Senin, 12 April 2010

JOROK


JOROK

Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali ke kubangannya (2 Petrus 2:22)

Suatu hari kami melakukan kunjungan pastoral ke rumah jemaat mengunjungi seorang ibu muda. Saat kami tengah berbincang-bincang, ternyata bayinya menangis akibat buang air kecil. Ia nampak acuh saja dan terus berbincang dengan kami, hingga kusela pembicaraan kami.
“Maaf bu, putranya menangis sebaiknya popoknya diganti dulu.”
“Ah, engga apa-apa,Pak, nanti juga kering lagi.” Istriku pun berbicara, “Jangan dibiarkan bayinya mengenakan popok basah nanti masuk angin.”
Akhirnya ibu muda itu pun mengganti popok bayinya, lalu popok kotor itu pun ia gantung di tali jemuran dan bukannya ia taruh di tempat pakaian kotor.
Sekali lagi kami terkejut dan bertanya,”Lho Bu, popok itu khan kotor mengapa hanya dijemur?”
“Oh..cape BU, kalau harus mencuci popok terus, jadi kalau hanya pipis sih saya jemur saja, baru kalau buang air besar saya cuci….”
Sepulang dari kunjungan ke rumah jemaat itu, sepanjang jalan kumerenung. “Kok, bisa ya, ibu tersebut mengabaikan dan meremehkan kesehatan bayinya?”
Roh Kudus tiba-tiba mengingatkan bagaimana kita selaku anak-anak Tuhan seringkali bersikap seperti ibu muda itu. Seringkali kita sudah tahu bahwa hal itu merupakan dosa dan saat melanggar firman Tuhan, otomatis hati Bapa di surga terluka. Tetapi kita berkompromi dengan dosa kesayangan kita, kita berpikir dapat luput dari hukuman Tuhan.
Tuhan pengasih dan penyayang, Ia mengampuni segala dosa kita. Ia menghendaki kita bertobat dan menjadi ciptaan baru, bukannya bermain-main dengan dosa dan hidup dalam kedagingan.

Doa: Tuhan, ampunilah diriku yang sering bermain-main dengan dosa dan telah menyakiti hatiMU. Amien.

Firman Tuhan: 1 Petrus 13-19

Tidak ada komentar: