Sabtu, 22 Oktober 2016

Mampus Syukurin



Hasil gambar untuk marah besar
Mampus Syukurin

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1 Tesalonika 5:18)

Saat menantikan kepulangan putra bungsu saya dari sekolah, saya duduk menanti di depan gereja. Datanglah pula beberapa ibu yang sama-sama menantikan putra putrinya masing-masing. Seorang ibu lalu berbicara mengenai bagaimana dia dulu sempat terbelit hutang pada beberapa lintah darat, hingga keluarganya trauma saat datang debt collector dan menyita barang-barang di rumah mereka. Anak-anak menangis tersedu-sedu dan ketakutan. Dia juga menceritakan bagaimana akhirnya mereka dapat melunasi semua hutang itu dengan susah payah. Lalu dengan nada tinggi dan wajah memerah, dia berkata,”Sekarang orang-orang yang dulu merampas hartaku, ada dua yang mati dan lima lagi jadi miskin. Mampus syukurin mereka.”
Ada seorang ibu yang lain lagi lalu bercerita pengalaman yang hampir sama dan mengatakan agar lebih baik jangan sampai kita berhutang terlebih pada lintah darat. Dia bercerita bahwa dulu ia berasal dari agama lain, ia juga mengalami tekanan dari debt collector merasa sangat putus asa dan mau bunuh diri. Hingga suatu saat akhirnya dia memutuskan menjadi seorang TKW untuk bisa melunasi hutang-hutangnya. Lalu berangkat dan bekerjalah ia di Timur Tengah. Ia bekerja dengan giatnya hingga akhirnya dia dapat membayar semua hutangnya. Sepulang ke Indonesia, bukan saja ia bebas hutang tetapi juga bertemu Tuhan yang menebus dia dari hutang dosa. Kini ia menjadi seorang percaya dan Tuhan memberikan pekerjaan baginya dalam sebuah lembaga Kristen. Dia bersyukur melalui pengalaman pahitnya, dia dapat menolong teman-temannya yang mengalami pergumulan yang sama.
Siang itu saya belajar, bahwa kedewasaan rohani dapat terjadi bila kita mau belajar menerapkan kebenaran firman TUhan yang selama ini kita dengar, baca dan pelajari. Ibu pertama sudah Kristen sejak lahir tapi tidak menerapkan kebenaran firman Tuhan untuk mengampuni dan memberkati orang yang menganiaya. Sedang ibu yang kedua, meski pun ia mengenal Tuhan baru beberapa tahun saja, ia mau menerapkan kebenaran firman Tuhan, mengampuni, memberkati dan menasehati orang lain agar tidak jatuh dalam perangkap dosa yang sama.

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal dan mengampuni orang yang menganiaya kami.

Firman Tuhan: 1 Tesalonika 5:14-22

Tidak ada komentar: