Hidup ini penuh warna, Tuhan yang mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita agar kita makin bertumbuh di dalam Dia. Hargailah setiap waktu dan kejadian yang terjadi atasmu
Rabu, 21 April 2010
MASIH ADAKAH JALAN YANG AMAN?
MASIH ADAKAH JALAN YANG AMAN?
“Di jalan kebenaran terdapat hidup, tetapi jalan kemurtadan menuju maut.”(Amsal 12:28)
Sepulang mengantar anakku sekolah, aku berjalan menyusuri trotoar jalan sambil mengambil foto rumah-rumah tua yang telah dibangun sejak zaman penjajahan Belanda dulu. Saat aku tengah asyik mengambil gambar tiba-tiba, aku mendengar suara klakson sepeda motor dari arah sampingku. Lalu pengemudi sepeda motor itu mengeluarkan sumpah serapah,”Lihat jalan dong!!!” Aku terkejut dan bertanya-tanya,”Apakah saking asyiknya mengambil foto, aku sudah melampaui trotoar jalan?” Ternyata aku masih tetap berdiri di trotoar, hanya karena jalan cukup padat pagi itu maka banyak pengemudi sepeda motor yang terburu-buru dan naik ke trotoar jalan, yang sebenarnya diperuntukkan bagi para pejalan kaki.
Dalam kehidupan kerohanian pun demikian, meski kita sudah berjalan dalam kebenaran tetapi tetap saja terkadang kita akan berhadapan dengan orang yang tak takut Tuhan. Mereka mungkin mengaku dirinya anak Tuhan tetapi tingkah laku dan perkataan mereka bertolak belakang. Beberapa kali kutemukan orang pergi ke gereja dengan niat yang tidak tulus, ada contoh dimana seorang yang bermulut manis terlibat dalam pelayanan gereja bahkan dalam waktu singkat diangkat menjadi majelis sebab ia mampu mengambil hati pendeta. Dalam kurun waktu singkat ia menyatakan bahwa ia sanggup memberangkatkan jemaat yang mau sekolah atau bekerja di luar negeri. Tentu tidak dengan gratis, ia meminta dana perorang sampai mencapai puluhan juta. Setelah ada sekitar 50 orang jemaat yang tertarik dan menyetorkan uang yang diminta, orang itu pun hilang bak ditelan bumi…hilang entah kemana. Hingga kita mungkin bertanya-tanya, kita berada di gereja tetapi mengapa masih ada orang seperti itu?
Jalan Tuhan menuju hidup, bila kehidupan Kristus ada dalam kita maka kita hari lepas hari akan berubah makin mirip denganNya. Bila ada seseorang mengaku saudara seiman, mari kita lihat buah kehidupannya. Jangan kecewa dan dendam bila ada seseorang yang mengaku saudara seiman melukai kita, doakan dan berkatilah dia. Biarkan Tuhan yang bertindak untuk mengajarnya.
Doa: Tuhan, kami mengampuni mereka yang mengaku sebagai saudara seiman tetapi telah melukai kami. Dalam Nama Yesus Kristus, aku melepaskan pengampunan baginya. Amien.
Firman Tuhan: Roma 12:17-21
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar