Mampus Syukurin
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah
yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1 Tesalonika 5:18)
Saat menantikan kepulangan putra bungsu
saya dari sekolah, saya duduk menanti di depan gereja. Datanglah pula beberapa
ibu yang sama-sama menantikan putra putrinya masing-masing. Seorang ibu lalu
berbicara mengenai bagaimana dia dulu sempat terbelit hutang pada beberapa
lintah darat, hingga keluarganya trauma saat datang debt collector dan menyita
barang-barang di rumah mereka. Anak-anak menangis tersedu-sedu dan ketakutan.
Dia juga menceritakan bagaimana akhirnya mereka dapat melunasi semua hutang itu
dengan susah payah. Lalu dengan nada tinggi dan wajah memerah, dia berkata,”Sekarang
orang-orang yang dulu merampas hartaku, ada dua yang mati dan lima lagi jadi
miskin. Mampus syukurin mereka.”
Ada seorang ibu yang lain lagi lalu
bercerita pengalaman yang hampir sama dan mengatakan agar lebih baik jangan
sampai kita berhutang terlebih pada lintah darat. Dia bercerita bahwa dulu ia
berasal dari agama lain, ia juga mengalami tekanan dari debt collector merasa
sangat putus asa dan mau bunuh diri. Hingga suatu saat akhirnya dia memutuskan
menjadi seorang TKW untuk bisa melunasi hutang-hutangnya. Lalu berangkat dan
bekerjalah ia di Timur Tengah. Ia bekerja dengan giatnya hingga akhirnya dia
dapat membayar semua hutangnya. Sepulang ke Indonesia, bukan saja ia bebas
hutang tetapi juga bertemu Tuhan yang menebus dia dari hutang dosa. Kini ia
menjadi seorang percaya dan Tuhan memberikan pekerjaan baginya dalam sebuah
lembaga Kristen. Dia bersyukur melalui pengalaman pahitnya, dia dapat menolong
teman-temannya yang mengalami pergumulan yang sama.
Siang itu saya belajar, bahwa kedewasaan
rohani dapat terjadi bila kita mau belajar menerapkan kebenaran firman TUhan
yang selama ini kita dengar, baca dan pelajari. Ibu pertama sudah Kristen sejak
lahir tapi tidak menerapkan kebenaran firman Tuhan untuk mengampuni dan
memberkati orang yang menganiaya. Sedang ibu yang kedua, meski pun ia mengenal
Tuhan baru beberapa tahun saja, ia mau menerapkan kebenaran firman Tuhan,
mengampuni, memberkati dan menasehati orang lain agar tidak jatuh dalam
perangkap dosa yang sama.
Doa: Tuhan, mampukan kami untuk selalu
mengucap syukur dalam segala hal dan mengampuni orang yang menganiaya kami.
Firman Tuhan: 1 Tesalonika 5:14-22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar