera tersadar bahwa air di selokan kami tidak pernah mengalir alias buntu. Saat hujan sangat mudah jalanan di depan rumah kita kebanjiran dan juga menjadi sarang nyamuk.
Hampir tidak pernah saya perduli perihal selokan di depan rumah namun saya sadar kini bahaya demam berdarah dapat berdampak buruk bagi kami sekeluarga. Jadi saat itu saya mulai mengambil cangkul dan sekop untuk mulai membersihkan selokan di depan rumah.
Saat saya mulai membersihkkan selokan itu menggunakan cangkul, saya menyadari betapa bau udara selokan itu. Saya juga melihat banyak nyamuk yang sedang bersarang disitu beterbangan, daun-daunan yang membusuk, sampah-sampah dan lumpur yang mengendap membuat air di selokan tersebut tidak mengalir.
Sejak hari itu seminggu sekali saya membersihkan selokan air di depan rumah, hingga tidak berbau lagi dan juga air pada selokan itu mengalir. Saya pastikan tidak ada lagi endapan lumpur, sampah, daun-daunan dan nyamuk bersarang di sana.
Dalam kehidupan kita mengiring Kristus pun sering kali, kita ditimpa kemalangan dan kegagalan atau hidup kita tidak menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekeliling kita. Kita lebih menyerupai monster daripada malaikat bagi mereka. Keinginan dapat menjadi berkat namun kutuk yang keluar dari diri kita. Mengapa hal itu dapat terjadi? Acap kali kita gagal menyenangkan Tuhan akibat kelalaian kita menjaga hati. Hati kita dipenuhi informasi dan nilai-nilai dunia bahkan memelihara dosa dalam hidup yang kita jalani ini. Hati kita lebih condong untuk mengikuti keinginan daging, kita lebih menyukai hal-hal duniawi. Hati kita dipenuhi hawa nafsu, iri hari, kebencian, balas dendam, gossip, fitnah dan hal-hal yang tidak sepatutnya ada dalam hati seorang anak Tuhan.
Kita tidak mendisiplin diri kita untuk tiap hari datang kepada Tuhan, memeriksa kondisi hati kita. Apakah selaras dengan Firman Tuhan atau tidak. Alkitab atau Firman Tuhan adalah tolok ukur kesehatan rohani kita. Bila kita ingin menjadi individu atau keluarga yang sukses dan menjadi berkat, kita perlu untuk setiap hari datang merendahkan diri dihadapanNya, membersihkan diri dari pola pikir yang salah dan melepaskan diri dari dosa yang telah lama membelenggu.
Mulai hari ini, mari kita berkomitmen untuk setiap hari datang padaNya. Minta agar Roh Kudus menunjukkan sisi kehidupan kita yang masih belum benar di mata Tuhan. Hingga kita dapat diubahkan oleh RohNya menjadi segambar dan serupa dengan Kristus hari lepas hari. Saat kita mulai diubahkan Tuhan maka orang-orang disekitar kita pun akan merasakan perbedaan yang terjadi. Hidup anda akan jadi berkat dan bukan kutuk lagi.

Tidak ada komentar: